NGABANG. Sebanyak 39 anggota Polres Landak periode kedua 2009 naik pangkat. Sebelum acara kenaikan pangkat Selasa (30/6), sebelumnya melakukan ziarah di Makam Juang Landak. Adapun 39 orang yang naik pangkat terdiri, AKP naik menjadi Kompol sebanyak satu orang yakni Dodik Akhirianto, SPd saat ini menjabat Kabag Ops Polres Landak, IPTU naik menjadi AKP satu orang yakni Laminto Kapolsek Sengah Temila. Sedangkan lainnya, pangkat Brigadir naik menjadi Bripka satu orang, Briptu naik menjadi Brigadir tiga orang dan Bripda naik Briptu 33 orang. “Jadi jumlah untuk periode kedua tahun ini anggota kita yang naik pangkat sebanyal 39 orang. Kenaikan pangkat di jajaran Polri dalam satu tahun dua kali, periode pertama 1 Januari dan kedua 1 Juli, bertepatan HUT Bhayangkara,” ungkap Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela MSi kepada Equator, Selasa (30/6).
Dia menambahkan, besok (hari ini,red) 1 Juli peringatan HUT Bhayangkara ke 63 tahun 2009, pihak Polres Landak tidak menggelar upacara melainkan acara syukuran dengan mengundang jajaran Muspida, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, purnawirawan Polri, Wara Kauri dan undangan lainnya. “Diharapkan hadir yang akan digelar di Mapolres pukul 10.00 wib,” kata dia.
Menurut Tony, dalam rangkaian HUT Bhayangkara ini, telah dirangkai sejumlah kegiatan seperti olahraga bola voli, lomba memasang dari anggota laki-laki, bakti sosial di rumah ibadah, makam Juang Landak. “Sedangkan yang di Kecematan melalui Polsek masing-masing,” kata Tony.
Tony menambahkan, dalam rangka HUT Bhayangkara ini pihaknya mengharapkan kerjasama masyarakat, baik dalam bentuk evaluasi atau menilai untuk meningkatkan kinerja Polri kedepan serta melakukan kritikan yang membangun. “Maka dengan HUT Polri agar bisa lebih dengan kultur budaya melayani dan itu memang sudah diamanahkan undang-undang, polisi sebagai pelayan masyarakat,” tegas Tony.(rie)


KABAR menggembirakan bagi masyarakat Kabupaten Landak. Karena sejak 1 Juni lalu di Kota Ngabang sudah berdiri Kantor Pegadaian, persisnya di Jalan Jembatan Baru Dusun Pulau Bendu No.01 Ngabang. Pegadaian adalah lembaga resmi pemerintah yang telah berpengalaman selama lebih 100 tahun dalam membantu kebutuhan dana masyarakat Indonesia melalui kredit gadai. “Kita baru buka 1 Juni lalu, memang kita akui nasbah masih kurang. Tapi kita berharap dengan adanya Pegadaian ini bisa membantu masyarakat sesuai jargon kita mengatasi masalah tanpa masalah,” ujar Manager Cabang Pegadaian Ngabang, Hero Kalianto, SE ditemui awak koran ini di kantornya.
Kendati dia masih bertugas sendiri di kantor yang baru itu, pihaknya berusaka melayani nasabah. Untuk sementara ini Pegadaian Cabang Ngabang hanya melayani barang kantong seperti perhasan emas. Karena kalau kendaraan, alat elektonik dan lainnya, terkendala gudang penyimpanan, tapi diharapkan akan dilihat perkembangan kedepan. “Jadi, sebagian warga kita di Ngabang ini belum ada yang paham tentang Pegadadaian, ada yang tanya apakah bisa gadai surat-surat seperti sertifikat tanah, surat kendaran. Maka kita jelaskan pegadaian hanya menerima barang bergerak, kalau tak bergerak kita tidak bisa,” terang Hero. (rie)
*Pria Usia 18 Tahun Warga Ngabang

NGABANG. Seorang pria usia 18 tahun warga di salah satu desa di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak dinyatakan positif mengndap HIV dan sekarang masih di rawat di ruang isolasi RSUD Landak. Pria tersebut masuk rumah sakit 24 Juni lalu dan dinyatakan positif HIV dari hasil Labolaturium RSUD Soedarso Pontianak.
“Kita tahu pasien yang bersangkutan mengindap positif virus HIV karena hasil dari Soedarso. Karena awalnya sudah dirawat di sana, mungkin dari pihak keluarga merasa tak sanggup pembiayaan maka dibawa pulang ke Landak,” ujar Direktur RSUD Landak, drg. Krisman,M.Kes dikonfirmasi Equator ketika akan rapat di gedung DPRD Landak, Senin (29/6) kemarin.
Pasien HIV tersebut, memang sudah sering masuk di rumah sakit, dan terakhir di Soedarso dibawa pulang pihak keluarga, karena di rumahnya kadang masih ada keluhan terhadap penyakit yang berbahaya itu, lalu di dibawa di RSUD Landak.
“Jadi untuk sementara kita rawat di ruang isolasi, pihak rumah sakit juga akan kerjasama dengan Dinas Kehehatan dan instansi terkait untuk menangani pasien ini, pastinya masalah pembiyaan dan memang sudah menggunakan pelayanan Jamkesmasm,” terang Krisman.
Dari hasil pemeriksaan, pasien tersebut memang mengalami keluahn sakit kepala pusing, demam sudah lima bulan, nafsu makan menurun, berat badan menurun dan badan melemah. “Kondisi badannya menurun bagian pipinya sudah tak ada dagingnya lagi, dan jika dilihat dari kondisi bahan memang sudah mengarah ke AIDS,” kata Krisman.
Untuk sementara ini, pihak rumah sakit akan terus berusaha menjaga ruang isolasi agar tidak terkompinasi dengan pasien lain. Sehingga memang harus dilakukan perawatan khusus. “Kita dari pihak rumah sakit tentu untuk melayani semua pasien dan tidak ada diskriminasi,” kata Krisman.
RSUD Landak sendiri terus berbenah, bahkan jika dilihat saat ini berdasatkan survei di Kabupaten Landak hingga saat ini sudah ditemukan 18 kasus HIV/AIDS. Dan ini memang ibatat gunung es, jika dihitung sampai puncaknya mungkin lebih satu satu. Maka dari itu, semua instansi terkait sudah koordinasi untuk penanganan secara terpadu terhadap penjegahan penyakit yang tidak ada obatnya ini.
“Kita juga mengupayakan untuk sistem perpindungan bagi tenaga kesehatan yang merawat pasien dengan merencakan sesuai dengan standar dalam penangaan kasus khusus seperti HIV ini,” tandas Krisman. (rie)

*Lokasi MTQ di Landak Sedikit Beda


NGABANG. Dipastikan nuansa pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXIII Provinsi Kalbar di Landak yang akan dihelat akhir Mei 2010 nanti sedikit tampil beda. Jika pada MTQ sebelumnya mimbar tilawah dibangun sementara, kali ini dibangun permanen, alasannya agar dana tidak mubazir dan bisa dimanfaatkan banyak kegiatan.
“Pendanaan menyusul, dan sekarang harus sudah dibangun oleh pihak pelaksana karena mengejar waktu. Karena dibangun permanen maka anggaran untuk mimbar tilawah dan sarana pendukung lainnya kurang lebih Rp.2 miliar lebih. Kalau tidak permanen Rp.400 juta dan hanya dipakai saat itu juga,” ungkap Sekda Landak Drs Ludis MSi usai rapat dengan DPRD dalam pembahasan kesepakatan pendanaan akan dianggarkan dalam APBD Perubahan atau APBD 2010 mendatang.
Menurut Ludis, mengapa harus dibangun permanen, karena usai digunakan MTQ bisa dimanfaatkan dalam kegiatan lainnya. Tapi kalau tidak permanen menelan Rp.400 juta sangat mubazir. “Karena usai MTQ dibongkar,” ujar Ludis.
Dari dana Rp. 2 miliar lebih ini, jika dilihat dari ekspos pihak konsultan selaku perencana pembangunan, dibangun dua tingkat dengan luas sekitar 90 meter persegi, sedangkan untuk sarana pendukungnya 500 meter persegi. “Nah ini dana yang dianggarkan sebesar Rp.2 miliar itu,” jelas Ludis.
Ludis menambahkan, untuk tahap pertama mengejar lokasi MTQ ini dianggarkan kurang lebih Rp.21 miliar, yakni bangun tribun stadion dan mimbar tilawah ini. Karena pembangunan stadion olahraga ini memang tetap berlanjut, dengan total Rp.95 miliar. “Nanti juga akan dibangun saran lain seperti lapangaan olahraga lain, perkampungan atlit dan lainnya,” tegas Ludis.
Untuk itu, proses pembangunan ini menurut pihak konsultan Desember atau akhir februari sudah rampung. Karena akhir Mei sudah digunakan pelaksanaan MTQ. Sesuai kontrak kerja juga Desember tahun ini sudah habis. “Paling kalau lewat tinggal finishing saja, jadi kita optimis untuk pembangunan ini rampung dengan lancar,” tukas Ludis.
Ketua LPTQ Landak, A.Muin Aliaman, S.Sos menambahkan, mimbar tilawah memang dirancang selain untuk kegiatan MTQ juga bisa diguanakn event lain, seperti Pesparawi, Gawai Adat dan lainnya. Jadi di desain sesuai kebutuhan dan jika dilihat dari gambar yang diekspos pihak konsultan, memang tidak ada mencerminkan nuansa Islam saja tapi lebih dengan nuansa lokal. “Tapi di sisi lain di dalamnya juga terdapat filosofi, dengan delapan mata angin menunjukan unsur Rahmatanlil Alamain,” ujar Muin.
Rapat antara eksekutif dan legislatif itu dipimpin langsung Ketua DPRD Minsen SH, didampingi Wakil Ketua Klemen Apui dan anggota DPRD lainnya. Tampak hadir juga Plh.Kepala Deperteman Agama (Depag) Landak, Rohadi Fauzi, S.Ag. (rie)

*Malah Dijadikan Rumah Penduduk

BANYUKE HULU. Gedung SMP PGRI Semade Kecamatan Banyuke Hulu bukan dimanfaatkan untuk sarana proses belajar mengajar. Tapi malah dijadikan tempat tinggal warga, sehingga menjadi pertanyakan besar. Apakah gedung tersebut milik pengelola atau milik sekolah. “Kita minta kepada pihak pengelola untuk menjelaskan status gedung SMP PGRI Semade kepada masyarakat, apakah gedung ini milik sekolah atau milik pribadi si pengelola itu sendiri,” ujar anggota DPRD Landak asal Banyuke Hulu, Drs. Petrus Mi’on kepada wartawan di Ngabang, baru-baru ini.
Menurut kabar yang berkembang, pihak pengelola mengatakan, SMP PGRI bukan milik sekolah, namun ini milik pribadinya. Sedangkan masyarakat Semade sudah mengetahui, kalau lokasi dan gedung sudah dibeli menggunakan dana blockgrant ,belum lagi ditambah ada sumbangan dari orang tua murid. “Karena gedung tersebut belum ada kejelasan, maka sekali lagi saya minta, dari pihak pengelola supaya menjelaskan keberadaan gedung SMP PGRI kepada masyarakat, apakah milik sekolah atau milik pribadi sipengelola,” pinta Mi’on legislator dari Partai Golkar ini.
Mion mengatakan, jika status gedung SMP PGRI ini tidak di jelaskan,bisa saja di komplin masyarakat, terutama bagi orang tua murid yang anaknya pernah sekolah di SMP PGRI itu, dan masyarakat juga pasti bertanya-tanya.
“Kenapa gedung itu tidak ada saran seperti bangku dan lainya, sedangkan bantuan dari pemerintah daerah melewati dinas pendidikan jelas ada, terutama untuk sekolah-sekolah swasta,yang menjadi pertanyaan di masyarakat sekarang,dikemanakan bantuan tersebut,” ungkap Mi’on.
Sementara, saat ini siswa belajar malah di gedung SMPN 2 Banyuke Hulu, sedangkan gedungnya malah ditempati penduduk yang tak jelas statusnya apakah di sewa atau tidak. Untuk itu, Mion meminta kepada pengelola SMP PGRI Semade, untuk dapat mengfungsikan gedung tersebut. “Walaupun tidak ada sarana bangku dan siswa belajarnya melantai, yang jelas sekolah swasta ini mempunyai gedung sendiri, dan tidak boleh lagi memakai gedung SMPN 2,” tegas Mi’on.
Terpisah, mantan Kepala Desa Padang Pio, Acen jika kepala sekolah SMPN 2 masih mau menerima SMP PGRI untuk menggunakan gedungnya tersebut, berarti ini ada indikasi kerja sama, kalau memang tidak ada kerjasama. “Saya berharap SMP PGRI itu dapat berkembang seperti sekolah-sekolah swasta yang lain jangan malah numpang, sementara sudah punya gedung sendiri,” tandas dia. (rie)

