*Adrianus: Kita Sudah Bentuk Tim di Lapangan
Ngabang, Equator
Menyikapi kematian Ujok (8), asal Desa Paku Raya, Kecamatan Kuala Behe Kabupaten Landak penderita penyakit kulit bulosa pada anak (Chronis Bulluos Disease of Chilhood-CBD) yang dirawat di RSUD Soedarso Pontianak. Bupati Landak Dr.Drs Adrianus Asia Sidot Msi melakukan klarifikasi bahwa penyakit yang diderita Ujok tidak menular, dan pihaknya sudah membentuk tim untuk menindaklanjuti kasus ini. “Kasus Ujok itu penyakit biasa saja, tidak ada yang aneh seperti diceritakan masyarakat Dusun Paku Raya. Karena dari hasil pemeriksaan Ujok ini terkena penyakit Chrobic Bullouse Disease of Childhoud atau dalam bahasa daerahnya penyakit Bulak atau nama lainya Linear Imunoglobulin A,” ungkap Adrianus saat jumpa pers di rumah Dinasnya, Rabu (24/9) sore kemarin.
Selanjutnya tentang adanya kabar penyakit yang diderita Ujok menular kepada anak lainnya itu tidak benar, memang diakuinya ada 25 anak lain yang juga sakit. Tapi berdasarkan hasil investigasi oleh tim pengobatanpada tanggal 20 September, setelah kasus Ujok mereka hanya terkena reaksi Immunolgic saja. “Seperti demam, bintik merah, badan lemah, agak rewel dan batuk. Semua sudah sembuh total dikatakan dokter dan tim medis lainnya. Memang masih ada dua anak bernama Ateng dan Tasa yang menderita penyakit cacar air murni, sekarang sudah menjalani proses pengobatan. Jadi ini kondisi yang sebetulnya, sekali lagi tidak menular,” ungkap Adrianus didampingi Plt Kepala Dinas Kesehatan Landak Sophia Tjakre.
Sedangkan apa penyebab penyakit tersebut, Adrianus juga belum menjelaskan secara apsti karena masih dalam tahap pemeriksaan. Jika dikatakan dampak terkontiminasi zat merkuri (air raksa) sama sekaki tidak ada alasan dan bukti. Karena kondisi lingkungan, tidak ada aktivitas pertambaagan rakyat di Sungai Dait yang memang dekat dengan daerah setempat. “Karena yang ada tambang emas di Sungai Behe dan Sungai Landak, dan di Paku Raya hanya ada Sungai Dait letaknya jauh,” kata Adrianus menjelaskan.
Dengan peristiwa Ujok yang sampai menjadi berita nasional itu, pihak Pemkab Landak sudah membentuk tim pada tanggal 22 September lalu. Adapun dalam tim tersebut melibatkan listas sektor sehingga bisa masing-masing bekerja sesuai tugas pokoknya.
“Apakah ada kontribusi akibat perkebunan, pertambangan dan lainnya setelah dilihat kecil kemungkinan,” ujarnya.
Namun, jika disebabkan dari air, kemungkinan besar ada alasan. Karena warga setempat sehari-seharinya air sungai Dait dijadikan MCK (mandi cuci dan kakus). “Nah, ini yang sebanarnya, penyakit tersebut tidak menular. Sedangkan kasus Ujok kemungkinan besar faktor minum obat dan alergi kulit,” tandas Adrianus. (rie)
0 Response to 'Bupati Landak Klarifikasi Kasus Penyakit Ujok'
Posting Komentar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)