*Tim hanya Terkesan Kunjungan Saja

MEMPAWAH HULU. Operasi penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Mempawah Hulu yang dikukan tim gabungan Pemkab Landak, Polisi dan TNI, Rabu (30/7) hanya menghabiskan anggaran saja dan terkesan hanya kunjungan. Buktinya, barang bukti berupa mesin dompeng dibiarkan dan mobil pengangkut pulang kosong.
“Lucu juga jika melihat tim gabungan penertiban PETI di daerah Mempawah Hulu kemarin. Berangkat ramai dan menyewa kendaraan beberapa unit untuk jasa pengangkitan BB. Tapi pulang kosong, dengan alasan tidak ada tukang pikul mesin di lokasi,” ujar A.Syaidan Ameng, Ketua LSM LSM Forum Masyarakat Peduli Kalbar (FMPKB) DPD Kabupaten Landak ketika menghubungi Equator, kemarin.
Menurut dia, tim mestinya sebelum turun di lapangan menyiapkan segalanya, jangan baru di lokasi mencari tukang pukul mesin yang sangat berat. Kalau jumlahnya mencapai puluhan mesin, siapa yang mampu. Kalau melibatkan warga setempat pastinya tidak mau dan mereka wajar meminta biaya yang cukup besar. “Jadi tim turun memang menyiapkan apa. Katanya tim gabungan dari beberapa instansi terkait,” ujar Syaidan.
Anggota DPRD Landak, N.CH Saiyan juga sangat menyayangkan tim operasi PETI di wilayah Kecamatan Mempawah Hulu tersebut. Karena hanya alasan tukang angkut barang bukti, pulang tangan kosong. “Mestinya membawa tukang pukul mesin dompeng dari Ngabang, jika memang kurang baru cari di sekitar lokasi sasaran razia,” katanya di gedung DPRD Landak, kemarin.
Terpisah, Wakil Bupati Landak Agustinus Sukiman SH yang memimpin operasi penertiban PETI tersebut mengaku memang kurang memuaskan saat melakukan penertiban. Karena barang bukti mesin dompeng tidak diangkut dengan kendala tukang pikul. “Jadi kita akan melakukan evaluasi, langkah selanjutnya bagaimana. Kita sudah melihat kondisi di lapangan,” ujarnya kepada wartawan di kantor bupati, kemarin pagi.
Sukiman juga beralasan, awalnya masyarakat setempat siap membantu tim dalam pengangkutan mesin dompeng di lokasi PETI. Tapi ternyata mereka tidak berani sehingga tidak dimungkikan tim mengangkut sendiri. “Katanya masyarakat siap membantu kita, ternyata mereka pengecut. Untuk memikul mesin, taj mungkin Sat Pol PP atau TNI,”ujar Sukiman.
Ketika ditanya, mengapa tidak membawa tukang pikul dari Ngabang yang siap? Sukiman malah menjawab, dia sudah menegaskan dengan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi agar jangan mencari soal jasa angkut di lokasi PETI, mereka pasti takut mendapat ancaman dari pihak pekerja. “Jadi, kita pada dasarnya salah komunikasi saja. Nah dasar ini akan dilakukan evaluasi untuk kedepan agar lebih baik,” tandasnya. (rie)


NGABANG. Kendati sempat molor akibat kendala Pemilu, akhirnya tiga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Prakarsa DPRD Landak berhasil disahkan menjadi Perda. Adapun ketiga raperda tersebut yakni retribusi pemakaian kekayaan daerah, retribusi pelayanan kesehatan pada RSUD Landak dan pedoman pembuatan dan mekanisme penyusunan Peraturan Desa.
Sidang pendapat akhir (PA) fraks-fraksi yang berlangsung, Kamis (30/7) kemarin dipimpin Ketua DPRD Landak Minsen SH didampingi hanya satu orang Wakil Ketua Klemen Apui Sip dan beberapa anggota dawan yang hadir. Sedangkan dari eksekutif, hadir wakil Bupati Agustinus Sukiman SH didampingi Sekda Drs Ludis Msi, para kepala dinas/instansi di lingkungan Pemkab Landak.
Pendapat akhir fraksi-fraksi hanya disampaikan menjadi satu melalui juru bicara, Heri Saman SH MH. Dia mengatakan salah satu tujuan dibuatnya Raperda tentang retribusi pemakaian kekayaan daerah yakni untuk menjaga dan memelihara kekayaan daerah agar tetap berdayaguna dan berhasil guna. “Kemudian, Raperda ini dibuat juga bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)” ucap legislator PDI Perjuangan ini.
Sedangkan dalam pembahasan Raperda tentang retribusi pelayanan kesehatan pada RSUD Landak, terdapat beberapa perubahan dan penambahan substansi diantaranya yaitu obyek retribusi dan besarnya tarif retribusi pelayanan kesehatan. “Seperti penambahan objek retribusi pada pasal 14 yang semula kelas perawatan terdiri dari kelas I, II dan III, kemudian ditambah satu kelas perawatan yakni VIP,” ujarnya.
Sementara itu menanggapi disahkannya Raperda tersebut, Wabup meminta supaya Perda tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. “Mari kita laksanakan Perda ini dengan sebaik-baiknya serta pengawasannya, mari kita awasi bersama-sama,”katanya. (rie)
Banyak Barang Bukti Mesin Tak Diangkut

MEMPAWAH HULU. Tim gabungan operasi Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang terdiri dari Pemkab Landak, Polres dan Kodim 1201/MPH dengan sasaran di Kecamatan Mempawah Hulu, Rabu (29/7) kemarin, pulang hanya membawa satu unit mesin dompeng saja. Padahal di lokasi PETI seperti di Kampung Soalam Dusun Betung Desa Sabakah ada sekitar enam unit mesin dompeng. Tapi karena terkendala jasa angkut terpaksa tim hanya membawa satu saja yang diangkut di kendaraan.
Tim langsung dipimpin Wakil Bupati Landak Agustinus Sukiman SH, didampingi Kepala Dinas Pertambangan dan Energi, Drs. Andi Ali dan personel dari Sat Pol PP Pemkab Landak. Personel dari Polres langsung dipimpin Kasat Samapta AKP Iskandar, sedangkan dari Kodim 1201/MPH dipimpin Pasi Ops Kapten Inf. Hidayat.
Tim berangkat dari Ngabang pukul 07.30 sampai lokasi pukul 14.00 wib siang. Sebelum menuju lokasi PETI, tim berkumpul di kantor camat Mempawah Hulu untuk digelar pasukan. Wabup dan Kasat Samapta memberikan pengarahan terhadap personel masing-masing diantaranya, operasi PETI tersebut bukan penindakan tapi pebertiban. Jadi yang ditertibakan adalah barang berupa mesin. “Kita tertibkan barangnya saja,” katanya.
Namun, setelah sampai di lokasi PETI, aktivitas sudah tidak ada, diduga sudah bocor sehingga para pekerja dan cukong sudah kabur duluan. Hanya tinggal beberapa mesin dompeng saja.. Warga yang berada di lokasi sempat berdialog dengan petugas Sat Pol PP dan anggota Polres Landak yang siap berdialog langsung dengan Wabup. Tapi sangat disayangkan mereka tidak bisa berjumpa, karena Wabup sudah pulang lebih dulu dari lokasi PETI yang jaraknya empat kilometer dari simpang Desa Tunang tersebut. Akhirnya, sejumlah personel pulang tanpa membawa barang bukti yang masih banyak bergelimpangan di lokasi. (rie)
NGABANG. Marwan terpilih Ketua MABM (Majelis Adat Budaya Melayu) Landak periode 2009-2014 dalam Musyawarah Daerah (Musda) II yang digelar Rabu (29/7) di gedung Serbaguna Desa Raja Kecamatan Ngabang,
Diikuti sekitar 12 peserta terdiri dari utusan pengurus MABM Landak dan pengurus MABM Kecamatan. Acara tersebut berlangsung hidmat dan di buka oleh Bupati Kabupaten Landak. Hadir pada pembukaan musda yakni ketua MABM Kalimantan Barat Datok H, Imintaha beserta Sekretaris Umum Rusman Namsuri. Depag Landak, peserta Musda dan tokoh masyarakat adat.
Bupati Landak DR.Drs Adrianus Asia Sidot, M.Si dalam sambutannya mengatakan dengan di laksanakan Musda MABM diharapkan kedepan organisasi ini dapat melakukan perubahan yang lebih baik serta dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat. Sesuai dengan tema “Eksistensi Adat Budaya Melayu Dalam Perannya Menghadapi Tantangan Global” MABM dapat meningkatkan eksistensi dan lebih berkualitas. “Dengan dilaksanakan Musda diharapkan MABM dapat mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat seperti permasalahan remaja, pemuda yang terlibat dengan barang terlarang,” ungkap Adrianus saat memberikan sambutannya kemarin.
Ketua MABM Kalimantan Barat Datok H Imintaha mengatakan Ormas MABM yang sudah berusia 69 tahun bukan merupakan ormas yang bergerak dibidang politik akan tetapi MABM merupakan ormas yang lebih mengedepankan adat budaya. “MABM harus menjunjung tinggi dan mengedepankan adat budaya, agar dapat di teruskan oleh generasi yang akan datang, siapa lagi yang akan menjaga adat budaya melayu kalau bukan kita-kita ini,” paparnya.
Lanjutnya dengan menularkan adat budaya kepada anak cucu supaya dapat meneruskan serta menjunjung tinggi, memelihara agar tidak punah dimakan jaman.
Ketua Panitia Pelaksana Gusti Muhardi, SH mengatakan sebanyak 12 peserta musda yang akan memberikan suara pada 6 calon ketua, namun saat pemilihan berlangsung 4 calon mengundurkan diri yakni Iskandar Abdul Haris, Aliaman Muin, S.Sos, H Syarif Fadillah, dan Hamdani Jalil. Tinggal dua calon yakni Gusti Boy Sulaiman dan marwan. “Setelah dilakukan pemilihan dengan sistim poting hasil nya imbang dimana Gusti Boy Sulaiman mendapat 6 suara dan Marwan juga mendapat 6 suara, jadi ketua terpilih akan dilanjutkan dengan musyawarah. Dan belum dapat di pastikan siapa yang akan terpili di antara Gusti Boy Sulaiman dan marwan,” ujar Ketua panitia.(rie)
*Konsultan Diminta Kaji Masalah Sosial