*Warga Banyak Bandel Pasang Bendera

MANDOR. Peringatan Hari Berkabung Daerah (HBD) di Makam Juang Mandor, 28 Juni kemarin tampaknya masyarakat masih kurang menyadari untuk pemasangan bendera setengah tiang. Upacara pagi kemarin, Gubernur Kalbar Cornelis langsung menjadi inspektur upacara. Hadir juga Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya, Sekda Kalbar Syakirman, sedangkan Bupati se Kalbar yang hadir hanya Bupati Landak Adrianus As dan Wakil Bupati Agustinus Sukiman, Wakil Bupati Pontianak Rubijanto. Sedangkan bupati lainnya tak hadir. “Saya sudah teken surat agar tanggal 28 Juni pasang bendera setenagh tinag, ini orang kota Pontianak malah tak menaikan, pusing aku,” ujar Cornelis usai melakukan ziarah di sejumlah makam, kemarin.
Untuk itu, tentang pemasangan bendera setengah tiang ini memang perlu dilakukan sosialisasi kepada lapisan masyarakat. Karena hingga saat ini masih ada warga yang tidak memasang. “Jadi perlu disosialisasi, kalau zaman dulu perlu disuluh lagi. Tapi sebenarnya saat ini sudah zaman teknologi dan informasi sudah global,, tapi kadang kita masih kurang pedulu,” ujar Cornelis mantan Bupati Landak ini.
*PETI harus dihentikan
Gubernur Cornelis juga meminta masyarakat menghentikan aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kalbar ini, khususnya di Mandor Kabupaten Landak. Apalagi di kawasan Makam Juang Mandor jangan sampai diganggu. Upaya penertiban selama ini sudah dilakukan oleh aparat terkait hanya memang belum direklamasikan.
“PETI sudah lama ditutup cuman belum direklamasi. Karena daerah hutan tak bisa diganggu sekitar 900 hektare. Kita minta dihentikan, kita sudah ada upaya meneribkan,” kata Cornelis.
Sedangkan lokasi eks PETI untuk diminta kepada Bupati Landak untuk melakukan upaya pengelolaan apakah ditanami pohon agar tidak lagi gersang. “Mungkin pak Bupati sudah menanam sengon yang sudah hidup,” ujarnya singkat.
Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Kalbar, Agus Aman menegaskan, untuk masalah PETI, pemerintah tetap komitmen, kepada semua yang melakukan perbuatan yang melanggar hukum akan ditindak. Tapi dalam melakukan tindakan hukum pemerintah juga akan memperhatikan atau memberikan solusi.
“Pastinya bagaimana caranya agar PETI masyarakat di lokalisir dan di akomodir dalam sebuah perizinan, misalnya melalui Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dan ini yang harus kita lakukan ke depan. Sehingga dalam penertiban tidak akan menimbulkan gejolak,” ujar Agus Aman usai upacara HBD di Mandor, kemarin.
Dia melihat, di Mandor ini hanya tinggal bekas PETI saja. Sedangkan jika dilihat se Kalbar ini tidak semua kabupaten terdapat aktivitas PETI dan hanya ada di Landak, Bengkayang, Sambas, Kabupaten Pontianak dan Ketapang. “Kalau daerah mana yang parah, saya tidak bisa bicara apakah Landak atau mana,” ujar Agus Aman.
Ia menambahkan, soal reklamasi terhadap PETI mestinya si pelaku tambang yang melakukan reklamasi atau masyatakat setempat. “Nanti akan kita coba, bekas PETI ini apakah bisa di akomodir dalam anggaran pemerintah,” tandas Agus Aman. (rie)
*Gubernur: Tak Perlu Dibentuk UPT Makam Mandor

MANDOR. Setiap menjelang peringatan upacara Hari Berkabung Daerah (HBD) di Makam Juang Mandor pihak panitia mulai dari kabupaten, kecamatan dan desa disibukan untuk ‘menyulap’ areal makam agar bersih. Ke depan diharapkan untuk pemeliharan seperti kebersihan bisa dilakukan setiap bulan atau triwulan sekali.
“Sebenarnya untuk kebersihan di makam juang agar dilakukan secara rutin jangan hanya ketika akan dilakukan ziarah saja,” ujar Camat Mandor Marius Baneng SE kepada Equator usai upacara HBD, Minggu (28/6).
Pihaknya sudah mengajukan ke dinas sosial dan kantor kebersihan Kabupaten Landak untuk pemelihara taman makam, agar mereka mengajukan ke dinas provinsi bahwa untuk pemeliharaan dan kebersihan makam juang Mandor dikembalikan di kabupaten Landak. “Apalagi kita di kabupaten sudah ada kantor kebersihan dan penataan pertamanan, jadi kantor baru itulah yang menjadi harapan kita,” kata Marius.
Sedangkan untuk pemagaran yang sudah ada saat ini, menurut Marius, itu dilaksanakan dinas provinsi, karena dananya juga dana provinsi, kabupaten tidak pernah mengalokasikan dana itu. Mudah-mudahan nanti akan dialihkan di kabupaten, karena kabupaten juga sudah ada dinas baru, yaitu dinas pemuda olah raga kebudayaan dan pariwisata sehingga dengan diberikan kewenangan kabupaten, proses pemeliharaan akan lebih efektif. “Mungkin ada pengembangan-pengembangan untuk memperkaya situs budaya kita ini, sekaligus Makam Juang Mandor ini bisa dijadikan obyek wisata sejarah dan budaya,” tegas Marius.
Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Landak, Alexsius Asnanda mengatakan, penjaga di Makam Juang Mandor ini ada dua orang yang honornya langsung dari pemerintah Provinsi Kalbar. Sedangkan untuk perawatan, memang jika dilihat dari Perda No.5 tahun 2007 tentang peristiwa Mandor sebagai HBD dan Makam Juang Mandor sebagai monumen daerah provinsi Kalbar, kedepan bisa dibentuk semacam lembaga, unit, badan atau apa namanya yang jelas dibawah naungan Pemerintah provinsi. “Sehingga pemeliharaan akan lebih efektif,” kata Alex.
Sedangkan pihak Pemkab Landak memang merasa terpanggil untuk bertanggungjawab untuk melestarikan situs sejarah ini dan menghargai pejuang kita. Maka dari itu untuk pengelolaan kebersihan akan melihat perkembangan yang akan dibuat kebijakan dari pemeintah provinsi. “Untuk kebersihan akan kita tingkatan, tidak hanya pada saat HBD kita sibuk. Mungkin nantinya bisa tiap bulan, tri wulan, untuk membersihkan, apakah itu di tebas. Kita akan koordiansi dengan pihak kantor Kebersihan Landak. Apalagi tahun ini Kota Ngabang mendapat penghargaan dibidang kebersihan,” tandas Alex.
Sementara itu, Gubernur Kalbar, Drs Cornelis MH kepada wartawan ketika disinggung masalah pembentukan SOPD baru berupa Unit Pelaksana Teknis (UPT) di Makam Juang Mandor yang diharapkan bisa lebih efektif dalam pengelolaan situs sejarah ini. Dia mengatakan tidak perlu. “Tak perlu lah UPT, nambah pegawai, tambah beban anggaran lagi, repot,” jawab Cornelis singkat. (rie)
*Wabup Buka Diklat Prajabatan Gol II

NGABANG. Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus menyadari akan peran dan fungsi sebagai unsure aparatur pemerintahan agar memberikan pelayanan kepada masyarakat yang terbaik, adil, tidak memihak serta menganut prinsip-prinsip terbuka dan bertangguntjawab. “Dalam batasan ini, maka figur PNS adalah mampu memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, mampu berperan sebagai katalisator yang dapat menetralisasikan dalam masyarakat,” kata Wakil Bupati (Wabup) Landak Agustinus Sukiman SH saat membuka Diklat Prajabatan Golongan II di BPLPP Anjungan, Rabu (24/6).
Dipaparkan Sukiman, ketika masyarakat memiliki kreativitas untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan pembangunan, maka PNS harus memposisikan diri sebagai fasilitator yang mampu membuka ruang partisipasi melalui penetapan kebijakan kondusif. “Hal inilah sesungguhnya yang menjadi hakekat dan makna keberadaan pemerintah,” kata Sukiman.
Saat ini, lanjut Sukiman, PNS sedang dipacu untuk maju dan berkembang dalam era otonomi daerah, hal tersebut menuntut adanya kesungguhan dari segenap aparatur dalam setiap satuan organisasi untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik dan penuh rasa tanggung jawab. “PNS harus mampu menampilkan performa pribadi dan kinerja yang berkualitas, karena apabila tidak mampu, maka kita akan sendirinya tertinggal dalam perkembangan kemajuan dan tuntutan perubahan zaman,” tegas Sukiman.
Untuk itu, sebagai aparatur di lingkungan Pemkab Landak, mari niatkan hati membangun Kabupaten Landak sesuai kemampuan dan profesi masing-masing. Sebagai tenaga pengajar, misalnya berikan ilmu yang dimiliki kepada anak-anak didik dengan sungguh-sungguh melalui ilmu dan teknologi yang dikuasai. Sedangkan sebagai birokrat hendaknya dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakiat dan tidak melakukan tindakan korupsi yang dapat merugikan bangsa dan negara serta mengedepankan kepentingan rakyat banyak. “Menjadi PNS bukanlah suatu paksaan, akan tetapi melamar atas kehendak sendiri melalui proses persaingan yang cukup berat,” ujar Sukiman.
Sukiman menegaskan, prajabatan merupakan suatu tahapan dalam proses menuju PNS yang harus dilalui para CPNS. Karena CPNS berarti berada pada masa percobaan dan penilaian atas integritas seorang calon itu sendrii dalam masa kurun waktu selama dua tahun sejak diangkat menjadi CPNS. “Namun, apakah seorang calon dapat menjadi PNS, sangat ditentukan oleh seorang CPNS itu sendiri,” tegas Sukiman lagi. (rie/humas
*Diimbau Pasang Bendera Setengah Tiang

MANDOR. Besok Minggu (28/6) pagi jajaran Pemerintah Provinsi Kalbar, Kabupaten se Kalbar dan masyarakat akan menggelar upacara di Makam Juang Mandor dalam rangka memperingati Hari Berkabung Daerah (HBD). Semuaj jajaran instansi baik negeri dan swasta dan masyarakat dihimbau memasang bendera merah putih setengah tiang.
Camat Mandor Marius Baneng SE mengatakan, pihaknya bersama masyarakat setempat sudah menggelar bakti sosial (baksos) di lokasi Makam Juang Mandor Jumat (26/6) kemarin. “Ini dilakukan dalam rangka menyambut HBD, dan sejak Mei lalu sudah mempersiapkan setiap Jumat diadakan baksos terutama di kantor instansi masing-masing yang ada di Mandor,” katanya.
Menurtu dia, pihak kecamatan hanya membantu panitia dari provinsi dan kabupaten di bidang kebersihan. Dengan ditetapkannya 28 Juni menjadi HBD, diharapkan masyarakat agar lebih proaktif ikut memperhatikan kegiatan tersebut. “Dapat membantu persiapan dari provinsi, contohnya masyarakat Desa Kayuara di Mandor ikut datang di lokasi makam bersama baksos,” ujar Marius.
Kepala Desa Mandor Drs.H Efendi berharap untuk menyamput HBD ini agar masyarajat khususnya di Mandor dapat menghormati para pahlawan Kalbar yang telah berjuang untuk merebut kemerdekaan RI. “Sesuai dengan surat edaran Bupati Landak, 28 Juni masyarakat harus memasang bendera merah putih setengah tiang,” ujarnya.
Adapun Surat Edaran (SE) Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot dengan No.019.1/469/Kesra-/A berisi tentang himbauan pengibaran bendera merah putih setengah tiang pada 28 Juni mendatang dalam rangka memperingati Hari Berkabung Daerah (HBD) Kalimantan Barat. SE ini didasari Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Kalbar No.5 tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor sebagai Hari Berkabung Daerah dan Makam Juang Mandor sebagai Monumen Daerah Kalbar. Maka dari itu pemasangan bendera setengah tiang ini dalam rangka menghormati dan mengenang jasa perjuangtan para tokoh dan rakyat Kalbar dari berbagai elemen masyarakat yang menjadi korban fasisme tentara Jepang di Kalbar pada tahun 1942-1945, telah ditetapkan setiap 28 Juni sebagai HBD. Maka, pada HBD tersebut wajib dilaksanakan pengibaran benedra merah putih setengah tiang selama satu hari di lingkungan instansi vertikal, pemerintah daerah, lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta, BUMN dan BUMD serta di setiap rumah tempat tinggal penduduk. Untuk itu, kepada Camat agar memerintahkan para kepala desa di lingkungan kerjanya untuk menghimbau dan mengajak masyarakiat memasanag bendera merah putih setengah tiang ini. (rie)
*Ketua KNPI Berang Dibilang Tidur

