*Menilik Hari Pendidikan Nasional
Ngabang, Equator
Hari ini, 2 Mei tepatnya adalah hari Pendidikan Nasional. Hari dimana lahirnya pendidikan di Indonensia dan bertepatan dengan hari lahirnya salah satu tokoh pendidkan yaitu Ki Hajar Dewantara dengan nama asli Raden Mas Soewardi. “Jika mengulas sedikit tentang perjuangan untuk memajukan pendidkan di bumi Indonesia, beliau sempat mendirikan salah satu taman siswa pada 3 Juli 1922 untuk sekolah kerakyatan di Yogyakarta,” papar Edi Suwarno seorang Pegiat Pendidikan Kabupaten Landak saat diskusi di kantor Biro Equator, sore kemarin.
Ia mengatakan, sesuai dengan tujuan dan cita-citanya pendidikan, haruslah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mungkin berkembang dari kata mencerdaskan banyak orang mengartikannya dengan mengambil berbagai kebijakan yang dapat membuat pendidikan di Indonesia bisa berkembang. “Salah satu caranya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah mengadakan Ujian Nasional, nyatanya Ujian Nasional bukan menciptkan generasi yang cerdas namun menciptkan generasi yang rusak baik mentalnya maupun kerohaniaanya,”kata Tajudin
Senada diungkapkan Ya’ Syahdan, siapapun tidak bisa membantah kalau UN telah menciptakan generasi yang rusak moralitasnya. Sebagaimana bisa dilihat beberapa fenomena kecurangan dan kejahatan yang sering terjadi hingga ditayangkan diberbagai media massa maupun media elektronik. “Seandainya beliau (Ki Hajar Dewantara,red) masih hidup beliau akan menangis dan meratapi melihat buruknya pendidikan di negeri ini,” ujarnya.
Fenomena keburukan yang terjadi saat ini bukan saja masalah Ujian Nasional, namun yang terjadi juga adalah biaya sekolah dari tahun ketahun yang semakin meningkat. Dosadari bersama adanya lonjakan tingginya uang sekolah dari tahun ke tahun. Padahal berbagai janji manis seperti adanya dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) akan membantu meringankan biaya sekolah, bahkan ada juga yang mengatakan dengan adanya dana bos maka pendidikan alhasil akan gratis. “Apakah pendidikan saat ini di Indoensua gratis? Jangan mimpi pendidikan mau gratis. Realisasi dana pendidikan yang dialokasikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasalnya yang ke 49 bahwa 20% dari APBN dialokasikan untuk pendidikan. Namun kenyataan sampai saat ini semua itu tidak nampak,” tegasnya. (rie)
0 Response to 'Apakah UN Mencerdaskan Bangsa?'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)