NGABANG. Proses pembangunan jembatan pasar Darit dalam waktu dekat akan action. Proyek yang menyedot Rp. 1 miliar lebih yang bersumber dari dana pacsa bencana tahun 2009 itu dilaksanakan PT. Eria Makmur selaku pemenang tender. Pihak konsultan diperintahkan mengkaji masalah-masalah sosial terlebih dahulu sebelum kegiatan proyek berlangsung. Apalagi disekeliling jembatan itu banyak rumah penduduk.
“Proses lelang sudah, tinggal proses pelaksanaan dan kontraknya sudah siap untuk ditekan. Memang semua proyek sebelum pelaksanaan harus ada sosialisasi dan kita ada formatnya harus ada lapor ke camat dan kepala desa agar masyarakat mengetahui,” ujar Ir. S. Adirin, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Kabupaten Landak kepada Equator disela-sela menghadiri pertemuan kepala desa tentang PNPM-P di aula kantor bupati, Selasa (28/7).
Ia menerangkan, kontruksi pembangunan jembatan darit tersebut adalah beton, dan memang dari anggaran pasca bencana, maka dari itu seperti jembataan Darit memang lokasi banjir. Karena posisi jembatan di tengah perubahan penduduk, pastinya tantangan bagi pihak pelaksana, baik secara teknis dan sosial.
“Kita merancang konstruksi secara teknis dan memang harus melihat masalah sosial, kalau dilebarkan, kiri-kanan ada rumah. Kita tinggikan, mungkin ada yang keberatan. Sedangkan jembatan dibangun untuk menghindarkan banjir. Maka kita sudah mengarahkan kepada konsultan tolong dipelajari masalah ini. Kita jangan mendesain secara teknis memang idiel tapi dikaji masalah lingkungan di situ, bagaimana mensesuaikan agar jangan ada masalah,” ungkap Adirin.
Menyinggung masalah sosial jembatan Tebedak yang sudah lama belum difungsikan? Adirin menjawab, pemilik rumah sebanyak tujuh orang yang sudah bayar ganti rugi sebanyak enam orang dan sudah siap gusur, hanya minta tempo dua minggu. Tapi masih ada masalah satu orang belum terima hasil negosiasi sehingga belum mau menerima uang ganti rugi. “Padahal saat rapat satu orang ini tidak ada komplen, tapi saat pembayaran tidak mau menerima,” ujar Adirin.
Langkah selanjutnya, rumah yang enam orang sudah menerima uang ganti rugi akan dibongkar. Karena ini memang proyek pusat, daerah hanya sebagai fasilitator. Jadi akan dilakukan pembongkaran yang enam rumah ini terlebih dahulu. “Kalau yang satu orang ini belakangan,” ujarnya singkat. (rie)
*Kasus Kayu Lelang Ditangkap

NGABANG. Kasus penangkapan 1000 batang lebih kayu temuan yang akan dilelang Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Landak, kemudian ditangkap Polres Landak, tampaknya terus menjadi polemik. Padahal kayu sudah dilepaskan polisi, sementara pihak Disbunhut merasa tak terima dan malah akan menempuh jalur hukum.
Kapolres Landak AKPB Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Reskrim AKP Hurja Soemena Sik dikonfirmasi Equator mengaku saat penangkapan pihaknya tidak mengetahui kalau itu kayu milik Disbunhut saat akan dipindahkan di lokasi pelelangan.
“Karena awalnya, ada masyarakat yang telpon di call center Polres yang menyampaikan kalau ada oknum anggota Polres mengawal kayu itu. Maka kita bentuk tim mulai dari Propam, Reskrim, Intel dan Samapta turun langsung di TKP, dan ternyata benar ada kayu tiga truk, tapi setelah supir yang mengankut ditanya tidak bisa menjawab dan tidak membawa dukumen atau surat lainnya,”terang Hujra di kantornya, kemarin.
Maka, lanjut Hujra, kayu yang dimuat tiga truk itu digiring di Mapolres Landak untuki dilakukan pengecekan lebih lanjut. Kemudian baru dari Polhut Disbunhut Landak datang menunjukan surat tersebut, kalau kayu tersebut adalah milik Disbunhut yang siap dilelang hasil dari temuan di Kecamatan Kuala Behe. Sehingga pihak Polres sudah mengembalikan lagi kepada mereka karena siap dilelang.
“Karena awalnya kita turun berdasarkan informasi, ada oknum anggota kita yang mem-bakingi, maka Provos Polres juga ikut turun di TKP menangkapan,” ujar Hujra.
Ia menambahkan, surat pemberitahuan dari Disbunhut terkait pemindahan barang bukti kayu temuan yang disampaikan kepada Polres Landak tidak jelas jamnya hanya tanggal 24 Juli sampai selesai. “Jadi ini sebenarnya masalahnya, kita hanya melakukan pengecekan saja,” tandas Hujra. (rie)
Plt. Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Landak, Vinsensius, MMA mengatakan, rencanakan akan memberhentikan sementara pengeluaran Surat Keterangan Asal Usul (SKAU) kayu yang dikeluarkan beberapa Kepala Desa (Kades). Ini didasarkan beberapa alasan. “Pertama, banyak pelaku bisnis yang kebablasan soal SKAU ini. Seharusnya SKAU inikan untuk kepentingan masyarakat. Tapi kok jadi bukan kepentingan masyarakatnya yang dominan, malah kepentingan pem-bisnis yang dominan. Kita kepinginnya ada sinergi. Pemberhentian sementara SKAU itupun bukan diberhentikan secara dadakan,” ujarnya.
Kemudian alasan kedua yakni dalam rangka penertiban. Sebab pengeluaran SKAU ini sudah kebablasan dan harus dilakukan penertiban. “Kita lihat saja, bukan kayu durian yang non produktif yang ditebang, tapi kayu yang produktifpun disikat dengan berbagai macam alasan,” katanya. (rie)
GEDUNG Credit Union (CU) Lantang Tipo Ngabang baru yang berdiri megah disamping lapangan Bardan Ngabang rencana baru akan diresmikan sekitar Oktober mendatang. Karena selain kantor Tempat Pelayanan (TP) Ngabang ini, juga bersamaan secara simbolis peresmian kantor TP lainnya yakni Beduai, Tayan dan Teraju Toba. “Jadi peresmiannya akan dipusatkan di Ngabang ini oleh Gubernur Kalbar,” ujar Antonius, Manager CU Lantang Tipo Ngabang ditemui Equator di kantornya, kemarin.
Ia berharap dengan gedung yang baru tersebut bisa lebih memberikan pelayanan kepada anggota lebih baik. Masyarakat khususnya anggota akan lebih yakin lagi kalau CU Lantang Tipo akan terus melayani yang menunjang perekonomian masyarakat. “Karena memang sistem kita mengutamakan pelayanan masyarakat,” ujar Antonius.
Dia menambahkan, CU Lantang Tipo Ngabang dengan jumlah anggota hingga saat ini 4643 anggota, rencana juga akan dibuka pelayanan dengan menggunakan ATM. Khusus untuk tabungan harian, sehingga anggota akan lebih mudah untuk mendapatkan pelayanan. “Memang ATM nya tidak online tapi offline, khusus untuk pelayanan di TP Ngabang saja,” tukas Antonius. (rie)
Balas Dendam, Akupun Dekati Pria Lain

