*Kontraktor harus Bertanggungjawab

Ngabang, Equator
Tidak ada hujan dan angin, belum sempat diresmikan pagar Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Ngabang terletak di Km-6 roboh sepanjang 15 meter, Minggu (25/1) pukul 11.30 pekan lalu. Padahal pagar terbuat beton semen itu baru satu bulan dikerjakan, bahkan kantong es milik tukang saja masih terlihat menggantung di pagar itu. Sementara kondisi bangunan sekolah untuk orang cacat itu juga terkesan dikerjakan asal-asalan, dinding retak, dek triplek melembung, kawat semen keluar, rumah dinas guru bocor, WC tak berfungsi, tidak ada listrik dan air. Diminta pihak pelaksana pembangunan atau kontraktor bertanggungjawab terhadap kasus ini. “Saya terkejut minggu lalu, mendengar ada suara brakk rupanya pagar sekolah yang dikerjakan belum satu bulan roboh, saya menjerit takut suami tertimpa,” ujar Danila Safroh guru yang tinggal di rumah dinas di lokasi tersebut saat ditemui Equator, Minggu (1/2) kemarin.
Danila Safroh dengan suaminya bernama Ade Supriadi itu mengaku, hingga saat ini selama satu minggu pagar yang roboh belum diperbaiki, pihaknya hanya bisa pasrah karena tidak tahu soal siapa pemborong bangunan tempat pendidikan anak cacat itu. Pihaknya datang di Kabupaten Landak hanya menjalankan tugas untuk mengajar. “Sudah satu minggu ini, memang sudah ada orang yang datang melihat, tapi belum diperbaiki,” ujar guru yang mulai tugas Juli 2008 lalu.
Proyek perluasan dan peningkatan mutu pendidikan khusus/pendidikan layanan khusus (PK/PLK) adalah pekerjaan subsidi block grant pembangunan unit sekolah baru dengan sumber dana dari DIPA Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar tahun anggaran 2007 dengan pelaksana panitia dari Dinas Pendidikan Kabupaten Landak. “Kita pindah dari SLB Negeri Ketapang, tugas di sini menurut Dinas Provinsi sarana sudah ada, tapi setelah sampai ya seperti ini terpaksa mau mandi angkut air pakai ember dan pakai lilin kalau malam,” ungkap Danila Safroh.
Menurut dia, murid yang ada saat ini berjumlah 8 orang, sedangkan dewan guru Danila Safroh dan suaminya, dibantu guru honor satu orang dan pengelola satu orang, semuanya empat orang. “Kalau saya SK tugas langsung dari Provinsi, kalau pengelola dari SK nya dari Kabupaten Landak,” ujarnya.
Pantauan Equator dilapangan, selain pembangunan pagar yang terkesan asal-asalan hingga mengakibatkan roboh tersebut, juga kondisi bangunan baik lura maupun dalam kelas sangat memprihatinkan. Semen dinding tidak rata dan banyak yang retak, WC tidak bisa difungsikan karena air keluar, dek ruang dari triplek terlihat melembung dan ada yang terkelupas sehingga jika tidak segera ditindaklanjuti siswa dari orang-orang accat itu terancam jika sampai gedung sekolah ambruk. “Kita sangat menyayangkan dengan kondisi bangunan yang belum lama dibangun sudah banyak rusak. Jangan mentang-mentang sekolah untuk orang cacat, bangunanya hanya asal-asalan,” ungkap anggota DPRD Landak Siyus SPd MM saat melapor Equator kalau pagar SLB tersebut roboh.
Siyus legislator dari PNBK ini meminta pihak kontraktor dapat bertanggungjawab. Apalagi sekolah tersebut saat ini sudah hampir satu tahun terdapat proses belajar mengajar. “Kita minta instansi terkait, apakah provinsi atau kabupaten Landak agar segera bertindak dan memanggil pihak kontraktornya,” tegas Siyus. (rie)
Copyright © 2009 www.harianequatorlandak.blogspot.com. All Rights Reserved. by Templates Jaring Borneo