*Profesionalisme Jangan hanya di Bangku Kuliah

NGABANG. Kinerja bidan di Kabupaten Landak masih banyak yang bandel alias tidak berkontribusi dengan baik. Diharapkan profesionalisme seorang bidan jangan hanya di bangku kuliah saja, melainkan harus bisa memberikan kontribusi di masyarakat khususnya kaum perempuan.
“Hasil pengawasan kami khususnya untuk Landak masih ada bidan yang tidak berkontribusi dengan baik, seperti tidak melaksanakan tugas sesuai SK, meninggalkan tempat tugas tanpa berita, tidak mau menangani persalinan dengan berbagai alasan, datang kepolindes sebulan sekali dan tidak mau bertugas di desa,” ungkap Plt. Kepala Dinas Kesehatan Landak, Sophia Tjakre saat acara HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-58 Provinsi Kalbar yang dipusatkan di Landak, 23-24 Juli, kemarin.
Menurut Sophia, sesuai dengan tema pada HUT IBI tahun ini kontigusi bidan dalam mencapai MDG’S (milenium develupsun goal’s, maka upaya yang dilakukan salah satunya adalah, menurunkan angka kesakitan dan kemarian ibu, bayi dan balita.
“Kalau sudah berbicara menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan balita, itu tidak terlepas dari tugas seorang bidan, maka pemerintah membuat kebijakan dengan menempatkan bidan di desa,” kata Sophia.
Untuk itu, dengan adanya bidan di desa, diharapkan perempuan yang tinggal di desa tersebut dapat mengakses pengalaman tenaga kesehataan profesionalitas dengan mudah. Mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan selama hamil, melahirkan, nifas, maupun interval oleh bidan. “Sehingga pelayanan kesehatan ibu dan anak yang selama ini didominasi oleh dukun diharapkan secara perlahan dapat digantikan oleh bidan di desa,” tegas Sophia.
Tapi, dalam kenyataannya keberadaan bidan di desa tidak secara total dapat menggantikan para dukun, karena perempuan di desa memiliki pilihan penolong selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dukun dan bidan. Pemilihan dan penolong selama masa kehamilan hingga persalinan sudah proses yang sederhana. “Ada banyak fakyor yang berkonstigusi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, oleh karena itu sangatlah penting bagi bidan sebagai tenaga kesehatan untuk mengetahui padangan perempuan tentang pengapa mereka kerja memilih bidan atau dukun, mengapa mereka memilih kedua-duanya,” ungkap Sophia.
lebih lanjut dipaparkan Sophia, apabila bidan sudah mengetahui alasan apa mereka memilih atau tidak memilih bidan. Maka bidan dapat membuat strategi pendekatan yang lebih baik. “Sehingga harapan kita sebagai tenaga profesi yang di Indonesia sampai saat ini, anggotanya hanya perempuan dan paling dekat dengan perempuan mampu memberikan yang ternaik untuk kesejahteraan kaum perempuan,”tandas dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Landak Agustinus Sukiman SH dalam sambutannya mengaku hari hasil kunjungan di kecamatan-kecamatan dan desa sering menerima laporan atau keluahan dari masyarakat bahwa banyak pra bidan, baik yang ditugaskan di puskesmas dan polindes yang ada sering tidak berada di tempat tugasnya. “Padahal tenaga dan pikiran bidan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya mengingatkan cintailah tugas yang telah dibebani pada diri mereka, saya yakin bahwa untuk menjadi seorang bidan itu sudah menjadi pilihan sendiri,” tegas Sukiman (rie)
0 Response to 'Bidan Landak Masih Ada Tak Berkontribusi'
Copyright © 2009 www.harianequatorlandak.blogspot.com. All Rights Reserved. by Templates Jaring Borneo