*Sungai Belantian Tercemar PETI
TEBEDAK. Warga Desa Tebedak Kecamatan Ngabang khususnya yang bermukim ditepi sungai Belantian terpaksa harus merelakan dirinya mandi air lumpur dampak maraknya Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di perhuluan sungai.
“Mau mandi dimana lagi mas, hanya ini air yang ada. Mau buat sumur bor tak mampu. Lihat anak saya, kakinya sudah lama gatal-gatal,” ujar Maryam,49, ditemui awaak koran ini ketika mandi bersama anak-anaknya di sungai, Minggu (6/9) kemarin.
Sedangkan mendapatkan air untuk masak dan minum, warga setempat terpaksa mencari di hutan, bagi yang tidak mempunyai kendaraan harus jalan kaki menempuh perjalanan yangh jauh di tengah hutan. Kalau warga yang memiliki kendaraan bermotoir, gampang bisa cari air di Kota Ngabang untuk keperluan seharii-hari. “Tapi kalau yang hidupnya pas-pasnyan, mau tidak mau cari air di hutan karena tak ada hujan, kalau mandi terpaksa di sungai yang lumpur ini,” ungkap Maryam sambil mengucek pakaian itu.
Air sungai mencari warna coklat berlumpur ini akibat maraknya PETI di perhuluan sungai tersebut yakni daerah Belantian dan sekitarnya. Padahal, sungai ini salah satu kebutuhan warga setempat, kendati musim kemarau panjang tetap tidak kesulitan. Tapi karena sudah tercemar, jangankan untuk dikonsumsi, untuk mandi saja tak layak. “Beberapa bulan lalu sempat ada razia PETI memang agar jernih, tapi sekarang sudah keruh lagi,” ujar Maryam.
Ia berharap, kepada petambang emas agar jangan mementingkan pribadi, tapi juga memperhatikan dampak yang merugikan masyarakat banyak. Selain itu, pemerintah juga jangan diam, harus bisa memberikan perhatian bagi yang terkena dampak PETI ini. “Apakah tidak prihatin melihat rakyatnya mandi air lumpur seperti ini,” ucapnya. (rie)
0 Response to 'Warga Tebedak Mandi Air Lumpur'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)