NGABANG. Ketua KNPI Landak Siyus SPd.MM berang. Dia menyayangkan pernyataan Cahyatanus SH salah satu pengurus KNPI yang mengatakan KNPI Landak tidur. Justru dibangunkan karena selama ini Organisasi Kemudaan (OKP) yang ada tak pernah bersuara. “Saya sangat menyayangkan pernyataan rekan kita Cahya Tanus di koran ini kolom tersasol yang mengatakan KNPI tidur, apalagi dia salah satu jajaran mengurus di KNPI harusnya memberikan semangat untuk KNPI ke depan,” kata Ketua KNPI Landak Siyus saat jumpa pers di salah satu cafe di Ngabang, sore kemarin.
Padahal, dia (Cahyatanus,red) bagian dari pengurus yakni wakil ketua KNPI sehingga tidak etis membuat pernyataan atau berbicara seperti itu. Justru pada saat ini rapat yang sudah dilakukan Rabu lalu, akan membangunkan seluruh jajaran pemuda atau OKP agar tidak tidur. “Karena selama ini OKP ada, tapi tak tampak seperti roh. Contoh KNPI yang akan menjelang Musda tapi tak ada asuara dari OKP. Apakah beri tangapan bagaiamana KNPI kedepan,” kata Siyus yang juga anggota DPRD Landak ini.
Dia pada prinsipnya sangat menyambut baik bagi generasi muda yang memiliki kemampuan untuk maju menjadi Ketua KNPI Landak. Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada seluruh OKP yang ada di Landak dipersilahkan maju dan bersaing sehat. Karena dalam Musda nanti akan memilih tokoh pemuda yang betul memiliki kemampuan. Baik mulai dari segi organisasi dan kemampuan yang tinggi untuk membawa KNPI ke arah yang lebih baik. “Bukan KNPI saat ini tidak baik, maksudnya lebih baik lagi. Jadi kalau ada yang menyatakan KNPI tidur, bukan tidur justru kita akan membangunkan kembali maka kita adakan rapat mengundang OKP untuk rapat agar bangun dari tidurnya. Mari kita tatap masa depan dengan karya-karya mengisi pembangunan yang lebih baik,” tegas Siyus.
Siyus menambahkan, sejak berdirinya KNPI dan selama dirinya menjabat sebagai Ketua sudah banyak memberikan sumbangsih yang dilakukan KNPI terhadap masyarakat.
Diantaranya melakukan penggalangan dana bencana Tsunami Aceh, malam dana Aceh, pemberian pakain layak pakai, membantu korban banjir berupa beras dan mie instan. “Sedangkan dibidang lain seperti olahraga, pernah digelar KNPI Cup kerja sama dengan Equator, lomba pidato kerjasama dengan radio gema suara, penyuluhan narkoba, jalan santai dan lainnya termasuk 28 Oktober setiap tahun kita laksanakan,” ungkap Siyus.
Sementara itu ketika ditanya, apakah dirinya akan ikut bertarung di bursa pemilihan ketua yang akan digelar 6 Juli mendatang. Siyus mengaku belum bisa menjawab. Alasanya KNPI adalah organisasi pengkaderan, dan memang perlu menelurkan pemipin yang berkualitas. Tentu harus regerasi, maka dalam Musda akan dilihat figur mana yang layak. “Jangan asal mau menjadi ketua tapi tak bisa berbuat banyak dan menumpang nama,” tandas Siyus. (rie)
*6 Juli Akan Digelar Musda

NGABANG. Tak mau dikatakan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Landak seumur hidup. Siyus SPd.MM akhirnya berhasil mengumpulkan para pengurus Organisasi Kepemudaan (OKP) se-Landak untuk menyatukan persepsi tentang KNPI yang selama ini sudah tiga kali gagal menggelar Musyawarah Daerah (Musda). Maka, hasil rapat dengan OKP yang digelar Rabu (25/6) di cafe Rajawali Ngabang dengan hasil sepakat jika tak ada perubahan 6 Juli akan dihelat Musda KNPI Landak.
Rapat tersebut dihadiri sekitar 25 OKP dan Pengurus Kecamatan (PK), dan pembentukan panitia Musda, dan yang terpilih menjadi ketua Panitia Musda adalah H. Heriyadi, SE. “Setelah teman-teman sepakat, maka ditetapkan pada tanggal 6 Juli 2009, pukul 08.00 wib, dilakukan Musda KNPI Landak,” kata Heriyadi kepada wartawan, kemarin.
Menurut dia, dalam Musda nanti, panitia telah menetapkan setiap calon ketua akan menyampaikan visi dan misi dia dihadapan 31 OKP dan PK. “Adapun jumlah OKP di Landak ada 21 dan ada PK ada 10,” ujar Heriyadi.
Sebelumnya, Ketua KNPI Landak, Siyus berharap memang rapat tersebut bisa membuahkan hasil kesepakatan, tentang KNPI Landak akan dibawa ke mana. Apakah akan diadakan Musda untuk pembentukan kepengurusan baru atau hanya cukup kesepakatan bersama dalam penunjukan kepengurusan. “Itu terserah dalam hasil rapat nanti,” kata Siyus yang juga anggota DPRD Landak ini.
Karena, lanjut legislator dari PNBK ini, selama ini tidak ada kejelasaan OKP di Landak, artinya tidak ada suara bagaimana KNPI ini. Panitia Musda sudah sering dibentuk sampai tiga kali untuk rencana Musda, tapi gagal terus. “Bukannya kami tak mau Musda, justru kami mendukung, tapi pihak kawan-kawan tampaknya tidak ada suara, padahal dana sudah ada,” tegas Siyus.
Sementara itu, figur-figur yang siap merebut kursi pimpinan KNPI Landak untuk periode berikutnya saat ini sudah disebut-sebut, mereka rata-rata dari kalangan politisi dan kontraktor, Siyus SPd saat ini masih sebagai Ketua KNPI dari OKP Pemuda Demokrat yang juga anggota DPRD Landak. Cahya Tanus SH dari pengurus KNPI yang juga anggota DPRD Landak. Cornelius Kuet, SE dari OKP GM.Trikora yang juga Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemkab Landak. Syaiful dari Pengurus KNPI Kecamatan. Kemudian tak mau kalah dari kalangan kontraktor ternama di Kabupaten Landak yang kebetulan pengurus OKP. Dia adalah Tapanus Tapat, SH,MH dari Taruna Merah Putih yang juga Ketua Gabpeknas Landak dan lolos menjadi anggota DPRD Kalbar saat Pemilu Legislatif lalu. Heriyadi SE saat ini sebagai Sekretaris KNPI yang juga Ketua Gapensi Landak dan tak kalah Supensi, BSc dari Pemuda Katolik yang juga Sekretaris Gapensi Landak. (rie)
* Penyerahan Amplop SDN 16 Ngabang Memukau

NGABANG. Tingkat kelulusan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI Kabupaten Landak tahun ini jika diambil nilai rata-rata 2,70 maka prosentase kelulusan 96,67 persen dengan tingkat ketidaklulusan hanya 3,33 persen saja. Penyerahan amplop hasil kelulusan secara serentak, Kamis (25/6) kemarin berlangsung lancar. Proses penyerahan amplop masing-masing sekolah merangkai dengan kegiatan perpisahan. Seperti di SDN 16 Ngabang. Salah satu sekolah percontohan di Kota Ngabang ini dihelat meriah dan memukau. Karena orang tua murid sebelum mengambil amplop, disuguhkan berbagai penampilan murid dengan kereasinya. Mulai dari tarian adat Dayak dan Melayu, Paduan Suara Agama dan tak kalah menariknya siswa sudah lihai menampilkan musik seperti gitaris, piano, drum dan alat musik lainnya. Selama ini siswa SDN 16 Ngabang juga sering mengisi kegiatan-kegiatan Pemkab Landak dengan drumbandnya.
“Peserta UASBN kita 100 orang dan lulus 100 persen. Nilai rata-rata siswa kita yang tertinggi 8,01. Sedangkan terrendah 5,05. jadi nilai anak-anak kita diatas nilai standar kelulusan yakni 2,70,” ujar Kepala SDN 16 Ngabang, Ngatiman saat memberikan kata sambutan, pagi kemarin.
Dia juga minta maaf kepada para orang tua murid, jika kiranya selama membimbing anak-anak masih ada kekurangan. Tapi diharapkan apa yang dilakukan dalam pendidikan siswa selama enam tahun dapat bermanfaat untuk pendidikan yang lebih tinggi. “Mungkin inilah kekurangan kita, tapi kita terus mohon dukungan kepada oreang tua murid dan masyarakat Landak lainnya untuk memberikan masukan terhadap sekolah yang dipimpinnya ini,” ujar Ngatiman.
Terpisah,
Kepala Dinas Pendidikan Landak Aspansius, SIp mengatakan, untuk tahun ini standar kelulusan untuk SD pada tahun ini di naikan menjadi 0,20 dengan standar kenaikan 2,70. Sedangkan pada tahun yang lalu, standar kelulusan SD berada pada 2,50.
"Untuk tahun ini standar kelulusan UASBN 0,20 jadi ada kenaikan sehingga untuk standar kelulusan pada tahun ini menjadi 2,70 sedangkan untuk tahun lalu itu 2,50," ujarnya.
Dikatakannya, berdasarkan rentang nilai kalau mengambil rata-rata 2,70 maka prosentase kelulusannya 96,67 persen untuk SD/MI sekabupaten Landak dengan tingkat ketidak lulusan hanya 3,33 persen. Di mana angka ini hanya terdapat dalam UAS-BN sedangkan angka ini belum di lihat dari Ujian Sekolah.
"Inikan angka persen dalam UAS-BN karena kadang-kadang lulus di UAS-BN belum tentu lulus pada Ujian sekolah, demikian juga sebaliknya. karena yang di katakan lulus adalah lulus UAS-BN juga lulus di Ujian Sekolah," jelas dia. (rie)
BANYING. Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi membuka secara resmi kegiatan Bulan Bhakti Gotong Royong masyarakat tingkat Kabupaten Landak tahun 2009 di Desa Banying Kecamatan Sengah Temila, Kamis (25/6) kemarin.
Bupati Adrianus dalam sambutannya, mengharapkan masyarakat di Desa Banying dan sekitarnya untuk menujukan perhatian yang serius dalam bulan goyong tersebut dan desa Banying menjadi kepercayaan sebagai tuan rumah. “Jadi bulan ini diminta untuk gotong royong untuk memperbaiki apa yang ada dilingkungan desa setempat mulai dari jalan, jembatan, jamban dan lainnya nah ini harus dilaksanakan dalam bukan ini,” kata Bupati.
Karena, lanjut mantan Kadis Pendidikan ini, selama ini kegiatan gotong royong yang katanya sudah menjadi jiwa masyarakat Landak tapi tampaknya sudah mulai habis. Maka dari itu Pemkab Landak mengagendakan setiap tahun kegiatan bulan gotong royong ini. “Untuk itu, dalam kegiatan ini dari dinas/instansi di kabupaten bersama pemerintah kecamatan dan desa akan melakukan berbagai kegiatan seperti penyuluhan, baik tentang pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya,” kata Bupati.
Adapun jenis kegiatan yang dalam bulan bhakti gotong royong masyarakat yang dipusatkan di Desa Banying tersebut diantaranya, pengobatan massal, sunatan dan pelayanan KB, menyerahan bantuan mulai dari sarana pertanian, bibit dan penyuluhan tentang PNPM-PM, Bidang Kependudukan dan Capil, tenaga kerja dan pencegahan bencana alam dan tengang pemerintahan desa. (rie/humas)
Sungai Mempawah Tercemar PETI

DAMPAK Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) banyak yang komplain. Baru-baru ini warga Kubu Raya unjuk rasa di kantor gubernur karena sungainya tercemat dari PETI di Mandor. Kembali Pemkab Landak juga menerima surat dari Bupati Kabupaten Pontianak (Mempawah) terkait sungai Mempawah terkena limba PETI dari daerah Karangan Kecamatan Mempawah Hulu. “Pemkab Landak mendapat komplain dari Pemkab Pontianak. Bupati Pontianak sudah menyurati Pemkab Landak soal pencemaran sungai di Mempawah akibat PETI,” ujar Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Landak, Drs.Andi Ali saat rapat dengan DPRD Landak membahas masalah PETI yang saat ini menjadi polemik.
Pemkab Landak saat ini terus berusaha mencari solusi tentang aspirasi masyarakat terkait pertambangan emas. Sehingga Selasa (23/6) lalu DPRD Landak mengundang instansi terkait di jajaran eksekutif. Kalau masalah Raperda Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dewan belum berani membahas, karena dasar hukum yang diatas belum keluar. Jika UU No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara sudah terbit sejak Januari 2009 lalu, tapi Peraturan Pemerintah (PP) belum keluar. “Jadi kalau kita ingin membentuk Perda WPR, tentu menunggu keluar PP terlebih dahulu yang informasinya baru dibahas oleh pemerintah pusat Juli mendatang,” kata Wakil Ketua DPRD Klemen Apui selaku pimpinan rapat saat itu. (rie)