Oleh: Kundori

Akibat suami selingkuh. Maka istripun nekat selingkuh juga. Ini dilakukan karena unsur balas dendam. Inilah curahan hati (curhat) seorang wanita kesepian sebut saja Bunga (nama samaran,red) di salah satu kecamatan di Kabupaten Landak yang dituturkan kepada kru Harian Equator Biro Landak yang dikemas dengan gaya aku.

Awalnya kehidupan rumah tanggaku sangat harmonis dan tentram. Suamiku sangat menyayangiku namun setelah bertahun kami berumah tangga dia selalu pulang larut malam. Tapi aku selalu percaya dengan dia bahkan kami sampai dikaruniai anak. Namun, prilaku suamiku tidak berubah selalu pulang larut malam. Suatu hari datang, teman kepada aku mengatakan kalau suamiku sering main ke hotel yang ada Landak, tapi aku tetap mempercayainya krena aku tidak melihat dengan mata kepalaku. Tapi yang namanya barang busuk itu pasti keciuman dan pasti akan ketahuan. Alangkah kagetnya saat aku melihat suamiku bersama gadis lain di sebuh hotel. Yang membuat aku kget gadis tersebut aku kenal baik. Sejak malam itu pikiran aku sangat kacau. Pernah persoalan rumah tangga aku ini aku ceritakan kepada temanku. Karena temanku mengatakan masalah aku sama persis dengan kehidupan rumah tangganya, akhirnya kami sering bersama-sama. “Mengapa suami aku bisa bermain curang mengapa aku tidak bisa,” ungkapnya.
Bunga, seorang wanita berparas cantik ini selalu menghubungi Equator melalui pesan singkat (sms) kemudian janjian ketemu di warung sate, disanalah ia menceritakan perjalanan keluarganya.
Aku dan teman-teman selalu mencari hiburan tapi bukan ditempat karoke atau diskotek. Aku selalu mencari hiburan ketempat rekreasi seperti di rumah makan atau cafe tempat bakar ikan. Ditempat itulah aku dan temanku bertemu dengan laki-laki lain yang juga aku anggap mata keranjang. “Tapi karena ganteng dan tanpannya membuat hati ku terpikat. Aku langsung kenalan dan setiap malam aku selalu menghubunginya melalui SMS, karena kalau malam suamiku tidak ada dirumah. “SMS nya sangat asik, kami selalu balas-balasan SMS yang isinya mengarah pada sex. akhirnya aku dan dia janjian disebuah hotel, pertama kali aku melakukan ini aku sadar kalau sudah bersuami tapi karena suami aku tidak mau berubah, aku juga bisa berbuat gituan,” tuturnya. (bersambung)
Takut Ketahuan, Tapi Itu yang Nikmat

Oleh: Kundori

Saat kepuasan batin tidak dapat dipenuhi, mencari hiburan lain jadi pilihan. Apalagi sang suami pergi dengan wanita lain, sang istri balas dendam dengan PIL nya. Karena kurangnya iman maka terjerumus dalam lingkaran setan.

Sebelum pertemuan selanjutnya dengan Bunga pada malam hari sekitar pukul 20.00 wib aku coba mengirimkan SMS untuk membuktikan apakah perkataannya benar, ternyata apa yang diungkapkannya itu benar, bayangkan hampir 5 jam aku membalas SMS nya. Luar biasa bahasa SMS yang aku dapatkan salah satu adalah, “Aq kesepian klu abg mau dtglh temani aq sekarang aq sendirian tanpa busana dan siap utk abg apakan,” begitulah pesan singkat yang diterima Kru Equator Landak.
Tidak terasa malam semakin larut mata juga semakin sayup, aku putuskan untuk menemuinya sambil makan sate, tempat dimana pertama kali aku bertemu. Pendek kata akupun mengatur waktu, dan berjanji pada malam sabtu pukul 19.00 wib bertemu ditempat yang sama.
“Selamat malam mbak, aku langsung duduk di meja yang sudah dipesannya, ternyata dimeja tersebut ia tidak sendiri, ada temannya, aku bertanya ini siapa, karena aku takut salah apalagi status mbak itu adalah istri orang. Ia menjawab selamat malam ini teman aku dan sudah aku angap keluarga, katanya kepada aku. Aku langsung memesan sate kambing dan minuman. Ia mengatakan kan kepada aku. “Bang jangan banyak makan kambing ntar kepala pada puyeng semua terutama kepala yang di dalam celana itu,”ucap Bunga nakal, yang disambut tawa teman-temannya.
Aku spontan menjawab kalau pusing kan di depan ada dua orang yang bisa nyembuhkan, tangkis aku kepadanya. Tidak sampai disitu temannya juga nyambung dan menjawab, Emang situ kuat melayani dua orang, tanpa ragu aku menjawab jangankan dua orang sekampung juga aku tahan kalau cuma dipelototin, seraya tersenyum. Sekali-kali aku bergurau sambil makan bersama. Setelah selesai makan. Ia berkata kapan bisa jalan-jalan kalau mau ke Pontianak aja aku siap melayani abang, celetuknya. Aku balik bertanya, apakah tidak takut kalau diketahui suami kalau pulang malam, atau bertemu di salah satu hotel saat berduaan dengan laki-laki lain? dengan santai ia menjawab, “Yang namanya ketahuan ya takut bang, tapi yang sembunyi-sembunyi itu lebih nikmat bang,” ujarnya. Setelah makan dan bercanda, aku pamit pulang dengan alasan istri di rumah belum makan dan minta dibelikan sate. Aku pun pamit. Namun aku kaget ia menarik tanganku dan berkata kapan kita bisa olahraga malam. Aku jawab kapan juga bisa tapi tidak sekarang, aku langsung pergi membayar makanan sebesar Rp.75 ribu. (bersambung)
Sebulan Sekali Aku Ngeseks dengan Pria Lain

Kalau janda bisa dimaklumi. Namun Bunga wanita kesepian di Kabupaten Landak ini, masih berstatus istri orang, padahal suaminya berkehidupan mapan, tapi karena suami selingkuh. Membuat Bunga kedinginan, hasrat seksual semakin tinggi membuatnya ikut prilaku suami mencari lelaki yang dapat memuaskannya.

