Oleh: Yohanes Ngalai
PEMILU Presiden (Pilres) tinggal menghitung hari, tepatnya 8 Juli 2009 mendatang. Kalau kita lihat isu yang muncul seputar calon presiden dan wakil presiden yaitu sipil dan militer, jawa dan luar jawa, Islam dan non Islam, pengusaha dan non pengusaha, birokrat dan non birokrat. Dari semua isu tersebut muncullah tiga kandidat capres dan cawapres tahun ini.
Disini muncul kecerdasan Pemilu kita, dari isu yang saja sebutkan diatas tadi muncul isu Ekonomi. Ini merupakan era baru dalam demokrasi kita, setelah presiden dan wakil presiden di pilih oleh ‘pemegang mandat atau rakyat’. namun ada yang mengusik penulis tentang mashab Ekonomi yang diusung, antara lain, Ekonomi Neolib, Ekonomi Kerakyatan dan Ekonomi Islam. Saya setuju dengan budayawan dalam dialog dengan Capres dan cawapres, untuk membangun bangsa ini bukan bersumber dari ekonomi. Ada yang salah dalam pendidikan berbudaya di Indonesia. (data menunjukan makin banyak orang yang bertitel, S1, S2 dan S3, namun moral bangsa makin kacau).
Menurut hemat saya, presiden dan wakil presiden, harus mengadakan revolusi untuk merombak sistem pendidikan berbudaya, yang intinya bagaimana manusia Indonesia yang berbudaya dan pada akhirnya ‘ kekayaan ekonomi’ kita digunakan dengan tanggung jawab untuk kepentingan Bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan, antara perkataan sesuai dengan perbuatan serta janji harus ditepati. Ini semua sudah ada dalam Pancasila dan UUD 1945 dan di sana sudah jelas apa tujuan bangsa ini, yang diperlukan sekarang detail dan actionnya dalam bentuk Rencana Pembangunan (RP) atau dalam istilah zaman ORBA dulu disebut GBHN. Kiranya tulisan ini menjadi renungan kita bersama, semoga. (penulis adalah warga Kab. Landak)
0 Response to 'Pemilu Kita Kian Cerdas ?'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)