*Landak Ranking II Kelulusan SMP se-Kalbar

NGABANG. Hasil kelulusan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/Mts sudah diumumkan secara serentak, Rabu (24/6) kemarin. Prosentase kelulusan se Kalimantan Barat, Kabupaten Landak rangking kedua dengan prosentase 95,78 persen adapun jumlah peserta 4.726 orang.
Pantauan Equator, proses pembagian amplop kelulusan dilakukan di masing-masing sekolah dengan dirangkai berbagai kegiatan. Tampak guru dan murid saling berpeluk dengan menangis haru.
Di SMPN 2 Ngabang, pembagian amplop kepada orang tua murid berlangsung di aula sekolah yang terletak di Jalan Pangeran Cinata itu dirangkai dengan acara huburan seperti tarian adat dayak dan melayu. Menarik lagi dilakukan pembacaan doa bersama mulai dari Katolik, Protestan dan Islam. SMPN 2 dengan jumlah peserta UN 180 lulus 100 persen. “Alhamdulillah siswa kita lulus semua, kita berharap akan kita pertahankan untuk tahun-tahun berikutnya. Kita berharap kepada orang tua murid agar melanjutkan pendidikan anaknya ke tingkat lebih tinggi, jangan sampai ada kawin secara dini,” ujar Kepala SMPN 2 Ngabang, Mariyani AMd ditemui wartawan usai acara pembagian amplop, pagi kemarin.
Adapun secara urutan lima siswa yang mendapat penghargaan dari kepala sekolah sesuai peringkat nilai rata-rata tertinggi yakni, Utin Fitria Syafiatul Zahwa nilai rata-rata 35,40, Rita Sri Wahyuni nilai rata-rata 34,30, Lidya Rosanti nilai rata-rata 34,05, Yanti nilai rata-rata 33,85 dan Dian Apriani nilai rata-rata 33,75. “Terima kasih kepada kepala sekolah dan dewan guru semua yang telah berjasa kepada kami,” ujar Utin salah satu siswa yang menerima penghargaan karena memperoleh nilai rata-rata yang tinggi. “Saya sangat senang, rencana akan melanjutkan di SMAN I Ngabang,” sambung Utin sambil meneteskan air mata yang merasa terharu.
Di SMP Maniamas, proses pembagian amplop kelulusan berlangsung tertib. Kendati ada 3 siswa yang tidak lulus dalam pelaksanana UN tahun ini. “Dari 112 peserta ujian, ada tiga orang yang tak lulus,” kata Kepala SMPS Maniamas, Martinus, SPd ditemui di ruang kerjanya siang, kemarin.
Sedangkan prosentase kelulusan SMP Maniamas 97,32 persen jika dibanding tahun 2008 memang ada penurunan satu persen. Kalau tahun lalu 98 persen dengan jumlah siswa yang tak lulus hanya 2 orang, dan sekarang 3 orang. “Ini lah hasilnya, kita dari pihak sekolah sudah berusaha melakukan pembinaan belajar yang disiapkan enam bulan sebelum UN, bahkan ditambah try out dari Dinas Pendidikan sebanyak dua kali. “Kita juga melakukan pelajaran tambahan khusus untuk empat mata pelajaran yang diujian tersebut,” ujarnya.Di SMPN I Ngabang, jumlah peserta UN 227 orang, tak lulus 3 orang, jadi prosentase kelulusan 99 persen, sedangkan nilai tertinggi atas nama Kurnia Pratiwi 36,70. Sementara itu, pembagian hasil kelulusan UN tingkat SMP/MTs berlangsung lancar, tidak ada siswa yang melakukan ajang coret seragam dan konvoi di jalan raya. Bahkan hal unik seperti di SMPN I Ngabang, ajang membubuhan tandatangan tidak harus di seragam tapi di kain putih panjang yang memang sudah disiapkan dan dibentang. Kain putih itu disimpan bahkan tandatangan siswa tahun-tahun sebelumnya juga masih disimpan. (rie)

*Produksi Orchid Dwi Agro Mandiri Kayuara

MANDOR. Diam-diam Kabupaten Landak kaya akan potensi tanaman hias seperti anggrek. Orchid Dwi Agro Mandiri Kayuara Kecamatan Mandor salah satu penangkar tanaman hias ikut menampilkan sejumlah tanaman hias di Pekan Plori dan Plora Nasional (PF2N) 2009 di Tanggerang City Provinsi Banten yang berlangsung 24-29 Juni.
“Harapan kami dapat memperkenalkan dan mempromosikan ragam tanaman hias anggrek spesies alam dan buah lokal Kalbar khususnya daerah Landak kepada kalangan investor baik dalam negeri dan manca negara,” ungkap Suranto, S.PKP selaku Manager Orchid saat bertandang di Biro Equator sebelum bertolak ke Tanggerang.
Menurut dia, dari kegiatan ini diharapkan akan terciptanya jaringan pasar yang lebih luas, sehingga pada akhirnya akan menjadi peluang usaha dan penciptaan lapangan kerja baru di sektor Agro Budidaya Tanaman Hias khususnya anggrek spesialis alam dan selanjutnya kelestarian alam Kalbar khususnya Kabupaten Landak akan tetap terjaga. “Kami juga mengucapkan dukungan kepada Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Landak, Ny. Maria Bernadetha Adrianus yang telah sudi memberikan dukungan atas keberangkatan kami di pameran di Tanggerang,” ujar Suranto didampingi Mulyani SPD selaku Promotionmarket.
Adapun jenis produk yang dipamerkan dalam PF2N tersebut diantaranya, Anggrek Spesies (anggrek alam) meliputi, Dendrobium (Singkawangense, Flickingeria, Microglaphys, Leonis, Anosmum), Cymbidium (Finlaysonianum), Bulbophylum (Becarii, Medusae, Macrantum), Phalaenopsis (Belina atau anggrek bulan,Pantherina), Gramatophylum (Anggrek macan atau tebu), Flickinggeria Grandiflora, Nephentis atau Kantong Semar (Bicalcarata, Faflesiana, Ampuraria). Kemudian Lumut (Moss Lokal) sebagai media anggrek.
“Nah, inilah yang kami bawa di Tanggerang, jika dilihat menang selama ini kurangnya perhatian masyarakat akan potensi alam, sebagai aset yang mampu memberikan pencerahan warga sebagai sumber ekonomi. Maka perlunya penangkaran anggrek spesies daerah Landak khususnya di Mandor, sehingga kelestarian tanaman hias seperti anggrek tetap terjaga,” tandas Suranto. (rie)
*Bupati Diminta Buat SK Pengatur Tambang

NGABANG. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak terus berusaha mencari solusi tentang aspirasi masyarakat terkait pertambangan emas. Selasa (23/6) kemarin DPRD Landak mengundang instansi terkait di jajaran eksekutif. Kalau masalah Raperda Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR), dewan belum berani membahas, karena dasar hukum yang diatas belum keluar. Jika UU No 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara sudah terbit sejak Januari 2009 lalu, tapi Peraturan Pemerintah (PP) belum keluar. “Jadi kalau kita ingin membentuk Perda WPR, tentu menunggu keluar PP terlebih dahulu yang informasinya baru dibahas oleh pemerintah pusat Juli mendatang,” kata Wakil Ketua DPRD Klemen Apui selalu pimpinan rapat kemarin didampingi anggota dewan lainnya seperti Heri Saman, Markus Amid, Mohzai, Cahyatanus, J Bahari, Among dan lainnya.
Untuk itu, lanjut legislator Partai Golkar ini, sambil menunggu PP keluar dan Perda WPR, saat ini mencari solusi tentang apakah diperbolehkan masyarakat melakukan kerja tambang “Nah, ini aspirasi masyarakat, maka kita undang eksekutif untuk membahas ini, kalau memang Perda belum bisa kita bentuk, pastinya sementara ada solusi,” ujar Apui.
Menurut dia, selama ini yang menjadi masalah tentang tambang emas adalah soal faktor lingkungan. Jika Bupati Landak selama ini sudah sering menghimbau atau menyatakan pemerintah tidak melarang masyarakat menambang asal bertanggungjawab secara hukum dan sosial, itu pastinya membuat masyarakat merasa tak jelas. “Jadi apakah Bupati tidak bisa mengeluarkan semacam surat, apakah bentuknya SK atau lainnya isinya menekankan kalau masyarakat menambang agar dampaknya tidak ada, dibuat lobang khusus untuk pembuangan limbah hanya diperbolehkan alat tradisional dan lain sebagainya,” ujar Apui.
Selain itu, pihak Pemkab bisa saja minta bantu konsultan tentang lingkungan untuk mencari solusi bagaimana agar dampak dari pertambangan emas tanpa izin (PETI) di Landak ini tidak merusak lingkungan terutama air sungai yang menjadi masalah.
“Nah ini yang harus di kita cari solusi bersama, karena kita bukan hanya memikirkan penikmat tambang saja, tapi warga lain yang tidak ikut menikmati tambang tapi terkena dampak ini juga harus kita pikirkan,” tegas Apui.
Senada diutarakan anggota dewan lainnya, Cahyatanus. Jika masyatakat menuntut akan tetap kerja PETI. Sementara Perda WPR belum bisa dibahas karena terkendala PP dari pusat belum keluar, maka Bupati agar bisa mengeluarkan surat terkait aturan para petambang. “Mungkin penambang harus secara tradisional tidak boleh menggunakan alat mesin dompeng dan lainnya,” ujat Tanus.
Heri Saman, anggota dewan dari PDIP juga memberikan saran kepada eksekutif, sambil menunggu Perda WPR dibentuk. Pemkab bisa minta bantu dengan konsultan,bahkan pihaknya mendapat kabar di Fakultas Teknik Untan Pontianak bisa menciptakan mesin seperti dompeng yang ramah lingkungan. “Nah, mungkin ini bisa kita hadirkan untuk mencari solusi,” ujar Heri Saman.
Lain hal ungkapan Markus Amid, legislator dari Daerah Pemilihan Landak IV (Kuala Behe, Air Besar) malah mengupas soal masyarakat pekerja tambang adalah untuk mencari kehidupan. Bahkan di daerah perhuluan tidak adalah istilah kerja pakai cukong, tapi dikerjakan masyarakat sendiri. “Kecuali di Mandor, kerja PETI ada cukongnya,” ujar Markus Amid.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Landak, Andi Ali mengaku dari hasil pertemuan dengan anggota dewan yang banyak menyarankan agar bupati membentuk semacam SK tentang pertambangan rakyat sambil menunggu Perda dibentuk. Pihaknya akan menyampaikan kepada bupati. “Kami akan sampaikan kepada pimpinan kita yakni npak bupati,” ujarnya. (rie)
*Wabup Buka POPDA Landak

NGABANG. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Landak tahun 2009 resmi dibuka oleh Wakil Bupati Agustinus Sukiman SH, di lapangan Bardan Ngabang, Selasa (23/6). Diikuti 11 kecamatan yang berjumlah 287 peserta terdiri putra 171 orang dan putri 116 orang. Hasil pemenang POPDA ini akan mewakili Kabupaten Landak untuk tingkat Provinsi Kalbar.
Wakil Bupati Agustinus Sukiman dalam pengarahannya, berbagai event kejuaraan olahraga tingkat pelajar daerah digelar dengan berbagai persyaratan yang mengacu pada event keolahragaan pelajar pada tingkat yang lebih tinggi. “Kesinambungan penyelenggaraan menjadi sangat penting untuk memetik prestasi atlet dari tingkat kabupaten, provinsi hingga nasional,” ungkap Sukiman.
Pelaksanaan POPDA tersebut merupakan salah satu implementasi dari undang-undang nomor 3 tahun 2005 sebagaimana tertulis pada pasal 1 ayat 13 bahwa olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahraga secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.
“Selama mengikuti kegiatan POPDA ini, raihlah prestasi setinggi mungkin, tapi ingat saya pesankan kepada para peserta anak-anakku sekalian agar dapat menciptakan kondisi kompetitif secara sehat, latih sifat sportivitas dan tanggung jawab, kembangkan bakat dan minat dalam bidang olahraga,” kata Sukiman.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Landak, Drs Lukas KanoH MM dalam laporannya, POPDA Landak diselenggarakan dalam ragka melakukan evaluasi terhadap pembinaan yang dilukukan secara berjenjang. Semua tingkatan khususnya evaluasi pembinaan pelajar mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. “Selain itu melakukan evaluasi pembinaan yang dibina KONI dan Pengcab yang ada di Landak ini,” ujar Lukas.
Menurut dia, evalsusi ini sejalan dengan prinsip olahraga prestasi, menekankan para atlet maksimal yang tidak hanya masalah kecepatan ilmu pengetahuan atau masalah hiburan bahkan yang dikembangkan olaharaga tradisional. “Tapi menekankan maksimal yang dikelola ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, seperti harus diperhatikan teknis olahraga yang baik bagaimana dan persiapan mental juga,” ujar Lukas.
Lukas mengungkapkan, POPDA ini sebagai wahana memberian motivasi kepada seluruh atlit, tak kala mereka sudah melakukan pembinaan-pembinaan di tingkat kecamatan. Tapi perlu adanya kegiatan seperti POPDA kabupaten ini agar mereka lebih terdorong motivasinya. “POPDA ini juga untuk menyeleksi calon atlit yang akan mewakili POPDA tingkat Provinsi Kalbar pada 2-5 Agustus dan secara berjenjang hasil provinsi akan dibawa ke POPNAS, dan biasa sebelumnya dibawa terlebih dahulu di tingkat POPWIL,” ungkap Lukas.
Dia menambahkan, untuk tahun ganjil tahun ini cabang olahraga dalam POPDA yakni atletik dan renang. Untuk atletik meliputi lempar cakram, tolak peluru, lompat jauh, lompat tinggi, lempar lembing, dan lari. Sedangkan renang dengan gaya bebas dan dada.
“Jadi tahun ganjil ini cabang olagraga yang digelar atelitik dan renang. Kalau tahun genab olahrag bola dan lainnya,” terang Lukas. (rie)