SETELAH melakukan penyelusuran panjang, wartawan koran ini juga mendapatkan beberapa teman Bunga yang mengalami persoalan sama. Namun tidak gampang untuk mengungkap keberadaan mereka, apalagi mereka mengenali orang yang diajak bicara itu adalah wartawan.
Sebab, hampir semua ucapan yang keluar dari mulutnya kata-kata yang membuat birahi laki-laki terangsang dan gemetaran. Sepertinya mereka sudah terbiasa dengan kehidupan ini, tidak sedikit kata jorok pun keluar dari bibir manisnya. Sampai-sampai cara seks yang paling hot juga dibahas di rumah rekan Bunga yang ada di Ngabang ini. “Orang sudah kawin kan biasa, ngapa harus malu, kalau dapat diperagakan disini,” tutur rekan Bunga nakal.
Tak terasa hari makin sore. Bunga dan rekannya mengajak makan di tempat biasa, sambil menunggu hidangan dan cuara panas, wartawan Equator membuka kancing baju. Eh tiba-tiba Bunga berbisik-bisik dengan rekannya. Rupanya mereka melihat bulu dada. “Aku paling senang dengan orang yang brewokan dan berbulu dada,” ujarnya.
Tak terasa sate kambing lezat sudah di meja, usai menikmati hidangan dua teman Bunga langsung pamit. Maka Bunga tinggal sendirian, Mulailah Bunga panjang lebar. “Semua teman aku mengalami nasib yang sama karena suaminya main gila, lalu aku dan temanku membalaskan sakit hati dengan selingkuh kepada lelaki lain yang mampu memuaskan aku,” ucapnya.
Aku ini bukan wanita penghibur yang mudah dimiliki laki-laki hidung belang, aku hanya suka apabila pria itu dapat memberikan kesenangan sekaligus juga banyak uangnya.
Ia juga mengku melakukan seks dengan laki-laki lain hanya untuk mencari kepuasan, dan melakukannya tidak sering. “Terkadang dalam satu bulan satu kali aku melakukan seks dengan laki-laki lain, paling banyak empat kalilah, tergantung tempat nya aman apa tidak,” cerita Bunga polos. (bersambung)
Permaianan Ranjang Ibarat Pengantin Baru

Selingkuh itu ibarat pengantin baru, karena segala jurus permaianan ranjang dikeluarkan. Kadang sampai dua ronde, apalagi kalau nginap mungkin empat ronde pokoknya sampai puas.

Selingan Indah Tapi Rumah Tangga Tetap Utuh (Selingkuh). Itulah yang ucapkan Bunga, wanita yang balas dendam karena suaminya selingkuh. Tim Investigasi Equator Landak kembali melakukan pertemuan keempat di salah satu cafe di Ngabang, sambil makan ikan bakar, Bunga mengaku blak-blakan sudah hampir seluruh hotel di Kota Intan ini pernah digunakan untuk selingkuh, terkadang harus pergi di hotel Pontianak. “Kalau hotel di sini mas sudah semua aku rasakan, tapi yang lebih asyik hotel di pontianak soalnya nginap sampai pagi, kalau di hotel Ngabang paling sudah main langsug pulang lagi,” tutur tanpa ragu.
Menurut Bunga yang sudah mempunyai anak ini, selingkuh itu lebih asyik dari pada dengan suami di rumah. Karena kalau ‘main’ dengan Pria Idaman Lain (PIL) kalau segala gaya dan jurus di ranjang semua dilakukan ibarat pengantin baru. “Mas pernah lihat film porno-kan, ya seperti itulah gaya-nya,” ujar polos Bunga seraya tersenyum dan menatap wartawan koran ini dengan matanya yang besar.
Ia mengaku, untuk mencari selingkuhan dengan PIL paling mudah, lelaki mana saja kalau sudah diplotot pasti membalas plototan itu, terkadang langsung datang dan duduk satu meja langsung ngajak kenalan dan minta nomor handphon, pada hal laki-laki itupun sudah beristri. “Kalau mencari laki-lki itu gampang mas, tapi yang aman itu dengan anggota karena mereka kapan saja bisa keluar rumah dengan alasan ada tugas dari komandan,” ungkapnya.
Sebelum mengenal laki-laki di hotel seperti biasa, setiap malam saat aku di tempat tidur terbaring sendirian, aku menghubungi dulu melalui SMS yang berisikan kata-kata seks sampai nafsu aku memuncak. Kemudian janji ketemuan, tapi bukannya baru pertama kali aku bertemu, tapi sudah yang kedua atau tiga kalinya, setelah itu aku janjian di hotel dengan nomor kamar yang sudah di SMS kan kepada aku. Lalu aku pergi dengan alasan kerumah teman. Setelah di kamar hotel mula-mulanya aku pasrah aja apa yang dibuatnya, setelah pertemuan yang kedua atau selanjutnya baru aku yang ngerjain soalnya laki-laki itu kalau pertama kali main cepat keluar, tapi kalau sudah sering agak lama keluarnya setelah itu baru aku yang ngerjainnya. “Apa lagi kalau aku tidak main satu minggu ooh tambah garang bila di tempat tidur,” ujae Bunga sambil tertawa searya menantang kalau tidak percaya ayo kita pergi ke hotel. (bersambung)
Jika Suamiku Berubah, Aku Juga Bisa

Oleh: Kundori

Persingkuhan suami yang dibalas istri juga melakukan perselingkuhan, ibarat nasi sudah menjadi bubur, tapi kalau mau berubah tidak ada kata terlambat tergantung suami aku maucberubah atau tidak, kalau dia berubah aku juga bisa.

Mungkinkah Tuhan akan mengampuni dosa aku yang berat ini, semua ini gara-gara suami aku, dulu masih gadis aku taat dalam melaksanakan perintah agama. Tapi sejak aku kawin dan suamiku main gila, maka aku juga membalaskan sakit hati. Tapi aku tetap masih sayang dengan suami aku, walaupun ia berselingkuh dengan wanita lain ia tetap perhatian kepada anak-anaknya dan tetap memberikan nafkah untuk aku, makanya aku tidak mau berpisah darinya, mudah-mudahan saja ia bisa berubah. “Kalau menunggunya untuk sadar itu susah mungkin saja bisa terjadi seperti suaminya teman aku, sekarang hidupnya lebih bagus,” ungkap ibu yang senang bermain dengan laki-laki dari kalangan PNS ini kepada tim Investigasi Equator Landak.
Ibu hampir 40 tahun ini mengaku ia mau berubah tidak lagi selingkuh, tapi baginya sangat sulit karena laki-laki yang pernah menidurinya sering menghubungi malah ada laki-laki yang mengancamnya. “Kalau malam ini kau tidak mau tidur dengan aku akan aku bongkar rahasia kita,” kata Bunga seraya menunjukan SMA dari handphon nya yang masih disimpan. Yang sangat dikuatirkan Bunga kalau dirinya pernah di foto bugil usai ngesek di hotel. “Ada satu laki-laki sebenarnya aku sudah tidak suka, tapi aku takut kalau foto saya disebarkan ke orang lain jadi aku tetap melayani seksnya,” ungkapnya polos. Selama ini aku terus menghindar maka aku menyibukan diri dengan berolahraga. Sebenarnya aku hanya ingin mengurus anak-anak aku yang selama ini hanya pembantu dirumah saja yang mengurusnya, sedangkan sumi aku sibuk usahanya kalau malau ia entah kemana dan aku juga sibuk cari waktu untuk keluar rumah. Selama ini suami aku tidak tau kalau aku selingkuh. Mungkin saja ia curiga tapi kalau kepergok tidak pernah, ya pandai-pandailah agar tidak ketahuan. Sekitar pukul 20.00 wib HP Bunga berdering saya mengira itu telepon dari PILnya ternyata suami Bunga, terdengar pembicaraan sepertinya bertengkar dengan suaminya. Sayang Bunga tidak mau menceritakan permasalahannya itu. Mudah-mudahan Bunga dan Suaminya kembali sadar dan menjalin hidup rumah tangga yang baik. (selesai)
*Kadis Berang, Akan Gunakan Jalur Hukum

