*Hingar-hangar Politik Jelang Pemilu
SEJAK keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menerapkan suara terbanyak dalam penetapan calon legislatif (caleg) terpilih dalam Pemilu yang akan dihelat 9 April mendatang. Gerakan caleg baik mulai dari tingkat kabupaten, provinsi dan pusat terus melaju untuk mencari simpati dari masyarakat. Karena jika hanya duduk manis di rumah, tidak bakalan mereka duduk menjadi wakil rakyat. Sehingga masyarakatlah yang dijadikan objek untuk dipengarhui agar memilih dirinya. Pastinya dengan strategi masing-masing si caleg itu.
Di Kabupaten Landak, caleg provinsi juga mulai sibuk mencari simpati di masyarakat, bahkan kadang masyarakat masih ada yang tak mengenal sosok figur tersebut. Sehingga terpaksa dikenalkan seseorang tetangganya yang kebetulan mengenal si caleg itu. Padahal, caleg yang akan maju di tingkat provinsi itu sekarang sudah menjadi anggota DPRD di Landak. Mungkin karena jarang atau mungkin tak pernah sekali turun lapangan karena bukan daerah pemilihannya, sehingga warga tak mengenalnya. Karena kalau sudah menjadi caleg provinsi mau tidak mau semua kecamatan perlu didatangi untuk melakukan sosialisasi.
Ada salah satu caleg DPRD Provinsi dari salah satu partai nomor urut satu, saat diskusi dengan awak koran ini sempat mengaku lemah sejak ada keputusan MK yang menerapkan suara terbanyak dalam penetapan calon terpilih nanti. Saat ini ia memang sedang duduk di DPRD Landak, tapi karena Pemilu legislatif 2009 ini mencalonkan menjadi dewan provinsi, mau tidak mau harus kerja keras untuk mencari dukungan. Tapi dia tak bisa meminta dukungan dari kader-kader atau para pengurus partai yang ada di masing-masing kecamatan. Apa sebabnya, karena ketua partai kabupaten juga ikut maju menjadi caleg provinsi, memang soal nomor urut di bawa dirinya. Tapi dengan sistem suara terbanyak semua mempunyai peluang berarti dilihat dari figure. “Rata-rata semua pengurus parpok di kecamatan mendukung pimpinan parpol kabupaten untuk maju di dewan provinsi, terpaksa kita cari jalan lain untuk mencari tim sukses,” ujar caleg tersebut.
Lalu bagaimana untuk mencari tim sukses dan dukungan? si caleg tersebut terpaksa mengalah dengan pimpinan parpolnya sendiri. Maka ia milih mencari tim melalui jalur lain misalnya melalui keluagra besarnya dan rekan-rekan dekatnya.
Jika dilihat memang, pengurus parpol di tingkat kecamatan bahkan termasuk tingkat desa dan dusun sudah pasti secara organisasi merapatkan untuk mendukung ketua parpol kabupaten. Karena jika tidak, resikonya akan dipandang si pimpinan tidak loyal dan sebagainya. Maka dari itu, ketua parpol yang juga caleg dia akan gampang untuk mencari tim sukses untuk mempromosikan dirinya di masyarakat. Tapi bagi caleg yang bukan pengurus di dalam organisasi parpol yang bersangkutan, mereka harus kerja mencari jalan lain untuk mencari tim sukses. Karena untuk meraih kesuksesan tim sukses merupakan salah satu ujung tombak. Jika tim sukses solid, maka ada harapan untuk duduk menjadi legislatif. Tapi kalau tim sukses hanya mengharapkan duit dari si calon untuk dijadikan bisnis atau pendapatan pribadi, pastinya akan hancur nasib suara di caleg yang sudah habis-habisan mendistribusikan uang kepada tim tersebut. (kundorie_ptk@yahoo.co.id)
0 Response to 'Caleg Ngalah dengan Pimpinan Parpol'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)