*Pekerja PETI Minta Solusi

NGABANG. Setelah kantor Polsek Mandor menjadi sasaran amukan massa pekerja tambang emas. Kini giliran 800 an massa dari Kecamatan Kuala Behe, Air Besar dan Ngabang melakukan unjuk rasa besar-besaran di gedung DPRD Landak dan Mapolres Landak, Selasa (9/6) pukul 10.00 kemarin.
Mereka meminta polisi menghentikan penangkapan pekerja tambang dan kayu di Kabupaten Landak ini. Karena pekerjaan itu mata pencaharian sejak nenek moyang mereka. Massa juga minta pekerja yang sudah ditahan polisi agar dilepaskan. Jika Pemkab membuat peraturan harus pro ke rakyat.
Pantauan Equator, massa datang menggunakan tiga buah truk dan kendaraan roda dua yang dikawal polisi langsung memasuki halaman gedung wakil rakyat dengan yel-yel dan membawa spanduk dan ikat kepala warna merah. “Kami besok akan tetap bekerja, jika masih ditertibkan kami akan melakukan perlawanan,” ungkap massa.
Massa berusaha masuk di gedung dewan, tapi langsung diamankan polisi karena jumlah massa sangat tidak memungkinkan. Sementara anggota dewan tidak berada di tempat hanya ada Wakil Ketua DPRD Klemen Apui dan dua anggota Catarina Yuliati dan Suparman. Sedangkan dewan lainnya sedang di luar Kalbar.
Massa terus melakukan orasi secara bergantian di depan pintu naik gedung yang dijaga ketat anggota Polres Landak. Sambil melakukan negosiasi antara koordinator lapangan dengan dewan. Dan akhirnya sekitar puluhan perwakilan dipersilahkan masuk untuk menyampaikan aspirasi secara tertulis. Sementara di luar gedung masih ramai massa sampai terjadi dorong-dorongan dengan polisi.
Adapun diantara tuntutan massa seperti yang disampaikan Harnawari SP, mendulang emas dan intan adalah pekerjaan masyarakay sejak zaman nenak moyang. Warga mengusulkan kepada Pemkab untuk mengatur pertambangan agar mereka bisa bekerja dengan tenang dan bukan polisi main tangkap saja. “Masyarakat bekerja jangan malah ditangkap. Sedangkan masalah limbah yang dikhawatirkan, pemerintah agar bisa mengaturnya,” ungkapnya.
Sedangkan masalah kayu, Kapolres diminta untuk menghentikan penangkapan kayu masyarakat, karena tidak melalui prosedur yang benar. Seharunya yang menyatakan kayu milik warga apakah itu dikatana illegal yang berwenang adalah Dinas Kehutanan bukan polisi. “Perlu diketahui sejak zaman nenak moyang kami, turun temurun kayu telah dikerjakan dan merupakan mata pencaharian masyarakat Landak,” tegasnya.
Sementara itu, usai menyampaikan aspirasi pihak dewan akan melakukan rapat dan akan mempertemukan dengan pihak eksekutif. Jika memang pihak warga sudah membentuk tim 10 dan rencana akan duduk saju meja dengan pihak terkait dan warga minta Bupati langsung hadir agar ada kebijakan. “Rencana menurut massa, tanggal 11 Juni akan dilakukan pertemuan dengan instansi terkait. Tapi massa minta sambil menunggu pertemuan untuk meminta keputusan dari Pemkab, mereka minta izin tetap bekerja,” kata Apui kepada wartawan usai menerima perwakilan massa.
Sementara itu, massa tak puas di gedung dewan langsung menuju Mapolres yang lokasinya tak jauh dari gedung dewan. Mereka meminta kepada Kapolres agar jangan melakukan razia, dan mengizinkan warga tetap bekerja sambil menunggu regulasi dari Pemkab. Selain itu, massa meminta dikeluarkan tahanan yang selama ini pekerja sudah ada di tangkap.
Massa hanya sampai di luar pagar Polres dan dijaga ketat, hanya perwakilan yang diperkenankan masuk. Langsung disambut Kapolres AKBP Drs Tony Ep Sinambale Msi di halamana Mapolres sambil berdiri mereka melakukan dialog singkat. Intinya kapolres tetap menjalankan proses hukum terhadap tahanan. Serta tidak pernah mengizinkan PETI, karena sesuai dasar hukum yang ada. tak lama massa bubar dan pulang. (rie)


Kapolres: Saya Tak Izinkan PETI

KAPOLRES Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi secara tegas tidak mengizinkan Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Karena pihaknya menjalankan undang-undang dan hukum yang ada. Sedangkan pekerja yang sudah ditangkap saat ini, akan terus dilanjutkan proses hukum dan cukong yang masih kabur terus diburu.
“Saya tidak ada keluarkan kata-kata untuk mengizinkan tambang emas selagi belum ada dasar hukumnya,” ucap Tony dihadapan massa saat dialog di halaman Mapolres, siang kemarin.
Karena jika ada pihaknya mengeluarkan kata mengizinkan tambang emas, akan dianggap suatu penyimpamgan hukum. Karena masalah tambang emas memang belum ada payung hukum yang untuk perizinkan apakah itu berupa Perda atau Wilayah Pertambangan Raktyat (WPR). “Kemudian sebelum kita melakukan operasi belum lama ini, juga sudah melakukan sosialisasi kepada warga dengan cara mengundang. Tapi ada yang datang dan ada yang tidak,” tegas Tony. (rie)

Perda Tambang belum Dibahas

WAKIL Ketua DPRD Landak Klemen Apui yang hanya didampingi dua anggota dewan lainnya yakni Catarina Yuliati dan Suparman tetap menghadapi ratusan massa dari tiga Kecamatan Ngabang, Air Besar dan Kuala Behe yang datang menyampaikan aspirasi tengan persoalan tambang emas, intan dan kayu. “Kita tidak bisa memutuskan, dan akan menampung aspirasi masyarakat. Nanti kita lakukan rapat dan mengundang instansi terkait, lebih cepat lebih bagus,” ujar Apui.
Jika memang seperti yang sudah disepakati massa sepakat melakukan pertemuan dengan Bupati Landak 11 Juni. Agar semua warga dimana daerah tambang agar berkumpul. Karena masalah PETI ini juga ada yang pro dan ada yang kontra. Bagi yang terkena dampak tentu akan kontra. “Lalu kalau ada yang menolak PETI juga minta keadilan gimana? Jadi kita minta kebijakan kepada pemkab untuk memutuskan baik yang bisa diterima pekerja dan bagi yang terkena dampak tambang ini,” tegas Apui legislator Partai Golkar ini.
Sedangkan menyinggung Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang yang mengatur pertambangan. Memang dari eksekutif sudah sampai di meja Komisi A DPRD Landak. Tapi pihaknya sendiri belum melihat isi materi dan belum dibahas. “Apakah nantinya ada pengatur tambang emas atau hanya pertambangan umum, itu kita belum tahu,” ujar Apui yang saat itu dirinya juga ikut ramai dengan massa berangkat di Mapolres. (rie)
*Pasca Insiden Polsek Mandor

MANDOR. Pasca insiden pengrusakan kantor Polsek Mandor oleh warga pekerja PETI, Senin (8/6) malam. Hingga kemarin polisi masih berjaga-jaga di Polsek tersebut yang langsung di backup dari Polda Kalbar. Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi membanta keras tidak ada melakukan pembakaran terhadap camp dan warung dalam razia PETI Senin siang itu.
“Tidak benar kita tim melakukan pembakaran camp atau pondok dan warung serta menembak ternak seperti yang dikatakan warga. Kalau bakar terpal warna biru yang kosong memang ada,” tegas Tony dikonfirmasi saat menunggu massa yang melakukan demo di DPRD Landak, kemarin.
Sedangkan kasus perusakan kantor Polsek Mandor yang dilakukan massa pada malam itu. Pastinya akan ditindaklanjuti dalam penyelidikan apa penyebabnya. Kemudian baru dievaluasi dan untuk menentukan langkah-langkah apakah dalam penegakan hukum atau yang lainnya. “Kalau setelah kita selidiki apa penyebabnya, jika memang benar ada provokasi atau yang menungganggi massa pekerja tambang pada malam itu, maka kita akan proses hukum,” tegas Tony.
Menurut dia, situasi dan kondisi di Mandor sudah kondusif, Kapolda Kalbar juga pada malam insiden itu langsung turun untuk melakukan evaluasi. Sedangkan saat ini (kemarin,red) lokasi kejadian dilakukan penjagaan baik dari anggota Polres Landak juga dari Polda Kalbar. “Bahkan malam kejadian dari Polres tetangga juga ikut turun yakni anggota Polres kabupaten Pontianak,” ujar Tony.
Amuk Pekerja PETI yang Ditertibkan

MANDOR. Ditengara sekitar 500 pekerja Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) menyerang Kantor Polsek Mandor sekitar pukul 21.00, tadi malam Penyerangan menyusul ditertibkannya penambangan liar di cagar alam Pasiran, Senin (8/9) pukul 13.00. Seraaang¦!! Seraaang !!! teriak massa dengan marah menyerang Mapolsek yang terletak di pinggir jalan raya kawasan pasar. Massa yang sejak sore sudah berkumpul di pasar dengan mudah dan bergelombang mencapai kantor polisi. Dengan balok dan batu mereka menderaikan semua kaca jendela dan lampu serta peralatan yang ada. Tak jelas siapa yang memimpin penyerangan, sehingga semua personil polisi angkat kaki menyelamatkan diri. Amuk warga menyebabkan suasana sangat mencekam oleh teriakan para penyerang. Kendaraan terhambat sekitar lima ratus meter dari lokasikejadian sehingga macet ratusan meter. â€Å“Suasana benar-benar mencekam. Saya tak berani mendekat kerumunan,” kata seorang warga yang sempat melintas. Amuk warga itu dipicu penertiban PETI di daerah Pasiran, kawasan cagar alam di Mandor pukul 13.00. Puluhan anggota Polres dan Polsek Mandor mengobrak-abrik pondok pekerja dan dibakar. Mesin dompeng diangkut untuk dijadikan barang bukti. Operasi berlangsung hingga sore. Sukses melakukan penertiban, tim itu pulang membawa barang bukti. Sekitar pukul 18.30, mobil lewat di Pasar Mandor. Sejumlah ibu-ibu tanpa dikomando mengadang mobil Dalmas Polres dan melemparinya. Melihat gelagat tak baik, seluruh anggota tim langsung tancap gas menuju Ngabang. Ternyata massa penambang makin ramai berkumpul di pasar. Sekitar dua jam setelah aksi pelemparan itu, pekerja PETI yang pondoknya dibakar tiba di Pasar Mandor. Mereka pun menyatu hingga hingar bingar dengan kemarahan. â€Å“Saya perkirakan jumlah massa mencapai 500 an,” kata sumber Equator di pasar Mandor. Mungkin karena tim Polres kembali ke Ngabang, sekitar 21.00, massa menyerang kantor Polsek Mandor. Suasana gelap gulita karena lampu-lampu dipecahkan massa. Yang ada hanya kerumunan massa yang berteriak-teriak emosional sambil melampiaskan amarah. Jalan macet total. Kendaraan dari dan ke arah Pontianak terhadang masa. â€Å“Saya perkirakan macet mencapai satu kilo meter. Itu pasti akan bertambah lagi, karena aksi massa belum berakhir,” kata seorang yang lolos dari kerumunan massa. Sampai berita ini diturunkan, suasana Pasar Mandor masih mencekam. Belum ada bantuan dari pihak Polres maupun Polda. Sementara massa masih terlihat emosial dan mengurung kantor itu. â€Å“Mereka adalah pekerja PETI. Sementara orang pasar Mandor lebih banyak nonton,” kata sumber Equator. Sekitar pukul 22.20, tiga truk Dalmas yang mengangkut satuan Brimob Polda Kalbar dikerahkan dan melintas ke arah jembatan Landak. Diperkirakan Pontianak-Mandor 79 Km akan ditempuh pasukan dalam 1,5 jam ke lokasi. Sementara, kendati massa penyerang mulai tenang, namun mereka menunggu perkembangan. Sampai lewat pukul 23.00, Kapolda Brigjen Pol Drs Edwin TP Lumban Tobing yang sudah meluncur ke lokasi, tidak berhasil dihubungi via HP-nya. ”Kapolda sudah ke lokasi bersama satuan Brimobdari Pontianak. Polisi juga di back up oleh pasukan TNI yang dikerahkan beberapa saat setelah kejadian. Massa berangsur dapat dikendalikan,” ujar Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Drs Suhadi,Msi kepada Equator. Operasi Penertiban Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dikonfirmasi pukul 21.45 membenarkan telah kejadian penyerangan itu. â€Å“Ya, benar kejadian itu. Warga marah setelah kita menertibkan PETI,” katanya dihubungi, tadi malam. Apa yang dilakukan untuk menertibkan massa? â€Å“Baru saja saya mengirim anggota ke Mandor untuk menghalau mereka. Sekarang mungkin dalam perjalanan,” jawabnya singkat. Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Suwadi SW,MSi lewat telepon genggamnya sekitar pukul 21.55 belum bisa memberikan penjelasan karena harus mengontak anggota di Mandor. Polres Landak memang gencar melakukan operasi penertiban PETI. Selasa (26/5) lalu polisi berhasil
menertibkan PETI di Desa Kayu Ara Kecamatan Mandor dan menyita barang bukti (BB) berupa mesin dompeng empat buah dan peralatannya. Sebanyak tujuh karyawan PETI dimasukan sel Mapolres Landak. Sebagai tersangka, Taufik Wibowo, Jumadi, Edo, Sunardi, Miswan, Eton, Agus. Mereka warga asal Sintang dan Kabupaten Pontianak. Sementara bos atau cukong masih diburu hingga saat ini, yakni Tambah Wahono dan Laman, warga kayu Manis Sintang. Kemudian Selasa (2/6), operasi kembali dilancarkan di Dusun Lian Sipi Desa Mandor. Petugas mengamankan dua mesin dompeng yang sedang bekerja tapi yang satu set anak buahnya sudah kabur. Lima orang anak buahnya yaitu Sr, St, Jm, Tn dan Tt, bersama barang bukti mesin dompeng yang masih terpasang diamankan di Mapolres Landak. Sedangkan bos pemilik mesin bernama Tawang masih buron hingga saat ini. (rie)
*Dari Pileg Ada Kenaikan 27 Persen