NGABANG. Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Landak berang, karena kayu temuan yang akan dilelang ditangkap Polres Landak, Minggu (26/7) malam saat akan dipindahkan di lokasi perlelangan. Padahal surat pemberitahuan pemindahan sudah dilayangkan kepada Polres Landak.
“Kami tersingggung atas penangkapan barang negera yang akan kita amankan, tapi ditangkap polisi. Jika memang prosedur kamia bersalah saya siap diproses hukum, tapi kalau polisi yang salah juga harus siap diproses. Jadi mulai besok (hari ini,red) saya akan pakai jalur hukum,” tegas Vinsensius, S,Sos.MMA, Plt.Kepala Disbunhut Landak di kantornya, Senin (27/7) kemarin.
Vinsen menerangkan, berawal adanya laporan dari masyarakat, ada sekitar 1000 lebih batang kayu berkelas diantaranya mengkirai. Tepatnya di Dusun Berangan Pale Desa Sejowet Kecamatan Kuala Behe yang diduga hasil kegiatan illegal logging (IL) di lokasi areal PT.PANP maka tim dari Disbunhut, Polisi Kehutanan (Polhut) Landak dan Provinsi serta pihak kepolisian langsung melalukan pengecekan di lapangan dan rupanya benar ada tumpukan kayu. Awalnya diduga milik PT.PANP (Perkebunan Anak Negeri Pasaman) maka dilakukan pemanggilan, tapi perusahaan sawit tidak mengetahui milik siapa kayu tersebut. “Jadi kita berikan tenggang waktu sesuai aturan selama 14 hari, bahkan lebih tujuh hari masih tidak ada yang mengaku siapa pemilik kayu tersebut. Artinya apakah ada izin atau tidak,” terang Vinsen.
Jika sesuai prosedur selama tenggang waktu yang diberikan tidak ada pemiliknya, maka secara hukum kayu tersebut dinyatakan temuan, maka tim gabungan tersebut mem-police line kayu tersebut dan secara resmi surat menyuratnya. “Kita hanya tim teknis pengecekan jenis kayu, sementara wewenang polisi mem-police-line,” ujar Vinsen.
Kemudian setelah ada persetujuan dari pusat dan hasil koordinasi dengan Polhut Provinsi Kalbar, setiap kayu temuan dalam tenggang waktu sudah boleh diajukan untuk dilelang dengan pengumunan melalui media massa sesuai prosedur resmi. “Setelah diumumkan ada tenggang waktu penawaran dari perusahan yang ingin ikut peserta ,lelang, mereka pasti akan melihat barang fisiknya, maka kita lakukan penggeseran kayu lokasi pelelangan di Ngabang,” ungkap Vinsen.
Vinsen mengatakan, demi mempermudah proses pelelangan kayu yang berada di lokasi sangat jauh, di geser di Ngabang, persisnya menitip di CV. Wanna dimana mereka memilik gudang penyimpangan kayu yang dianggap aman. Lalu yang menjadi pertanyaan saat perjalanan pengakutan menuju lokasi lelang ditangkap polisi. Padahal sudah dilengkapi surat tembusan pemberitahuan kepada Kapolres Landak dengan nomor surat 522/1822/Bunhut/2009 tentang pemberitahuan barang bukti kayu olahakn kayu temuan hasil operasi IL tahun 2009. “Jagi yang mengurus negara ini bukan hanya polisi, kami juga mengurus negara. Tugas saya hanya melaporkan kepada Menteri Kehutanan dan tak ada urusan dengan polisi, paling hanya berkordinasi,” tegas Vinsen. (rie)

*Kegiatan Forum Anak Nasional

NGABANG. Ricki Suhilman, utusan SMPN 2 Ngabang untuk mengikuti kegiatan Forum Anak Nasional yang diselenggarakan Badan Pemuda Olahraga dan Pemberdayaan Perempuan (Bappora dan PP) dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kalimantan Barat, berhasil mewakili Kalbar di tingkat Nasional karena keluar sebagai predikat terbaik, kegiatan tersebut dilaksanakan di Hotel Purnama Cipayung Bogor pada 21-24 Juli kemarin.
Ricki Suhilman mengatakan, kegiatan ini dalam rangka hari anak nasional yang jatuh 23 Juli lalu. Kegiatan diikutinya di Jakarta selama empat hari tersebut merupakan sejarah dalah hidupnya karena banyak moment penting yang didapatkan terutama pengetahuan pendidikan serta wawasan dalam berpikir. “Utusan dari Kalbar sebanyak 8 peserta, dari Kabupaten Landak dan Singkawang hanya satu peserta saja sedangkan dari Kotamadya Pontianak sebanayak 6 peserta,” kata Riki Suhilman ditemui awak koran ini dikediamannya, kemarin.
Menurut Ricki, anak yang baru saja lulus sekolah dan saat ini melanjutkan di SMAN 1 Ngabang ini mengaku merasa bangga dengan prestasi yang didapatkannya dan ia tidak pernah membayangkan kalau dirinya terpilih menjadi utusan pada Hari anak Nasional itu. sejak seleksi dilaksnakan di Kabupaten Landak sampai di Provinsi ia selalu menjadi peserta terbaik. Adapun yang di perlombakan itu adalah membuat solusi mengenai permasalahan anak dijadikan rekomendasi ke Pemerintahan Kalimantan barat begitu juga di tingkat Nasioanl. “Kalau ditingkat Nasional itu sangat bert lagi karena saya diberikan persoalan kemudian persoalan itu kita bedah bersama rekan-rekan dari Kalbar untuk menentukan apakah bentuk permasalahan itu,” ungkap anak kedua dari pasangan Wahyudi dan Ardiana.
Selain itu banyak sekali kegiatan yang bermanfaat dan dapat meningkatkan pengetahuan. Masih Ricki Suhilman, pada saat pembukaan seluruh peserta membawakan lagu daerah masing-masing yang dinyayikan dari Kalbar yakni lagu air kapuas, kemudian dilanjutkan dengan diskusi sebanyak 33 provinsi mengenai permasalahan anak, kemudian dihari ketiga seluruh peserta berangkat ke Ancol mengikuti upacar hari anak Nasioanl. Dan hari terakhir dilanjutkan dengan perlombaan tentang Leadership. “Walaupun kegiatan tersebut sangat singkat tapi banyak sekali ilmu yang saya dapatkan terutama pada perlombaan kepemimpinan dalam menangani persoalan serta mencari solusi dari persoalan itu, dan ini bisa saya terapkan kepada anak di Kabupten Landak,” tegasnya. (rie)
*Kasus Penyegelan SDN 27 Semade

