*Ledeng Tak Ngalir, Warga Mulai Resah
NGABANG. Kemarau panjang yang melanda Kalbar khususnya di Kabupaten Landak mulai dirasakan masyarakat. Sudah sepekan air ledeng dari PDAM Landak tak ngalir, akibat sumber air dari gunung Merasak mengalami kekeringan.
“Sudah beberapa hari air ledeng tak jalan, kita kesulitan untuk mendapatkan air bersih, saya minta PDAM mencari jangan diam,” ujar salah satu konsumen PDAM yang namanya enggan disebut saat melapor kepada Equator, pagi kemarin.
Menurutnya, dengan tidak jalanya air ledeng yang ada di rumahnya, membuat keresahan pihak keluarga, karena mau mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya sangat susah. Sementara lari di sungai Landak, tapi kondisinya sangat tidak mendukung air keruh akibat limbah tambang emas di daerah perhuluan. “Kita mohon Pemkab jangan diam dan mencari solusi menghadapi musim kemarau ini,” ujar pria yang berkerja sebagai pedagang ini.
Sementara itu, Direktur PDAM Landak Drs V.Saanan dikonfirmasi tidak ada di tempat dan melalui stafnya Heri Rosdani dikonfirmasi di kantornya mengatakan, saat ini memang air ledeng sebagian tidak mengalir. Karena bendungan grafitasi di gunung Merasak dalam kondisi bron untuk distribusi air pipa 6 in, air tidak mengalir maksimal. “Jadi sudah sekitar tiga hari ini air ledeng yang menggunakan sumber air di gunung Merasak tidak jalan, seperti di jalur Kampung Raja, Pasar Lama, Desa Hilir Kantor,” ungkap Heri.
Sedangkan jalur lain seperti kawasan Terminal Ngabang dan Dusun Tunggul air tetap masih mengalir, karena di suplai dari sumber air sungai Landak. Jika dilihat dari jumlah konsumen PDAM Landak sekitar 700 lebih, yang menggunakan air dari gunung Merasak memang lebih banyak. “Untuk bagaimana solusi, kita belum bisa tahu, karena kita hanya staf, dan pimpinan yang bisa menjawab,” ujar Heri.
Terpisah, warga yang bermukim di Komplek BTN Bali Permai mengaku tidak merasa kesulitan air. Karena mereka rata-rata menggunakan sumur bor sehingga tetap deras airnya. Kecuali jika listrik padam, akan kesulitan untuk menyedot air. “Kalau pakai sumur bor, air masih deras,” ujar Iwan salah satu warga.
Sementara bagi warga yang menggunakan sumur galian sendiri, juga masih bisa mendapatkan air, tapi harus mengambil atau menyedot pada subuh hari. Apalagi jika penggunanya banyak, pastinya mereka berebut. “Kita kadang bangun tengah malam, ya hidupkan mesin air sedot di sumur,” ujar Mimi, ibu rumah tangga yang tinggal di Dusun Tungkul.
Karena melihat musim kemarau tiba, maka dalam penggunaan air diirit, mulai dari mandi yang bisa tiga kali dalam satu hari, terpaksa harus dikurangi menjadi dua kali saja cukup. Siang tidak perlu mandi, pun begitu untuk mencuci, pakaian jangan selalu banyak dipakai. “Maklum air sedikit, kalau untuk mencuci banyak-banyak, bisa-bisa kita tak mandi. Mau mandi di sungai Landak keruh macam susu coklat akibat limbah tambang emas,” tutur ibu muda ini. (rie)
0 Response to 'Sumber Air PDAM di Gunung Merasak Kering'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)