NGABANG. Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu Presiden (Pilres) berjumlah 242.349 pemilih. Sedangkan DPT Pemilu Legislatif (Pileg) lalu 239.614 pemilih, berarti ada kenaikan sebanyak 2.735 pemilih baru atau mencapai 27,35 persen. Dari 13 kecamatan, tambahan pemilih yang meningkat yakni Sengah Temila, Kuala Behe dan Mandor.
“DPT ini kita hasil dari coklit yakni mencoretan nama ganda, warga yang sudah pindah, meninggal dunia. Sedangkan pemilih baru yakni adanya pemilih pemula, pemilih yang tak terdaftar saat Pileg,” kata Pokja Pendataan KPU Landak, Dra. Theresia Ms Ursus dikonfirmasi awak koran ini di kantornya, Senin (8/6) kemarin.
Theres mengatakan, dari masing-masing kecamatan yang ada, jumlah presentase kenaikan pemilih yang dikatakan tinggi ada tiga kecamatan yaitu Sengah Temila naik 4,53 persen, Kuala Behe 4,62 persen dan Mandor 2,78 persen. Sedangkan kecamatan lainnya tidak terlalu banyak kenaikan. Mengapa ada kenaikan pemilih? diantaranya bersumber dari pendaftaran lagi yang mungkin saat Pileg mereka tak terdaftar dan sekarang terdaftar, ditambah lagi para pemilih pemula. “Nah ini diantaranya penambahan DPT Pilres kita,” ujar Theres.
Adapun DPT Pilres Landak dari 242.349 terdiri laki-laki 126.148 dan perempuan 116.201. Sedangkan masing-masing kecamatan jumlah DPT nya yakni, untuk Ngabang 45.439 pemilih, Jelimpo 17.457 pemilih, Sebangki 11.839 pemilih, Sengah Temila 39.896 pemilih, Mandor 20.337 pemilih, Menjalin 13.034 pemilih, Mempawah Hulu 23.561 pemilih, Sompak 9.727 pemilih, Menyuke 20.159 pemilih, Banyuke Hulu 8.392 pemilih, Meranti 6.651 pemilih, Air Besar 15.553 pemilih dan Kuala Behe 10.304 pemilih. “Ini lah rekapitualsi DPT Pilres tahun 2009 yang ditetapkan tanggal 28 Mei oleh KPU Landak,” tandas Theres. (rie)
*Sering Ditangkap Tapi Tak Kapok

NGABANG. Jajaran Polres Landak kembali melakukan penggerebekan terhadap pabrik arak milik Koces, Minggu (7/6) di Desa Engkadu’ Kecamatan Ngabang, Landak. Tapi sangat disayangkan tersangka Koces tak ada ditempat alias kabur dan hanya berhasil mengamankan barang bukti berupa 46 drum beisi tapai, satu tabung gas, satu kompresor dan 10 jerigen berisi arak dan tajok. Tersangka Koces sudah sering ditangkap polisi tapi yang ketiga kalinya saat ini berhasil kabur. Pertama kasus yang sama ditanggap hanya diberikan pengarahan, kedua ditangkap tapi barang bukti tak mendukung untuk dinaikan di pengadilan karena masih berbentuk tapai belum arak. Kali ini ketiga dia berhasil kabur dan terus diburu polisi.
Operasi penggerebekan langsung dipimpin Kapolres AKBP Drs Tony Ep Sinambela, M.Si yang didampingi Kasat Reskrim, Kabag Ops dan perwira lainnya. “Saat kita menggerebek, lokasi pembuatan arak sudah tak ada aktivitaa, hanya ada drum yang berisi masih bentuk tapai. Tapi jarak 50 meter ada rumah baru nya berhasil kita temukan 10 jerigen berisi arak dan tajok,” ungkap Kasat Reskrim AKP Hujra Soemena Sik kepada wartawa di kantornya, kemarin.
Operasi yang dilakukan kali ini tersangka Koces tidak bisa berdalih lagi karena dikediamannya ditemukan barang bukti yang sudah jelas bukan lagi bentuk tapai yang sudah mengarah barang bukti. Kendati dia masih kabur, polisi tetap akan melakukan pemanggilan dan bertanggungjawab. Karena dia melanggar undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan sesuai dengan pasal 80 ayat 4. adapun ancaman tersangka akan dijerat hukuman penjara sekurang-kurangnya 15 tahun. “ Kita berharap kepada tersangka agar segera menyerahkan diri ke Polres Landak untuk diminta pertanggung jawabannya,” tegas Hujra. (rie)
*22-24 Juni POPDA Landak Digelar

NGABANG. Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) tingkat Kabupaten Landak akan digelar 22-24 Juni mendatang. Diharapkan dari 13 kecamatan yang ada harus mengirimkan peserta. Karena sebelumnnya masing-masing kecamatan sudah melakukan seleksi.
“POPDA kabupaten berdasarkan kesepakatan rapat dari perwakilan kecamatan, digelag 22-24 Juni. Kita berharap masing-masing kecamatan mengirim peserta. Karena kunci sukses kegiatan adalah jumlah peserta,” kata Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Landak, Drs Lukas Kanoh MM kepada wartawan di kantornya, Senin (8/6) kemarin.
Menurut Lukas, untuk tahun ganjil tahun ini cabang olahraga dalam POPDA yakni atletik dan renang. Untuk atletik meliputi lempar cakram, tolak peluru, lompat jauh, lompat tinggi, lempar lembing, dan lari. Sedangkan renang dengan gaya bebas dan dada.
“Jadi tahun ganjil ini cabang olagraga yang digelar atelitik dan renang. Kalau tahun genab olahrag bola dan lainnya,” terang Lukas.
Saat ini masing-masing kecamatan mengelar seleksi peserta untuk dikirim POPDA Landak. Misalnya yang sudah menggelar adalah kecamatan Ngabang dan Sengah Temila. Sedangkan pihak panitia POPDA kabupaten sendiri sedang mempersiapkan sarana dan prasarana seperti lapangan dan penginapan kontingen. “Karena sekitar dua minggu lagi, kegiatan sudah kita gelar. Jadi kita berharap masing-masing kecamatan dapat mengirimkan kontengannya,” tegas Lukas.
Sementara itu Kasi Olahraga Disporbudpar, Abdul Hadi juga menambahkan, saat ini kecamatan yang sudah melakukan konfiramasi mengirimkan peserta POPDA Landak diantaranta Ngabang, Sengah Temila, Jelimpo, Sebangki dan Menjalin. “Sementara kecamatan lain masih kita tunggu informasinya. Kita berjharap semua kecamatan agar mengirim kontingen, demi untuk mencari peserta yang akan dikirim tingkat provinsi,” tegas Hadi begitu ia disapa.
*POPDA Kecamatan Ngabang
Hasil seleksi POPDA Kecamatan Ngabang yang digelar 6-7 Juni didominasi SMA Maniamas. Hampir seluruh cabang olahraga dimenangkan sekolah tersebut. Kegiatan dipusatkan di lapangan olahraga Maniamas. Hanya saja di cabang olahraga renang di pusatkan di kolam renang Robema. “Seleksi POPDA yang dilaksanakan selama dua hari berjalan dengan lancar dan sukses Dari hasil seleksi tersebut hampir diseluruh cabang olehraga dimenangkan sekolah Maniamas,” kata Ketua Panitia POPDA Ngabang, Igolius Teleng.
Adapun pesertanya sebanyak 13 sekolah yang mengikuti seleksi tersebut SMA, MI, SMK dan SMP yang terbanyak mengumpulkan mendali mas yaitu SMA Maniamas Ngabang dengan 7 mendali mas SMK Maniamas 5 emas, 2 perak dan 2 perunggu. Kemudian disusul SMAN 1 meraih 4 emas, dan 4 perunggu. SMA Makedonia 1 emas, 4 perak dan 3 perunggu. SMP 3 Ngabang, 1 emas, 2 perunggu, SMPK Makedonia 1 emas. SMPN 1 1 emas. SMPN 4 1, emas. SMPN 2 1 perak dan 1 perunggu. SMP Maniamas 1 perak. MAN Ngabang 1 perak. SMKN 1 peark. SMA Pelita Ngabang 1 perunggu. (rie)

*Polres Latihan Bersama

NGABANG. Halaman Mapolres Landak mendadak tegang, Sabtu (6/6) pagi terjadi perkelahian hebat, polisi langsung melakukan pengamanan. Pelaku berusaha melakukan perlawanan sehingga polisi terpaksa mengeluarkan senjata api untuk melumpuhkan pelaku dan berhasil di ringkus kemudian digiring di Mapolres.
Demikian salah satu latihan penggunaan kekuatan bagi anggota Polri dalam rangka menjalankan Peraturan Kapolri (Perkap) No. 1 tahun 2009 yang langsung di pimpin Waka Polres Kompol Abas Basuni SIK dengan melibatkan 10 Polsek se Kabupaten Landak.
“Perkap No. 1 tahun 2009 mengenai penggunakan kekuatan bagi tindakan kepolisian, tujuan untuk melindungi korban kejahatan, masyarakat sekitar lokasi kejadian perkara (TKP) dan terhadap anggota polisi sendiri,” terang Kapolres AKBP Drs Tony Ep Sinambela MSi kepada wartawan di kantornya, Sabtu (7/6).
Perkap ini sebagai perlindungan Polri dalam melakukan tugas operasional dengan menggunakan kekuatan yang ada pada polisi, misalnya saat menangkap penjahat tiba-tiba terjadi perlawanan dengan menggunakan senjata, berarti polisi juga bisa menggunakan senjata yang setara juga. Jika penjahat menggunakan melakukan penembakan, polisi juga bisa melakukan penembakan dan salah satu tindakan ini dilindungi Perkab No 1 tersebut. “Sebenarnya di KUHP juga ada perlindungan. Tapi ditegaskan lagi dengan Perkap, dengan tujuan untuk memberikan perlindugan kepada korban kejahatan, masyarakat di TKP dan anggota polisi sendiri yang melakukan penagkapan kejahatan,” Tony.
Ia menambahkan, Perkap No 1 tahun 2009 ini merupakan kekuatan hukum dalam langkah-langkah jika ada penjahat yang melakukan perlawanan terhadap polisi. Artinya, jika penjahat saat akan dilumpuhkan berduel atau lainnya, polisi juga harus siap melakukan tindakan sama dan segera melumpuhkan. “Nah ini salah satu kekuatan hukum kita dalam melakukan tugas operasional menangkap penjahat,” tandas Tony. (rie)

*Warga Bisa Promosikan Jagung

MEMAPAWAH HULU. Kabar menggembirakan bagi masyarakat di kawasan Kecamatan Mempawah Hulu dan Banyuke Hulu. Rencana pemerintah akan menjadikan jalan lintas internasional tembus Indonesia-Serawak Malaysia. Khusus petani tanaman jagung di Desa Tunang dan sekitarnya bisa dengan mudah mempromosikan terhadap warga luar negeri. “Rencana pak Gubenur, jalan dari Anjungan, Simpang Tiga, Bengkayang dan Ledo akan dijadikan jalan Internasional. Jadi orang Serawak dan lainnya akan melintasi jalan Mempawah Hulu ini,” ungkap Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot saat memberikan sambutan acara panen jagung di Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu, baru-baru ini.
Jika jalan di kawasan tersebut sudah disulap jadi jalan Internasional, ibu-ibu bisa mengemas berbagai makanan kecil dari bahan jagung yang bisa dijadikan oleh-oleh. Makanan bisa saja di gantung di pinggir sepanjang jalan Internasional tersebut. “Di pingir jalan bisa dibuat pondok-pondok kecil seperti di gunung sehak. Kalau di sana hanya jual rebung saja, disini jual jagung, dengan macam-macam masakan untuk bahan oleh-oleh dengan ciri khas,”ujar Adrianus.
Menurut mantan Kadis Pendidikan ini, jagung adalah modal bagi petani yang bisa dijadikan berbagai macam makanan. Mulai dari jagung rebus, sampai kue, roti dan sebagainya. Untuk itu, Pemkab Landak berjanji akan menjajaki alat-alat untuk pengolahan jagung ini. “Mudah-mudahan tahun depan setelah dijajaki ada hasil, maka jagung bisa diolah sebagai tepung untuk bahan makanan. Kalau pak SBY (Presiden,red) mempopulerkan sukun sebagai sumber karbohitdrat. Kita di Landak juga bisa populerkan jagung sebagai makanan khas,” ungkap Adrianus.
Pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung ini meminta kepada petani jagung yang ada di Kecamatan Mempawah Hulu agar bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian. “Karena dalam program Pemkab Landak pertanian menjadi dasar utama dan landasan pokok pembangunan ekonomi di Negeri Intan ini,” tegas dia.
Ia menambahkan, Desa Tunang adalah daerah yang sudah ditetapkan Pemkab Landak sebagai kawasan produksi tanaman jagung. Maka kepada ibu-ibu PKK Kabupaten Landak akan diperintahkan untuk membina PKK yang ada di Mempawah Hulu untuk dilatih pengelolaan makanan jagung. “Mudah-mudahan ibu-ibu bisa langsung praktek bagaimana cara membuta kue dari jagung,” tandas Adrianus. (rie)