NGABANG. Kasus penyegelan dan perusakan SDN 27 Semade Kecamatan Banyuka Hulu yang dilakukan oknum orangtua murid hanya gara-gara anaknya tak naik kelas. Dinas Pendidikan Landak, Sabtu (25/7) sudah melakukan pengecekan di lapangan dan pertemuan dengan pengawas sekolah, kepala sekolah, ketua komite, kepada desa, tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi dan meminta sekolah yang disegal dibuka “Jadi hari ini sudah dibuka sekolah tersebut, sedangkan kita juga mohon kepada kepala desa setempat untuk melakukan pendekatan kepada pelaku (orang tua murid,red) yang melakukan penyegelan untuk diselesaikan secara kekeluargaan,” ujar Nurani Gading, Kepala Seksi Teknis Pendidikan Dasar di Dinas Pendidikan Landak dikonfirmasi Equator di kantornya, kemarin.
Nurani kembali menceritakan kronologis penyegalan SDN 27 Samade tersebut pertama dipicu, saat penerimaan buku rapor kelas tiga, ada anak yang tidak naik kelas dan orangtuanya langsung menyobek buku rapor tersebut dan melakukan penyegelan kantor dan memecah kaca rumah dinas guru selaku wali kelas. “Padahal keputusan kenaikan kelas itu berdasarkan rapat bersama antar kepala sekolah dan dewan guru lainnya,” ujar Nurani.
Ia menambahkan, wali kelas tersebut saat ini masing mengamankan diri pulang kampung, karena memang di lokasi kejadian seperti di pagar sekolah dan rumah dinas guru peremuan tersebut banyak ditulis oleh oknum orangtua murid dengan kata-kata ancaman seperti ‘angkat kaki dari sini’. ‘otak guru error’. Sekolah bukan ladang guru’. Sekolah miliki masyarakat dan sekolah bukan indikasi politik’. “Nah itulah kata-kata yang ditulis oleh oknum orang tua murid yang menyegel sekolah tersebut,” tandas Nurani. (rie)

Badut Lucu

04.16 >>

Pasar Ngabang, Minggu (26/7) kemarin mendadak ramai. Rupanya ada atraksi tiga badut yang dibawa salah satu promosi produk kopi. Anak-anak pun banyak melihat dari dekat dan ada yang numpang foto bersama badut yang lucu tersebut
*Kasus Penyegelan SDN 27 Semade

NGABANG. Kasus penyegelan dan perusakan SDN 27 Semade Kecamatan Banyuke Hulu oleh oknum orangtua murid karena anaknya tidak naik kelas pada 26 Juli lalu. Banyak menjadi sorotan semua pihak. Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar dan Pemkab Landak melalui Dinas Pendidikan agar segera bertindak cepat menyikapi masalah ini. Sebab, bila berlarut-larut akan merugikan masyarakat yang menyekolahkan anaknya di sana. “Semakin cepat ditangani dengan duduk satu meja mencari solusi terbaik,”saran Rustam,SH, Ketua Lembaga Kajian Kebijakan Publik kepada Equator Biro Landak, Sabtu (25/7) petang.
Menurut Rustam, jangan hanya persoalan sepele justru berdampak luas bagi anak-anak yang ingin mengeyam pendidikan. “Peran pemerintah daerah dan instansi teknis ditunggu untuk mengambil sikap sebab merekalah yang kompeten menyelesaikan masalah tersebut dengan orangtua siswa bersangkutan,”katanya.
Masih menurut Rustam, jika pemkab dan Diknas Landak tidak dapat menyelesaikan maka menjadi pertanyaan besar, bagaimana bila diserahi tugas menyelesaikan persoalan pendidikan lainnya yang lebih serius dan memerlukan pemikiran. “Saya optimis, mereka dapat menyelesaikan persoalan tersebut dengan bijak tanpa merugikan anak-anak yang bersekolah,”katanya.
Sebelumnya, anggota DPRD Landak Drs.Petrus Mi’on juga sangat menyayangkan kasus penyegelan ini. Pihaknya setelah mengetahui adanya kejadian penyegelan sekolah di daerahnya langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Landak. “Tapi belum ada tindaklanjut, sehingga anak-anak lain yang mau sekolah sangat kasihan kalau kasus ini belum tuntas,” ungkapnya.
Ia berharap agar kepala sekolah SDN 27 Semade dipanggil oleh pihak Kepala Dinas Pendidikan untuk dimintai keterangan terkait masalah ini. Karena jika dilihat memang sangat memprihatinkan pendidikan di Landak ini sampai ada kasus tindakan penyegelan yang hanya gara-gara kenaikan kelas. “Padahal kasus penyegelan ini sudah cukup lama, dan kita sudah koordinasi dengan dinas pendidikan, tapi kelihatnya tidak ada tindaklanjutnya,” tegas Mi’on.
Sementara itu, sumber Equator menyebutkan, hingga saat ini seorang guru selaku wali kelas terpaksa harus mengungsi pulang kampung. Karena mendapat ancaman dari oknum orangtua murid pasca penyegelan yang dilakukan oknum orang tua murid tersebut sekolah tersebut. Diminta instansi terkait harus bijak untuk menyelesaikan masalah ini. (rie)

NGABANG. Masyarakat Kabupaten Landak dihimbau jangan resah dengan maraknya penyebaran virus flu babi di berbagai negara termasuk Indonesia. Pemkab Landak melalui Dinas Pertanian sudah berupaya melakukan antisipasi dengan cara pembinaan terhadap peternak babi. “Kita sudah melakukan antisipasi, yakni sudah memyampaikan surat edaran kepada para camat tentang langkah tindakan preventif yang harus dilakukan agar masyarakat mengetahui tentang virus flu babi. Bagaimana perkembangan dan ciri-ciri virus,”ujar Kepala Dinas Pertanian Landak, Ir.Pa’du Palimbong kepada Equator usai upacara bulanan di halaman kantor bupati, belum lama ini.
Langkah selanjutnya, kata Pa’du, pihaknya juga sudah melakukan kunjungan kepada para peternak khususnya babi di Kabupaten Landak ini khurusnya di kawasan perkotaan yang relatif perlu pengamanan. “Kita dilakukan pembinan seperti bagaimana cara pemeliharaan ternak dengan baik,” ujar Pa’du.
Ketia ditanya apakah gading babi di Landak sampai saat ini aman di konsumsi? Pa’du, menjawab sampai hari ini tidak ada larangan secara resmi dari pemerintah mengenai melarang mengkonsumsi daging babi. “Jadi sepanjang tidak ada himbauan dari lembaga yang kompeten. Kita tidak bisa melarang,” kata Pa’du, seraya menambahkan, pihaknya hanya menghimbau kepada masyarakat hanya perlu hati-hati saja dalam mengkonsumsi bahan makanan harus yang sehat. (rie)

Touring Bersama Keluarga (1)

*Catatan: Kundori

NIAT saya untuk refreshing menghilangan lelah usai mem-back up liputan Pemilu sejala Pemilu Legislatif (Pileg) April lalu. Saya sudah mengagendakan, tapi gagal karena masih dinanti kesibukan persiapan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres). Tapi Alhamdulillah, niat untuk touring kesampaian. Kebetulan agenda tahunan kru keluarga besar Harian Equator tiba saatnya. Tepat 19 Juli, dari sejumlah divisi sepakat melakukan touring menggunakan sepeda motor dari Pontianak menuju Pasir Panjang II Singkawang. Saya dan anak-istri tak mau ketinggalan, karena inilah yang saya nanti-nantikan. Saya berangkat menuju Kota Pontianak sejak Jumat (17/7) sore menggunakan sepede motor andalan. Sebelumnya saya menginap di rumah orang tua saja di Desa Kayuara Kecamatan Mandor. Kemudian Sabtu (18/7) pagi merangkat lagi ke Pontianak. Ya, hitung-hitung sambil jalan-jalan. Di Pontianak rupanya udara cukup npanas ditambah malam hari kabut tebal. Jadi tidak bisa jalan kemana-mana, hanya ketemu Redaktur Pelaksana Rosadi di jalan untuk mengambil baju kaos untuk seragam touring. Nah esok harinya tepatnya Minggu (19/7) rombongan sudah kumpul di jalan Nusa Indah depan eks kantor Equator lama. Awalnya di jadwalkan pukul 07.00 beraangkat, karena menunggu kawan-kawan lain akhirnya pukul 08.00 baru beranjak dari Pontianak menuju Singkawang. Dalam perjalanan sempat istrirahat sebanyak dua kali. Pertama di Sungai Pinyuh, minum es dan sarapan pop mie. Maklum saya dan keluaga dari Pontianak belum ada sarapan. Kemudian saya bersama rombongan melanjutkan perjalanan lagi, di pantai Sengkubang juga istirahat menikmati es kelapa. Disana rupanya sidah ada yang menunggu yakni Shandy dan Herry wartawan Biro Mempawah. Dia juga ikut gabung untuk menuju Singkawang. (bersambung)
*Touring Bersama Keluarga (2)

