*H-9 Pemilu Legislatif
*Sosialisasi Mesti Merata
Ngabang, Equator
Hari pencontrengan calon legislatif (caleg) tinggal menghitung hari. Tepat 9 April rakyat Indonesia akan memberikan hak suara. Di Kabupaten Landak sampai saat ini masih banyak ditemukan warga tak paham tentang tata cara memberikan suara. Sementara jajaran penyelenggara Pemilu melakukan sosialisasi tak merata.
“Jangankan milih caleg dan parpol yang jumlahnya banyak, waktu pemilihan kepala desa yang hanya tiga orang calon saja masih banyak salah. Memang bagi orang perpendidikan akan paham memberikan hak suara dengan tanda contreng tapi macam kita mana paham,” ujar Movi, 51, warga Desa Bagak Kecamatan Menyuke ketika dimintai tanggapan Equator, kemarin.
Menurutnya, kalau Pemilu tahun-tahun sebelumnya ada gambar calon sehingga jika tak hapal nama bisa melihat foto. Tapi kalau sekarang hanya nama tentu akan sulit dan dikhawatirkan salah. “Kadang calon namanya hampir sama,” ujarnya.
Di Serimbu Kecamatan Air Besar juga masih ada warga yang tak paham tata cara memberikan hak suara. Sedangkan pelaksanaan Pemilu legislatif tingga beberapa hari lagi. Hal itu seperti diakui Nek Uting,60 tahun, yang sehari-harinya menjaga warung kecilnya. Ia juga belum memahami bagaimana cara mempergunakan hak suara pada Pemilu nanti. “Saya memang sudah terdaftar sebagai pemilih. Tapi katanya Pemilu kali ini tidak pakai coblos lagi, tapi memberikan tanda centang. Saya tidak paham bagaimana cara memberikan tanda centang itu,” ujar Nek Uting.
Di Kecamatan Sengah Temila, petugas pengamanan Pemilu yakni Hansip/Linmas juga masih ada yang tak paham tentang tata cara memberikan hak suara pada 9 April mendatang. Karena tahun ini beda dengan tahun sebelumnya yang pakai coblos. “Terus terang saja juga masih tak paham, tapi mendapat amanah untuk tugas keamanan ya kita jalankan,” ujar polos salah satu Hansip yang namanya enggan disebut, ditemui di sela-sela latihan Pemilu di halaman kantor camat Sengah Temila, Senin (30/3).
Di Kecamatan Mandor, para pemilih pemula hingga saat ini masih ada yang tak paham tata cara pemberian hak suara. Alasannya, kurang sosialisasi di desa. Selama ini hanya melihat di Televisi. “Itukan diperagakan hanya singkat,” ujar Acam, 18 tahun, salah satu remaja di desa Mandor, Selasa (31/3), kemarin.
Ia mengaku selama ini hanya melihat di TV saja, tapi belum pernah ikut dalam sosialisasi cara memilih. Dan yang mau di pilih pun dia belum tahu, siapa yang akan dipilih. Baik DPRD,DPR, DPR RI maupun DPD. “Karena orangnya tidak pernah dia lihat mungkin karena tidak ada kampanye yang di lakukan di desanya, sehingga tidak dapat mengenal yang akan dipilih,” ujar Acam polos. (rie)
0 Response to 'Warga Landak Banyak Tak Paham'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)