*Touring Bersama Keluarga (4)
*Catatan: Kundori
Setelah puas menikmati suasana pantai dan Kota Amoy. Saya, anak dan istri pulang di Ngabang untuk kembali betugas sebagai kuli tinta. Berangkat dari Kota Singkawang pukul 06.45 wib menuju Kabupaten Bengkayang. Sengaja saya pulang lewat jalan pintas yakni Bengkayang tembus Darit. Selain itu, sengaja leweat situ sambil jalan-jalan karena istri saya belum pernah keliling melalui jalur Singkawang-Bengkayang-Ngabang. kalau saya pernah sekitar tahun 2005 silam sering lewat jalan itu. Kawan-kawan saya dari Ngabang banyak kirim pesan singkat ke hanphon saja, agar hati-hati di jalan karena banyak tikungan tajam, khususnya di gunung ventereng.
Saya pikir tak heran lagi, karena sudah pernah leeat pakai motor. Kecuali istri saya malah mengatakan akan menghitung berapa jumlah tikungan sepanjang jalan tersebut. Saya langsung tertawa. Mana mampu, bukan sedikit tikungan mungkin mencapai puluhan bahkan ratusan tikungan yang mengerikan bagi yang belum pernah melintas.
Kendati jalan banyak dikungan tajam, tapi suasana alam sangat menyegarkan. Pemandangan luas ibarat di daerah Garut Jawa Barat. Dulu saya pernah ikut kunjungan dengan Komisi B DPRD Landak di Perkebunan Condong Garut Garut. Memang jika diamati sangat persis melintasi tikungan tajam menuju puncak di perbukitan. Hanya saja di Garut sepanjangan tepi jalan banyak dilihat tanaman mulai dari teh, sayur-sayuran dan lainnya. Tapi kalau jaran Singkawang-Benhkayang masih banyak lahan kosong. Memang ada tanaman sayur mayur dengan jumlah sedikit seperti tanamana kacang panjang dan terong. Sambil melihat pemandangan alam, tak terasa sampai di Bumi Sebalo julukan Bengkayang. Istirahat sebentara makan siang, kemudian saya langjutkan dan sampai di Darit juga istirahat di rumah kawan bernama Sartiman. Baru melanjutkan lagi sampai Kota Ngabang pukul 12.30 wib langsung mengetik berita. (selesai)
0 Response to 'Pulang ‘Menghitung’ Tikungan Jalan'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)