*Catatatan: Kundori

MEMANG asyik mengendarai sepeda motor ramai-ramai saat touring keluarga besar Harian Equator 19 Juli lalu. Memang tujuan utama kawan-kawan Pasir Panjang II Singkawang. Disana malam hari semua kru dari berbagai divisi mulai dari redaksi, pemasaran, iklan, pracetak bahkan anak-anak penjual koran asongan juga kumpul untuk saling silaturahmi. Dari Kota Pontianak menuju di lokasi, sekitar pukul 12.00 siang. Kemudian langsung memesan penginapan untuk menaruh pakaian. Kawan-kawan sudah tak sabar langsung mandi dan bermain bola di tepi pantai. Kalau saya, dengan anak dan istri santai saja. Setelah mandi di penginapan, kemudian saya jalan-jalan menikmati suasana di sekeliling taman pasir panjang itu dan foto-foto keluarga. Maklum, wartawan tak lepas dengan senjatanya kamera.
Menjelang sore, pukul 17.00 wib, saya dan keluarga juga ikut mandi di laut. Tapi sayang anak saya takut dengan ombak laut. Sehingga kami mandi tak terlalu lama. Cukup ‘kamponan’ saja. Istilah orang Ngabang.
Setelah bilas di kamar mandi di penginapan, kami istirahat sebentar makan nasi goreng pesan di cafe yang ada di lokasi tersebut. Memang siang hari sudah makan nasi kotak yang dipesan oleh panitia. Tapi sudah lapar lagi.
Nah, setelah matahari mulai terbenam, saya mulai bersiap-siap ikut gabung dengan kawan-kawan lain yang sudah ramai menyiapkan untuk bakar-bakar ayam, burung dan kambing. Aduh, enak mendengarnya. Bahkan sampai tengah malam pukul 22.00 kambinh sampai tidak termakan. Maklum, dagingnya gede’ ditambah ayam dan burung punai. (bersambung)
*Touring Bersama Keluarga (3)

*Catatan: Kundori

TOURING yang saya lakukan tidak hanya satu lokasi saja bersama keluarga besar kruw Harian Equator di Pasir Panjang II Singkawang dengan agenda bakar ayam dan kambing. Tapi saya jika dihitung keliling di enam daerah. Mulai dari Kabupaten Landak, Kubu Raya, Kota Pontianak, Kabupaten Pontianak dan Kota Singkawang. Satu lagi Kabupaten Bengkayang. Karena setelah acara rekreasi di pasir panjang satu malam tanggal 19 Juli lalu, esok harinya saya melanjutkan touring bersama anak dan istri. Karena saya pikir kalau refreshing ya, dipuaskan sekali. Usai dari dari Pasir Panjang saya juga mengunjungi Kebun Binatang Sinka Zoo. Memang asyik jalan-jalan bersama keluarga untuk menghilangkan lelah, kendati cuaca panas tapi tidak terasa. Setelah dari Sinka Zoo, saya melanjutkan perjalanan di Kota Amoy (Kota julukan Singkawang). Setelah pesan kamar di hotel dan istirahat makan siang. Kembali saya alan-jalan mengajak keluarga untuk menikmati keindahan kota, seperti pembangunan yang ada baik areal perkantoran pemerintah, pertokoan, perhotelan dan lainnya. Malam harinya jalan di tempat hiburan, kebetulan di komplek terminal induk ada Singkawang Ekspo permaianan anak-anak. Esok harinya berangkat lagi untuk pulang di Ngabang. Saya pulang ke Landak lewat Bengkayang tembus Darit. Berarti jika di hitung, mulai berangkat dan pulang tak terasa melintasi empat kabupaten dan dua kota. Saat pulang, dibenak hati mengatakan, aduh pasti akan melintasi jalan tikungan-tikungan yang tajam yakni antara Singkawang-Bengkayang-Ngabang. Maklum kanvas rem motor saya sudah habis. (bersambung)
*Touring Bersama Keluarga (4)

*Catatan: Kundori

Setelah puas menikmati suasana pantai dan Kota Amoy. Saya, anak dan istri pulang di Ngabang untuk kembali betugas sebagai kuli tinta. Berangkat dari Kota Singkawang pukul 06.45 wib menuju Kabupaten Bengkayang. Sengaja saya pulang lewat jalan pintas yakni Bengkayang tembus Darit. Selain itu, sengaja leweat situ sambil jalan-jalan karena istri saya belum pernah keliling melalui jalur Singkawang-Bengkayang-Ngabang. kalau saya pernah sekitar tahun 2005 silam sering lewat jalan itu. Kawan-kawan saya dari Ngabang banyak kirim pesan singkat ke hanphon saja, agar hati-hati di jalan karena banyak tikungan tajam, khususnya di gunung ventereng.
Saya pikir tak heran lagi, karena sudah pernah leeat pakai motor. Kecuali istri saya malah mengatakan akan menghitung berapa jumlah tikungan sepanjang jalan tersebut. Saya langsung tertawa. Mana mampu, bukan sedikit tikungan mungkin mencapai puluhan bahkan ratusan tikungan yang mengerikan bagi yang belum pernah melintas.
Kendati jalan banyak dikungan tajam, tapi suasana alam sangat menyegarkan. Pemandangan luas ibarat di daerah Garut Jawa Barat. Dulu saya pernah ikut kunjungan dengan Komisi B DPRD Landak di Perkebunan Condong Garut Garut. Memang jika diamati sangat persis melintasi tikungan tajam menuju puncak di perbukitan. Hanya saja di Garut sepanjangan tepi jalan banyak dilihat tanaman mulai dari teh, sayur-sayuran dan lainnya. Tapi kalau jaran Singkawang-Benhkayang masih banyak lahan kosong. Memang ada tanaman sayur mayur dengan jumlah sedikit seperti tanamana kacang panjang dan terong. Sambil melihat pemandangan alam, tak terasa sampai di Bumi Sebalo julukan Bengkayang. Istirahat sebentara makan siang, kemudian saya langjutkan dan sampai di Darit juga istirahat di rumah kawan bernama Sartiman. Baru melanjutkan lagi sampai Kota Ngabang pukul 12.30 wib langsung mengetik berita. (selesai)