*Pemkab harus Alokasikan Dana Jaringan

NGABANG. Kabar menggembirakan bagi warga Kota Ngabang yang selama ini kesulitan air bersih sampai gunakan sumur bor. Saat ini pembangunan instalasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Landak sudah rampung. Tapi Pemkab mesti mengalokasikan anggaran sekitar Rp.10 sampai 12 miliar untuk pembangunan jaringan distribusi. “Instalasi ini bantuan provinsi melalui APBN, kami harapkan dapat digunakan dengan baik. Tapi tak akan sempurna digunakan jika tidak ditunjang dari kontribusi Pemda Landak untuk pembanguan jaringan distribusinya. Jadi kalau soal kapan digunakan tergantung Pemda. Memang kita ada bangun jaringan sampai di Pal II dan masuk di komplek perumahan tapi belum semua,” terang Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Kalbar, Bride Suryanus Alorante kepada wartawan usai uji coba intake instalasi pengolaan air minum yang langsung diserah terimakan kepada Pemkab Landak, Jumat (5/6).
Bride menjelaskan, pembangunan inslatasi pengolaan air ini memang cukup lama karena secara bertahan seseuai anggaran yaitu tahun 2003-2004 dan baru rampung pembenahan 2008 lalu. Sehingga untuk uji cobanya baru bisa dilaksanakan tahun ini. Sumber air baku diambil dari sungai Maung atau air merah di Desa Mungguk Kecamatan Ngabang, sekitar 13 kilometer dari lokasi pengolahan. “Jadi tahap awal memang dibangun intake atau alat penagkapan air dari lokasi sumbernya dan ditarik di pengolaan di Jalan Mungguk,” ujar Bride.
Untuk itu, saat ini instalasi dari sumber air sampai di pengolaan sudah terbangun, berarti tinggal pembangunan jaringan distribusi sampai di penjuru Kota Ngabang ini. Maka dari itu, pastinya Pemkab Landak harus mengalokasikan anggaran untuk pembangunan jaringan. “Kalau sampai masuk di rumah tangga pastinya dibebankan kepada konsumen, tapi untuk jaringan induk kan harus dibangun. Kalau menurut hitungan kasar dari konsultan sekitar Rp.10-12 miliar,” kata Bride.
Menurut Bride, dana Rp.10 miliar jika untuk pelayanan warga Kota Ngabang tidak besar dibanding kabupaten lain seperti di Bengkayang saja Rp.40 miliar dan Nanga Pihoh pun demikian cukup besar. “Jadi Pemkab Landak saya pikir tidak keberatan dengan jumlah anggaran yang masih dikatakan kecil itu,” ujar Bride.
Bride juga berharap perhatian dari Pemkab Landak jangan buru-buru memikirkan PAD dari PDAM yang baru terbangun ini, tapi agar bisa melihat dari sisi pelayanan kepada masyarakat terlebih dahulu. “Macam bangun jalan kan tidak melihat profitnya tapi dari sehi pelayanan. Jadi jika jaringan sudah terbanahi, konsumen sudah ada, menejeman dibenahi bisa melakukan fit and propert test untuk menjaringan direktur. Nah baru mikirkan pendapatan,” tegas Bride.
Wakil Bupati Agustinus Sukiman SH dalam sambutannya mengatakan, sistem penyediaan air minum khususnya di Kota Ngabang saat ini dikelola oleh BUMD. Sehingga Pemkab Landak sendiri sudah menetapkan Perda No.10 tahun 2007 tentang pendirian PDAM. “Jadi pengelolaan air minum untuk Kabupaten Landak sudah jelas payung hukumnya,” terang Sukiman.(rie)
WARGA Ngabang jangan lagi meragukan sumber air baku yang digunakan PDAM Landak. Karena sudah dilakukan uji labolaturium air layak dikonsumsi. Adapun sumber air yang akan diambil adalah dari Sungai Maung Desa Mungguk Kecamatan Ngabang yang jauh dari limbah PETI.
“Hasil lab sebelum diolah, data dari provinsi dan konsultan tahun 2006 lalu air sudah layak, hanya PH yang rendah dan harus dinaikan dengan membubuhkan bahan kimia tertentu,” kata Kabid SDA Dinas Pekerjaan Umum Kalbar, Bride Suryanus Alorante kepada awak koran ini di Ngabang, kemarin.
Menurut Bride, untuk sekarang ini pihak konsultan juga sudah membandingkan sudah ada perubahan air. Artinya kalau tahun 2006 lalu masih berwarna kemerahan sekarang sudah berkurang. “Mungkin dulu merah karena dampak akar kayu, sekarang sudah berkurang sehingga air juga mulai jernih,” kata Bride.
Kemudian di Sungai Maung juga jauh dari limbah PETI yang selama ini banyak dikeluhkan warga Landak. Sehingga sungai Maung ini bisa dikatakan salah satu sumber air yang layak untuk dikelolaah di PDAM sebagai sarana air minum. “Saat ini air yang sudah mengalir di sebagian rumah warga Ngabang diambil dari sungai Merasak yang juga sangah bersih tapi hanya cukup untuk kawasan Desa Raja, bahkan mendistribusiannya dengan sistem gratifitasi dari dareah tinggi,” kata Bride.
Sedangkan untuk kawasan pasar Ngabang saat ini air yang mengalir dimbil dari Sungai Landak, dengan cara ditarik dan dikelola oleh PDAM. “Jadi, untuk ke depan jika sumber dari Sungai Maung sudah beroperasi, berarti yang dari sungai Landak tak lagi digunakan, sementara dari sungai Merasak agar digunakan terus, selain kondisi air yang sangat layak. Juga tidak banyak memerlukan operasional karena dengan sistem gratifitasi saja,” tandas Bride. (rie)


Oleh: Yohanes Ngalai

PEMILU Presiden (Pilres) tinggal menghitung hari, tepatnya 8 Juli 2009 mendatang. Kalau kita lihat isu yang muncul seputar calon presiden dan wakil presiden yaitu sipil dan militer, jawa dan luar jawa, Islam dan non Islam, pengusaha dan non pengusaha, birokrat dan non birokrat. Dari semua isu tersebut muncullah tiga kandidat capres dan cawapres tahun ini.
Disini muncul kecerdasan Pemilu kita, dari isu yang saja sebutkan diatas tadi muncul isu Ekonomi. Ini merupakan era baru dalam demokrasi kita, setelah presiden dan wakil presiden di pilih oleh ‘pemegang mandat atau rakyat’. namun ada yang mengusik penulis tentang mashab Ekonomi yang diusung, antara lain, Ekonomi Neolib, Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Islam. Saya setuju dengan budayawan dalam dialog dengan Capres dan cawapres, untuk membangun bangsa ini bukan bersumber dari ekonomi. Ada yang salah dalam pendidikan berbudaya di Indonesia. (data menunjukan makin banyak orang yang bertitel, S1, S2 dan S3, namun moral bangsa makin kacau).
Menurut hemat saya, presiden dan wakil presiden, harus mengadakan revolusi untuk merombak sistem pendidikan berbudaya, yang intinya bagaimana manusia Indonesia yang berbudaya dan pada akhirnya ‘ kekayaan ekonomi’ kita digunakan dengan tanggung jawab untuk kepentingan Bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, antara perkataan sesuai dengan perbuatan serta janji harus ditepati. Ini semua sudah ada dalam Pancasila dan UUD 1945 dan di sana sudah jelas apa tujuan bangsa ini, yang diperlukan sekarang detail dan actionnya dalam bentuk Rencana Pembangunan (RP) atau dalam istilah zaman ORBA dulu disebut GBHN. Kiranya tulisan ini menjadi renungan kita bersama, semoga. (penulis adalah warga Kab. Landak)
Polisi Harus Tangkap Cukong PETI

NGABANG. Tim operasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dari Polres Landak beberapa kali turun hanya berhasil mengamankan pekerja tambang saja. Sementara cukong tak ada diringkus dengan alasannya sudah kabur. Cukong harus ditangkap jangan pekerja yang hanya makan gaji saja.
“Karyawan atau pekerja boleh saja di tahan untuk dijadikan saksi dan keterangan, tapi cukongnya juga harus ditangkap jangan dibiarkan kabur. Mengapa kok setiap razia mereka kabur duluan? Kalau memang bocor, siapa yang membocorkan?,” ungkap Saidan Ameng tokoh masyarakat Landak ketika bertandang di Biro Equator, Kamis (4/6) pagi kemarin.
Sementara itu pihak keluarga dari karyawan yang sekarang banyak ditangkap Polres Landak merasa kehilangan. Karena rata-rata warga yang dimasukan sel polisi adalah tulang punggung keluarga. “Anak dan istrinya nangis semua, karena suaminya yang merupakan tulang punggung keluarga ditangkap, mereka hanya makan gaji harian Rp.50 ribu,” ujar Rudi seorang warga Dusun Lian Sipi Kecamatan Mandor saat menghubungi awak koran ini, kemarin.
Terpisah, Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot menegaskan, pihaknya tidak melarang masyarakat untuk bekerja tambang emas, karena alam ini merupakan anugrah Tuhan yang dib erikan kepada manusia untuk dimanfaatkan. “Tapi, tolong kalau melakukan
penambang emas pikirkan kepentingan orang lain, kepentingan alam sendiri dan harus bertanggungjawab, kalau mengambil emas limbahnya jangan dibuang di sungai sehingga tercemar dan merugikan kepentingan orang lain,” tegas Adrianus dihadapan warga Kecamatan Mempawah Hulu saat acara panen raya di Desa Tunang, belum lama ini.
Mengapa dilakukan razia, lanjut Adrianus, karena yang para penambang ini tidak memikirkan kepetingan orang lain hanya memikirkan sendiri itu yang diatur oleh pemerintah. “Silahkan bertambang, asal dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Ini sungai jadi keruh ditambah musim kemarau, kasihan orang mau mandi saja tak bisa apalagi mau minum,” ujar Adrianus.
Ia menambahkan, akibat tercemar sungai menjadi dangkal dan bisa dilanda banjir hingga akhirnya rumah ternak dan lainnya terendam air. Maka semua ini jelas yang dirugikan adalah masyarakat, sementara cukong tambang emas tidak mungkin bertanggungjawab. “Tahu banjir dia enak punyai rumah di mana-mana di Pontianaka atau dimana-mana,”kata Adrianus.
Sementara itu Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dikonfirmasi melalui via selularnya mengaku para cukong PETI yang dilakukan razia di Desa Kayu Ara dan Lian Sipi hingga saat ini belum ditangkap dan masih di buru dan barang bukti berupa sejumlah mesin dompeng dan peralatannya diamankan serta beberapa karyawan juga diamankan. (rie)
*Diduga Bocor, Cukong Kabur Terus

MANDOR. Lagi, tim operasi penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) dari Polres Landak turun di Kecamatan Mandor, Selasa (2/6). Operasi kali ini di Dusun Lian Sipi Desa Mandor langsung dipimpin Kapolres AKBP Drs Tony Ep Sinambela MSi dan didampingi Kasat Reskrim AKP Hujra Soumena SIK. Tapi sayang, diduga bocor karena ketika polisi sampai di lokasi cukong dan pekerja PETI sudah kabur duluan dan hanya lima orang berhasil diamankan.
Tony mengatakan saat operasi ada dua lokasi yang menjadi sasaran pertama berhasil mengamankan dua set mesin dompeng yang satu set anak buah sedang bekerja tapi yang satu setnya anak buahnya sudah kabur. “Kita mengamankan lima orang anak buahnya yaitu Sr, St, Jm, Tn dan Tt, bersama barang bukti mesin dompeng yang masih terpasang kita amankan untuk di bawa di Mapolres Landak. Sedangkan bos pemilik mesin bernama Tawang tidak ada di rumah,” kata Tony.
Selanjutnya, lokasi kedua hampir dua kilometer dari jarak pertama berhasil ditemukan delapan set mesin dompeng yang masih terpasang di dalam lobang tapi pekerjanya sudah tidak ada di lokasi. “Walaupun pekerjanya tidak ada di lokasi kita tetap mengamankan mesin yang masih terpasang, kita tidak mau kalau kita pulang mereka bekerja kembali,” kata Tony.
Dia berharap agar masyarakat sementara berhenti tidak melakukan PETI, kendati ada peraturan penambangan nanti akan diatur oleh pemerintah setempat, yaitu pemerintah Kabupaten Landak agar dapat mengeluarkan surat izin membuat peraturan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). “Tujuannya agar masyarakat bekerja secara legal untuk pertambangan ini,” kata Tony.
Penertiban PETI sejak 20 Mei ampai saat ini, Polres berhasil mengamankan sebanyak 13 tersangka bersama barang bukti 27 unit mesin penambang. Namun sangat disayangkan setiap penangkapan PETI pemodal atau bos yang mendanakan pertambangan tersebut tidak berhasil diringkus, karena melarikan diri sedangkan yang ditangkap pekerja saja. (rie)

