*Ade Hendi : Itu Tidak Benar
Ngabang, Equator
Kinerja PT. Saban Sawit Subur (SSS) yang beroparasi di Kecamatan Ngabang diantaranya di Desa Pak Mayam dan Dusun Damar dinilai jalan ditempat. Selain itu, pihak manajemen perusahaan tidak memanfaatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Landak ini. “Kinerja PT. SSS jalan ditempat, jika kita lihat baru 400 hektare saja,” beber Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Ngabang, Saidan Ameng ketika menghubungi Equator via selularnya, Jumat (15/5) kemarin.
Saidan menegaskan, saat ini perusahaan tersebut baru melakukan pembukaan lahan dan belum ada penanaman, untuk itu pihaknya meminta kepada intansi terkait agar melakukan pengawasan terhadap PT. SSS yang beroerasi di wilayah Kecamatan Ngabang ini. Jika memang jalannya ditempat atau kurang modal agar dialihkan kepada perusahaan lain. “Ini kita lihat mereka kerja hanya sendiri, pemborongan dari perusahaan itu sendiri. Artinya kurang melibatkan SDM di bidang perkebunan masyarakat Landak,” tegas Saidan.
Terpisah, Community Develoment Area Manager PT SSS, Ade Hendi dikonfirmasi Equator membantah keras pernyataan Ketua KTNA Ngabang tersebut. Karena sudah satu tahun perusahaan tersebut masuk di Landak ini sudah bekerja secara optimal, bahkan pada Juni mendatang sudah mencapai 1000 hektar. “Memang sekarang yang sudah di bebaskan baru sekitar 750 hektare dan renacan Juni nambah lagi 400-500 hektare lagi,” kata Ade melalui via selularnya, siang kemarin.
Untuk itu, memang semuanya masih tahap proses dan langkah penanaman sendiri baru akan dilakukan awal Juni mendatang. Sedangkan, untuk di Dusun Damar sendiri proses pembebasan lahan diakuinya banyak kendala. Sehingga ke depan hanya dapat total lahan hanya sekitar 50-60 hektare saja. “Di Damar banyak kendala, kadang masyarakat janji untuk diikur lahannya, setelah kita tunggu tak ada kabar dan lainnya,” ujar Ade.
Sedangkan menyinggung mengenai tenaga kerja, PT. SSS secara global 80 persen adalah dari masyatakat Landak. Memang khusus untuk karyawan staf didatangkan dari luar seperti dari Sumatera dan Kalimantan Timur. “Jadi untuk teknis staf sampai ke bawah, semua dari tenaga masyarakat Landak,” tegas Ade.
Ade menambahkan, memang proses pekerjaan untuk sebuah perusahaan perkebunan berjalan secara bertahap karena patinya banyak mengalami faktor hambatan sosial dan lain sebagainya, khususnya saat pembebasan lahan dengan masyarakat. “Jadi, kerja kita memang bertahap, tidak bisa sekaligus,” ujarnya.
Kemudian, PT. SSS sendiri mempunyai target 4000 hektare saja dari izin yang diberikan pemerintah 8000 hektare. Untuk tahun 2009 ini sekitar 1500 hektare yang harus tercapai. Maka dari itu, pihanya mohon kepada masyarakat untuk bekerjasama yang baik. “Khususnya bagi masyarakat yang lahannya masuk dalam peta perusahaan kita ini,” tandas Ade. (rie)
0 Response to 'Kinerja PT.SSS Dinilai Jalan Ditempat'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)