*Pemantau Independen Lapor LPMP
Ngabang, Equator
Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMP/Mts di Kabupaten Landak 27-30 April lalu. Rupanya banyak ditemukan kejanggalan, baik yang dilakukan para kepala sekolah, pengawas dan peserta ujian. Kejanggalan itu langsung ditemukan oleh Tim Pemantau Independen (TPI) dan sudah dilaporkan kepada pihak Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) di Pontianak. “Hasil dari laporan kita, masih ditemukan beberapa kejanggalan, diantaranya ada kepala sekolah tidaj ada respon terdahap kehadiran tim kita,” ungkap Koordinator TPI Landak, Markus Amid, Mdiv dikonfirmasi saat berada di kantor bupati Landak, Kamis (14/5) kemarin.
Markus Amid yang juga membeberkan sejumlah kejanggalan lainnya saat proses UN di SMP, diantaranya masih ditemukan pengawas ujian memenang handphon ketika berada di dalam ruang kelas dan berdekatan dengan peserta ujian dalam waktu yang lama. “Kita tidak tahu apakah yang dilakukan si pengawas dekat dengan bangku peserta ujian,” ujar Markus yang juga anggota DPRD Landak ini.
Selanjutnya, saat proses ujian masih berlangsung, para siswa secara berkelompok juga bebes keluar masuk denagn alasan ke toilet dengan waktu yang lumayan lama. Artinya, siswa keluar ke toilet secara bersamaan 2 sampai 3 orang. “Kita sebagai tim pemantau memang ada melihat sampai siswa tersebut masuk toilet,” kata Markus Amid.
Namun, lanjut legislator dari Partai Demokrat ini, untuk dugaan kecurangan yang disertai bukti ountensi pihaknya memang tidak ada menemukan, tapi hanya sekedar kejanggalan-kejanggalan saja, dan pihaknya saat itu juga sudah memberikan terguran terhadap pihak pengawas atau sekolah penyelanggaa. “Kalau tahun ini, mereka masih mau menerima masukan dan kritik dati TPI, tapi kalau tahun 2008 lalu, tim kita ada yang diancam,” tegas Markus Amid.
Kendati hanya ditemukan kejanggalan dalam UN tingkat SMP/MTs tapi pihak TPI akan tetap melaporkan kepada LPMP di Pontianak, sekolah-sekolah mana saja yang memang ditemukan ada kejanggalan. Sedangkan apa rekomendasinya itu diserahkan kepada pihak LPMP, karena TPI hanya membantu mereka . “Ya, ibarat kita ini mata-matanya LPMP,” ujar Markus Amid.
Ia mengaku, TPI selama bertugas memang hanya sebatas melakukan pemantauan dan tidak diperkenankan masuk di dalam ruang kelas. Namun, untuk tahun mendatang, TPI akan mengajukan agar bisa melakukan pemantauan hingga di ruang kelas dan dilibatkan dalam pemantauan mulai pendistribusian soal-soal ujian. Selain itu, jika lembar jawaban ujian nasional (LJUN) sudah selesai di isi oleh pihak sekolah penyelanggara langsung di bawa di Kantor Dinas Pendidikan. “Nah, semestinya dari pihak TPI juga dilibatkan,” tegas Markus Amid.
Markus Amid menambagkan, pada UN SMP/MTs Landak, pihaknya menurunkan anggota sebanyak 87 tim ke sekolah-sekolah penyelenggara di Kabupaten Landak ini. Personel TPI tersebut dari mahasiswa Sekolah Tinggi Teologia (STT) Arastamar Ngabang. “Nah, inilah hasil temuan kita dalam pemantauan banyak ditemukan kejanggalan-kejanggalan,” tandas Markus Amid. (rie)
0 Response to 'UN SMP Banyak Ditemukan Kejanggalan'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)