*Petani Prestasi Diajak Ikut Pameren

MEMPAWAH HULU. Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot MSi bersama rombongan melakukan panen raya jagung hilbrida di Dusun Tiang Aping Desa Tunang Kecamatan Mempawah Hulu, Rabu (3/5) kemarin. Desa Tunang adalah daerah yang sudah ditetapkan Pemkab Landak sebagai kawasan produksi tanaman jagung.
Bupati Adrianus dalam pengarahannya meminta kepada petani jagung yang ada di Kecamatan Mempawah Hulu agar bersungguh-sungguh untuk meningkatkan kesejahteraan melalui pertanian. Karena dalam program Pemkab Landak pertanian menjadi dasar utama dan landasan pokok pembangunan ekonomi di Negeri Intan ini.
“Kebetulan 18 Juni mendatang tim Kabupaten Landak akan mengikuti pemeran produksi pertanian di Jakarta, saya minta jagung-jagung yang bagus kita bawa untuk dipamerkan,” kata Adrianus.
Tapi untuk tahun ini pihak Pemkab belum bisa mengajak petani untuk ikut berangkat menampilkan pameran di senayan karena belum dianggarkan. Tapi, tahun depan bagi petani jagung yang berprestasi akan diajak di Jakarta, disana sering ada pameran pertanian produksi unggulan daerah dan jagung merupakan unggulan Kabupaten Landak. “Kami janji tahun depan petani yang berprestasi kita ajak, dan kita berharap pihak sponsor yang membantu bibit jagung yang menjadi mitra petani juga bisa membantu agar petani bisa ikut tampil dalam setiap pameran,” tegas Adrianus.
Adrianus mengatakan, Pemkab Landak dengan segenap daya upaya dan kemampuan yang ada akan terus membangun bidang pertanian termasuk masalah pemasaran dan harga hasil pertanian seperti jagung ini. “Saya tugaskan Dinas Perindagkop, Pertanian dan Bappeda untuk melakukan lobi-lobi atau menjajaki kemungkina pemasaran, jadi tidak sebatas di Singkawang bila perlu di tetangga tetangga Malaysia kita cari harga yag lebih tinggi,” ungkap Adrianus.
Kepala Dinas Pertanian Landak Ir. Pa’du Palimbong lahan pertanian yang bisa dikembangkan jagung di Desa Tunang ini seluar 600 hektare, tapi petani baru bisa mengggarap 200 hektater. Diharapkan bisa terus mengembangkan lahan yang masih ada dan tahun ini bibit hibrida yang ada untuk 2000 hektarare. “Selain itu kita juga menyarankan kepada produsen jagung hibrida yang selama ini membantu bibit, agar juga bisa membantu jaringan pemasaran. Jadi jangan hanya bisa bantu bibit juga bantu pemesaran,” kata Pa’du.
acara panen raya jagung tersebut Bupati hadir bersama rombongan yakni Sekda Drs Ludis Msi, para kepala dinas/intansi di lingkungan Pemkab Landak. Hadir jajaran Camat dan Muspika Mempawah Hulu, Kepala Desa dan undangan lainnya yang juga digelar acara dialog antara petani dan bupati. (rie)
*Tahun Depan Digunakan MTQ

NGABANG. Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot meminta kepada pihak pelaksana pembangunan stadion olahraga Landak bekerja lembur. Karena Janurai 2009 mendatang harus sudah 70 persen pembangunan, karena Mei akan digunakan lokasi pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke XXIII tingkat Provinsi Kalbar.
“Ini untuk memacu pembangunan agar tercapai target, karena selama dua bulan sempat terbuang untuk mengusuran lahan. Jadi kompensasinya harua kerja lembur apalagi saat ini kondisi cuaca sangat mendukung, kalau hanya penancapan tiang dan cor kan bisa dikerjakan malam hari,” katanya saat rapat panitia MTQ di aula kecil kantor Bupati Landak, kemarin.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Landak, Stefanus Adirin mengatakan, saat ini memang sudah dilakukan penancapan tiang pertama untuk pembangunan tribun, sebelumnya memang dilakukan pengusuran lahan terlebih dahulu. “Karena kondisi tanah tidak rata, jadi harus digusur dan dipadatkan,” kata Adirin.
Untuk itu, pekerjaan pembangunan yang tahap pertama difokuskan memang tribun dan mimbar tilawah untuk pelaksanaan MTQ. Jadi memang harus dikerjakan semaksimal mungkin sehingga ditargetkan Desember mendatang sudah selasai dua bangunan ini. “Jadi kita memang harus kerja lembur, apalagi saat ini cuaca sudah mendukung,” kata Adirin. (rie)
*Warga Tuding Tim hanya Menakuti !

NGABANG. Masyarakat Landak diminta masyarakat bisa menjaga lingkungan yang ada, apakah dengan cara melakukan penanaman pohon sebanyak-banyaknya dan lainnya. Sedangkan terkait tambang emas, limbahnya jangan dibuang di aliran sungai. “Jadi mengapa dilakukan razia tambang emas? Bukan kita melarang untuk bekerja, tapi pekerja harus bertanggungjawab. Ini limbah dibuang di sungai sehingga dangkal dan tercemar zat mercuri,” tegas Bupati Landak DR Adrianus Asia Sidot saat memberikan sambutan di acara pelatihan PKK Ngabang-Jelimpo di gedung Swadaya Ngabang, Selasa (2/6) kemarin.
Sementara itu, warga Kecamatan Mandor meminta kepada pemerintah menertibkan Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) jangan tanggung-tanggung alias hanya menakuti rakyat saja. Karena sejak penertiban 26 Mei lalu, sekarang penambang sudah bekerja kembali. “Penertiban PETI tidak tepat sasaran, kita berharap agar yang ditertibkan di wilayah Cagar Alam Mandor, tapi malah di lokasi lain yang lokasinya milik masyarakat,” tegas Ajas, warga Mandor kepada awak koran ini, kemarin.
Masyarakat pada prinsipnya sangat mendukung jika PETI ditertibkan karena merugikan masyarakat akibat mendapat dampak pencemaran saja. “Sedangkan yang bekerja banyak warga dari luar bukan penduduk Mandor,” kata Ajas.
Senada diutarakan Saiful tokoh masyarakat, pihaknya juga mendukung adanya penertibpan PETI, tapi sebelumnya harus dicari solusinya bagaimana, apakah penambang harus membuat izin atau memang dilarang agar berhenti total tidak boleh bekerja sama sekali. “Kita berharap ada kejelasan yang pasti dari pemerintah, dan instansi terkait harus turun kelapangan berikan penyuluhan kepada penambang, kalau bisa diberi izin bagaimana cara membuat izin dan kalau memang tidak di izinkan apa yang harus masyarakat kerjakan,” ungkapnya seraya mengatakan pihaknya merasa prihatin kepada masyarakat yang semata-mata pencariannya sebagai penambang dan pendulang manual (perekek,red) , merasa ketakutan untuk mencari makan.
Terpisah dikatakan oleh salah satu penambang yang tidak mau menyebutkan namanya, saat berkumpul di warung kopi tepi jalan raya Mandor mengatakan sejak ada tim penertiban PETI mereka merasa resah, bekerja pun tidak tenang selalu dihantui kejaran petugas. Dia mengaku karena tidak ada pekerjaan lain maka mereka tetap masih bekerja sambil menunggu kejelasan dari pemerintah. “Kalau kami tidak bekerja apalah yang kami makan setiap hari, menurutnya kalau di larang semua nya tidak boleh bekerja, tapi semua di dekat lokasinya berkerja sayapun tetap ikut bekerja,” katanya singkat. (rie)
02.51 >>
*Kasus Guru SD Cabulin Murid

NGABANG. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru SDN Ngabang, SS, terhadap muridnya Bunga, 12, di dalam bis ketika pulang rekreasi dari Pasir Panjang Singkawang, Sabtu (30/5) malam. Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi menunggu hasil penyelidikan pihak polisi apakah memang terbukti atau tidak guru tersebut melakukan pelecehan seksual. “Saya juga masih menganut asas praduga tak bersalah. Jadi kita serahkan kepada polisi kita tak mau memvonis terlebih dahulu apakah benar atau salah. Kalau memang benar melakukan pencabulan, dia selaku PNS tentu ada konsekuensi dan itu ada tahapan-tahapan dalam menjatuhi hukum pelanggaran disiplin,” kata Adrianus usai rapat panitia MTQ di aula kecil kantor bupati, kemarin.
Kadis Pendidikan Landak, Aspansius SIP mengaku pihaknya akan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan untuk dikonfirmasi kebenarannya tentang adanya guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap siswanya sendiri. “Jika benar, kita akan koordinasi dengan pihak BKD, dan guru tersebut tetap ada sanksi,” kata Aspan.
Sementara Ketua PGRI Landak Drs Lukas Kanoh MM menyikapi masalah ini, pihaknya selalu organisasi akan melakukan pendampingan terhadap anggotanya. Artinya pihaknya menghargai proses hukum yang ada. “Kita siap mendampingi anggota kita dalam proses hukum,” ujar Lukas.
Sementara orang tua korban, yang namanya enggan disebut berharap kasus yang terjadi pada anak kandungnya itu dapat diproses secara hukum, agar tidak adalagi korban lain. “Ini merupakan pelajaran supaya tidak kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya. Kedua orang tua korban sangat terpukul dengan kejadian tersebut dan tidak terima atas perlakuan guru yang telah melecehkan anaknya. “Kita meminta agar penegak hukum dapat ditegakkan,” ujarnya.
Terpisah, Kepsek SDN 2 Ngabang Endang Selfafaunus, S.Pd mengatakan kalau ia tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap siswanya, karena SS yang dikenalinya selama mengajar sangat profesional dan kinerjanya sangat baik. “Dia itu guru profesional, disiplin dan bertanggung jawab dan selama ini ia sangat baik serta menjadi panutan apalagi ia adalah guru senior,” ungkapnya.
Senada diungkapkan Wali Kelas Bunga (korban,red) Budiarti, dirinya juga tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap Bunga, karena menurutnya saat berangkat Tour ke pasir panjang ia satu bus bersama SS. “Kami berangkat menggunakan 3 bus, 4 kijang, dan 1 mobil strada, sedangkan saya satu bus bersama SS, disitu juga ada 4 orang tua siswa dan 16 siswa termasuk Bunga,” ceritanya kepada awak koran ini.
Senada diungkapkan Wali Kelas Bunga (korban) Budiarti, dirinya juga tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap Bunga, karena menurutnya saat berangkat Tour ke pasir panjang ia satu bus bersama SS. “Kami berangkat mengunakan 3 bus, 4 kijang, dan 1 mobil Strada, sedangkan saya satu bus bersama SS, disitu juga ada 4 orang tua siswa dan 16 siswa termasuk Bunga,” ceritanya kepada Equator saat ditemui di Sekolahnya
Lanjutnya saat perjalanan pulang ada siswa yang mabuk sedangkan SS mondar-mandir kedepan dan kebelakang menjaga siswa dan mengobati siswa tersebut, saat dalam perjalanan teman sebangku Bunga yang duduk disamping pintu mabuk, melihat hal tersebut SS langsung memindahkan teman sebangku Bunga ke belakang takut anak tersebut terjatu. “Dia memindahkan teman Bunga karena takut terjatu, karena pintu bus itu tidak bisa ditutup,” paparnya. Setelah memindahkan teman Bunga SS duduk disamping Bunga, terkadang SS juga pergi kebelakang mengecek siswa. “Jadi mana mungkin ada kesempatan SS untuk melakukan perbuatan itu, saya tidak yakin pak SS berbuat semacam itu,” ujarnya tidak yakin
Lanjutnya sebelum kejadian tersebut Bunga juga pernah mengalami kejadian yang serupa, Bunga melaporkan kepada orang tuanya kalau buah dadanya di pegang teman sekelasnya, setelah siswa tersebut dipangil ternyata mereka hanya bermain dan tidak sengaja terpegang buah dada Bunga. “Saya kuatir hal ini terulang kembali,” belanya.
Namun nasik sudah menjadi bubur kejadian pelecehan seksual yang terjadi sudah diakui SS kalau perbuatan tersebut memang disengajainya.
Kapolsek Ngabang AKP A Ramdani mengatakan tersangka mengakui perbuatannya telah melakukan pelecehan seksual terhadap siswa yang juga termasuk anak dibawah umur, saat pulang dari Study Tour di Pasir Panjang. Kejadian tersebut Sabtu (30/5) sekitar pukul 22.00 saat rombongan yang mengunakan 3 bus hendak pulang ke Ngabang. Ketika dalam perjalanan persis Daerah Darit Kecamatan Manyuke, SS yang duduk bersama Bunga sempat mengobrol mengenai hasil UN. Tiba-tiba SS memasukkan tangannya dengan sengaja kedalam baju Bunga dan memegang dua gunung kembar milik bunga. “Cara SS memegang buah dada Bunga diremas-remas sebelah kanan dan kiri sebanyak tiga kali dan SS juga memasukan tangannya kedalam celana Bunga tapi tidak sampai kekemaluannya,” kata Ramdani. (rie)
Copyright © 2009 www.harianequatorlandak.blogspot.com. All Rights Reserved. by Templates Jaring Borneo