*Akibat Bodoh dan Terbelakang
NGABANG. Kabupaten dengan luas wilayah 9.909,10 Km2 memiliki 13 kecamatan dengan 156 desa umumnya masih masuk kategori tertinggal. Sedangkan jumlah penduduk sampai 2008 lalu 350.334 jiwa dengan angka kemiskinan berdasarkan sumber Badan Pusat Statistik (BPS) Landak 87.300 jiwa atau 24,95 persen.
“Angka kemiskinan masih cukup besar yakni 24 persen yang diderita masyarakat Landak. Ini sebetulnya bukan karena ada ketiadaan sumber daya alam. Pada dasarnya Landak mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Jadi tidak ada alasan bagi masyarakat Landak untuk miskin,” ungkap Bupati Landak DR. Drs. Adrianus Asia Sidot MSi dalam ekspose di hadapan tim dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai contoh pengkajian dan penelaahan berbagai aspek dalam rangka pembangunan daerah tertinggal di Republik Indonesia, di aula Kantor Bappeda Landak, Kamis (13/8).
Ia mengatakan visi Kabupaten Landak yakni masyarakat Landak yang cerdas, bermoral, maju, mandiri dan terdepan dibidang ekonomi kerakyatan yang berbasis agrobisnis dan agroindistri. “Namun pada dasarnya ada 3 persoalan utama yang ada di Landak ini. Persoalan tersebut yakni kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan,” ujarnya.
Menurut Bupati tingginya tingkat kemiskinan di Landak juga disebabkan karena masyarakatnya bodoh dan terbelakang. Namun semuanya itu ada pada pola pikir dan sikap mental masyarakat Landak. “Hendaknya hal ini kita perhatikan betul-betul dan kita pikirkan bersama bagainana strategi yang efektif untuk mengatasi kebodohan dan keterbelakangan ini. Bagaimana upaya yang efektif agar pola pikir, perilaku dan sikap mental masyarakat kita berubah,” harap mantan Kepala Bappeda Landak ini.
Untuk mengatasi 3 masalah utama tersebut, ada 4 strategi utama yang harus dilakukan. Pertama, mencerdaskan manusia dengan memberikan beasiswa, meningkatkan mutu pendidikan dan memperluas akses pendidikan. Selain itu pendidikan masyarakat juga ditingkatkan. “Kemudian strategi kedua yakni membangun perekonomian rakyat dengan basis utama agrobisnis dan agroindustri. Inipun sesuai dengan visi Kabupaten Landak,” ujar pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran Bandung ini.
Sedangkan strategi ketiga, katanya, menyediakan infrastruktur yang memadai. Sedangkan strategi terakhir yakni menyelematkan bumi. “Oleh karena itu saya minta kepada instansi-instansi terkait supaya bisa memikirkan bagaimana caranya kita menyelamatkan bumi Landak ini,” ungkap pria beranak tiga ini. (rie)
0 Response to 'Angka Kemiskinan Landak 24 Persen'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)