*Kasus Guru SD Cabulin Murid
NGABANG. Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oknum guru SDN Ngabang, SS, terhadap muridnya Bunga, 12, di dalam bis ketika pulang rekreasi dari Pasir Panjang Singkawang, Sabtu (30/5) malam. Bupati Landak DR Drs Adrianus Asia Sidot Msi menunggu hasil penyelidikan pihak polisi apakah memang terbukti atau tidak guru tersebut melakukan pelecehan seksual. “Saya juga masih menganut asas praduga tak bersalah. Jadi kita serahkan kepada polisi kita tak mau memvonis terlebih dahulu apakah benar atau salah. Kalau memang benar melakukan pencabulan, dia selaku PNS tentu ada konsekuensi dan itu ada tahapan-tahapan dalam menjatuhi hukum pelanggaran disiplin,” kata Adrianus usai rapat panitia MTQ di aula kecil kantor bupati, kemarin.
Kadis Pendidikan Landak, Aspansius SIP mengaku pihaknya akan memanggil kepala sekolah yang bersangkutan untuk dikonfirmasi kebenarannya tentang adanya guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap siswanya sendiri. “Jika benar, kita akan koordinasi dengan pihak BKD, dan guru tersebut tetap ada sanksi,” kata Aspan.
Sementara Ketua PGRI Landak Drs Lukas Kanoh MM menyikapi masalah ini, pihaknya selalu organisasi akan melakukan pendampingan terhadap anggotanya. Artinya pihaknya menghargai proses hukum yang ada. “Kita siap mendampingi anggota kita dalam proses hukum,” ujar Lukas.
Sementara orang tua korban, yang namanya enggan disebut berharap kasus yang terjadi pada anak kandungnya itu dapat diproses secara hukum, agar tidak adalagi korban lain. “Ini merupakan pelajaran supaya tidak kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya. Kedua orang tua korban sangat terpukul dengan kejadian tersebut dan tidak terima atas perlakuan guru yang telah melecehkan anaknya. “Kita meminta agar penegak hukum dapat ditegakkan,” ujarnya.
Terpisah, Kepsek SDN 2 Ngabang Endang Selfafaunus, S.Pd mengatakan kalau ia tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap siswanya, karena SS yang dikenalinya selama mengajar sangat profesional dan kinerjanya sangat baik. “Dia itu guru profesional, disiplin dan bertanggung jawab dan selama ini ia sangat baik serta menjadi panutan apalagi ia adalah guru senior,” ungkapnya.
Senada diungkapkan Wali Kelas Bunga (korban,red) Budiarti, dirinya juga tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap Bunga, karena menurutnya saat berangkat Tour ke pasir panjang ia satu bus bersama SS. “Kami berangkat menggunakan 3 bus, 4 kijang, dan 1 mobil strada, sedangkan saya satu bus bersama SS, disitu juga ada 4 orang tua siswa dan 16 siswa termasuk Bunga,” ceritanya kepada awak koran ini.
Senada diungkapkan Wali Kelas Bunga (korban) Budiarti, dirinya juga tidak percaya apa yang telah dilakukan SS terhadap Bunga, karena menurutnya saat berangkat Tour ke pasir panjang ia satu bus bersama SS. “Kami berangkat mengunakan 3 bus, 4 kijang, dan 1 mobil Strada, sedangkan saya satu bus bersama SS, disitu juga ada 4 orang tua siswa dan 16 siswa termasuk Bunga,” ceritanya kepada Equator saat ditemui di Sekolahnya
Lanjutnya saat perjalanan pulang ada siswa yang mabuk sedangkan SS mondar-mandir kedepan dan kebelakang menjaga siswa dan mengobati siswa tersebut, saat dalam perjalanan teman sebangku Bunga yang duduk disamping pintu mabuk, melihat hal tersebut SS langsung memindahkan teman sebangku Bunga ke belakang takut anak tersebut terjatu. “Dia memindahkan teman Bunga karena takut terjatu, karena pintu bus itu tidak bisa ditutup,” paparnya. Setelah memindahkan teman Bunga SS duduk disamping Bunga, terkadang SS juga pergi kebelakang mengecek siswa. “Jadi mana mungkin ada kesempatan SS untuk melakukan perbuatan itu, saya tidak yakin pak SS berbuat semacam itu,” ujarnya tidak yakin
Lanjutnya sebelum kejadian tersebut Bunga juga pernah mengalami kejadian yang serupa, Bunga melaporkan kepada orang tuanya kalau buah dadanya di pegang teman sekelasnya, setelah siswa tersebut dipangil ternyata mereka hanya bermain dan tidak sengaja terpegang buah dada Bunga. “Saya kuatir hal ini terulang kembali,” belanya.
Namun nasik sudah menjadi bubur kejadian pelecehan seksual yang terjadi sudah diakui SS kalau perbuatan tersebut memang disengajainya.
Kapolsek Ngabang AKP A Ramdani mengatakan tersangka mengakui perbuatannya telah melakukan pelecehan seksual terhadap siswa yang juga termasuk anak dibawah umur, saat pulang dari Study Tour di Pasir Panjang. Kejadian tersebut Sabtu (30/5) sekitar pukul 22.00 saat rombongan yang mengunakan 3 bus hendak pulang ke Ngabang. Ketika dalam perjalanan persis Daerah Darit Kecamatan Manyuke, SS yang duduk bersama Bunga sempat mengobrol mengenai hasil UN. Tiba-tiba SS memasukkan tangannya dengan sengaja kedalam baju Bunga dan memegang dua gunung kembar milik bunga. “Cara SS memegang buah dada Bunga diremas-remas sebelah kanan dan kiri sebanyak tiga kali dan SS juga memasukan tangannya kedalam celana Bunga tapi tidak sampai kekemaluannya,” kata Ramdani. (rie)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)