*Profesionalisme Jangan hanya di Bangku Kuliah

NGABANG. Kinerja bidan di Kabupaten Landak masih banyak yang bandel alias tidak berkontribusi dengan baik. Diharapkan profesionalisme seorang bidan jangan hanya di bangku kuliah saja, melainkan harus bisa memberikan kontribusi di masyarakat khususnya kaum perempuan.
“Hasil pengawasan kami khususnya untuk Landak masih ada bidan yang tidak berkontribusi dengan baik, seperti tidak melaksanakan tugas sesuai SK, meninggalkan tempat tugas tanpa berita, tidak mau menangani persalinan dengan berbagai alasan, datang kepolindes sebulan sekali dan tidak mau bertugas di desa,” ungkap Plt. Kepala Dinas Kesehatan Landak, Sophia Tjakre saat acara HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-58 Provinsi Kalbar yang dipusatkan di Landak, 23-24 Juli, kemarin.
Menurut Sophia, sesuai dengan tema pada HUT IBI tahun ini kontigusi bidan dalam mencapai MDG’S (milenium develupsun goal’s, maka upaya yang dilakukan salah satunya adalah, menurunkan angka kesakitan dan kemarian ibu, bayi dan balita.
“Kalau sudah berbicara menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan balita, itu tidak terlepas dari tugas seorang bidan, maka pemerintah membuat kebijakan dengan menempatkan bidan di desa,” kata Sophia.
Untuk itu, dengan adanya bidan di desa, diharapkan perempuan yang tinggal di desa tersebut dapat mengakses pengalaman tenaga kesehataan profesionalitas dengan mudah. Mereka dapat memperoleh pelayanan kesehatan selama hamil, melahirkan, nifas, maupun interval oleh bidan. “Sehingga pelayanan kesehatan ibu dan anak yang selama ini didominasi oleh dukun diharapkan secara perlahan dapat digantikan oleh bidan di desa,” tegas Sophia.
Tapi, dalam kenyataannya keberadaan bidan di desa tidak secara total dapat menggantikan para dukun, karena perempuan di desa memiliki pilihan penolong selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yaitu dukun dan bidan. Pemilihan dan penolong selama masa kehamilan hingga persalinan sudah proses yang sederhana. “Ada banyak fakyor yang berkonstigusi dalam proses pengambilan keputusan tersebut, oleh karena itu sangatlah penting bagi bidan sebagai tenaga kesehatan untuk mengetahui padangan perempuan tentang pengapa mereka kerja memilih bidan atau dukun, mengapa mereka memilih kedua-duanya,” ungkap Sophia.
lebih lanjut dipaparkan Sophia, apabila bidan sudah mengetahui alasan apa mereka memilih atau tidak memilih bidan. Maka bidan dapat membuat strategi pendekatan yang lebih baik. “Sehingga harapan kita sebagai tenaga profesi yang di Indonesia sampai saat ini, anggotanya hanya perempuan dan paling dekat dengan perempuan mampu memberikan yang ternaik untuk kesejahteraan kaum perempuan,”tandas dia.
Sementara itu, Wakil Bupati Landak Agustinus Sukiman SH dalam sambutannya mengaku hari hasil kunjungan di kecamatan-kecamatan dan desa sering menerima laporan atau keluahan dari masyarakat bahwa banyak pra bidan, baik yang ditugaskan di puskesmas dan polindes yang ada sering tidak berada di tempat tugasnya. “Padahal tenaga dan pikiran bidan sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Oleh karena itu, saya mengingatkan cintailah tugas yang telah dibebani pada diri mereka, saya yakin bahwa untuk menjadi seorang bidan itu sudah menjadi pilihan sendiri,” tegas Sukiman (rie)
NGABANG. Sebanyak 25 orang, warga dari Kecamatan Ngabang dan Sengah Temila mendapat pelatihan khusus ketrampilan pembuatan meubel dari bambu yang digelar oleh Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dissosnaker) Landak bekersama dengan UPR Babanto Ngabang pimpinan Jaidu. Sedangkan pelatihnya didatangkan dari Disnaker dan Transmigrasi Kalbar dan Unit Latihan Kerja Industri (ULKI) Kalbar, 23-29 Juli.
Kepala Dissosnaker Landak Agustinus Agus mengatakan, Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki Landak cukup banyak. “Kita bisa lihat seperti bambu ada dimana-mana. Dari bahan bambu inipun bisa diolah berbagai macam kerajinan tangan yang pada akhirnya hasil dari kerajinan bambu bisa mempunyai harga nilai jual yang tinggi,” ungkapnya.
Menurut dia, Pemkab Landak sudah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat, khususnya memanfaatkan SDA bambu yang dijadikan sebagai bahan kerajinan tangan. Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan mengadakan pelatihan keterampilan yang diadakan tersebut. “Kita tetap mengharapkan masyarakat bisa mengolah bambu ini sebagai bahan kerajinan tangan. Oleh karena itu peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) terus kita lakukan. Apalagi tantangan hidup ke depan saat ini memang cukup banyak. Kalau kita tidak mempunyai keterampilan apapun, untuk apa SDA yang kita miliki itu, tapi tidak bisa diolah oleh masyarakat,” katanya. (rie)
Pasca Bom Mega Kuningan

NGABANG. Kendati Landak bukan daerah perbatasan Malaysia. Namun, sejak pascaledakan bom Mega Kuningan Jakarta, Jumat (17/7) lalu. Polres Landak tetap menyatakan siaga satu dan membentuk tim monitoring aktivitas warga asing. Polisi juga melakukan penyekatan atau pemeriksaan kendaraan dari luar Malaysia yang melintas. “Kita juga melakukan pengecekan hotel dan penginapan yang ada di Landak untuk mengetahui kegiatan jika memang ada warga asing yang menginap,” ungkap Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi kepada pers di ruang kerjanya, Kamis (23/7) kemarin.
Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan kaburnya para pelaku pengeboman di Hotel JW Marriot dan Ritz Calrton. Siaga satu ini juga memang sudah intruksi dari Polri sejak pasca ledakan bom yang terjadi pekan lalu. Untuk saat ini Landak dalam kondisi kondusif dan pihaknya juga tetap selalu koordinaski dengan Polres tetangga dalam berbagi informasi. Seperti Polres Pontianak dan Sanggau. “Misal di Entikong Kabupaten Sanggau dilakukan penyekatan atau pemeriksaan, jadi kita selalu contac kepada mereka. Gimana hasilnya, misal ada TKI yang mau masuk harus diwaspadai, karena kita memang tak bisa memprediksi,” ungkap Tony.
Sedangkan gambar sketsa teroris yang disebar Polri memang belum sampai di Landak. tapi sketsa bisa di buka di website Polri. Maka nanti bisa diambil untuk disebarkan di Landak ini agar masyarakat luas mengerahui dan bisa membantu untuk waspada.
“Hasil monitoring kita, saat ini tidak ada yang mengarah kepada teroris, dan selalu kondusif. Tapi kita tetap siaga satu untuk mengantisipasi dan pastinya semua ini perlu dukungan dari masyarakat dalam rangka menjada Kamtibmas,” himbau Tony.
Tony menambahkan, dari hasil pemeriksaan beberapa kendaraan yang melintas di Landak. Ternyata juga menemukan adanya barang-barang yang masuk dari Malaysia yang akan dibawa di Pontianak yang tidak sesuai dengan surat pengeluran barang dari pihak beacukai sehingga dilakukan penahanan. “Tadi malam (kemarin,red) ada truk yang diamankan anggota kita, yang isinya daging, buah-buahan dan kain lelong,” tukas Tony. (rie)
*Diskoperindag Belum Sidak

NGABANG. Masyarakat Kabupaten Landak rata-rata mengkonsumsi Malaysia, seperti gula, makanan kaleng, dan lainnya. Karena memang barang asal luar negeri ini banyak dijual di pasar swalayan Kota Ngabang. Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) mengaku baru akan membentuk tim dengan instansi terkait.
“Memang sesuai surat Menteri Perdagangan kita harus memberitahukan masyarakat untuk cinta produksi Indonesia termasuk barang-barang sembako,” ujar Kepala Diskoperindag Landak, Marius kepada awak koran ini usai menghadiri pembukaan pelatihan maubel dari bambu di UPR Babanto Ngabang, kemarin.
Marius mengaku akan membentuk tim yang bekerjasama dengan instansi terkait. Karena untuk barang-barang yang dianggap illegal perlu ditindaklanjuti. “Barang-barang illegal yang masuk di Landak, selama ini memang secaraa riil belum terdeteksi. Maka harus ada tim dalam rangka untuk menindaklanjuti,”kata Marius.
Sedangkan disinggung apakah sudah melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar Ngabang. Marius mengaku baru akan membentuk tim dengan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan, Balai POM dan aparat kepolisian. “Selain untuk menentukan apakah legal atau tidak, serta melihat apakah barang sudah kadarluasa dan mengancung zat-zat berbahaya,” tandas Marius. (rie)
*Selewengkan ADD Rp.27 Juta

NGABANG. Oknum Kepala Desa Andeng Kecamatan Sengah Temila, AS, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Ngabang atas kasus penyelewengan Alokasi Dana Desa (ADD) tahun anggaran 2008 sebesar Rp.27 juta. Kejari mulai menggarap kasus ini berdasarkan laporan dari masyarakat sekitar Juni lalu dan saat ini sudah tahap penyidikan.
“Sejumlah saksi-saksi sudah kita lakukan pemeriksaan, dan oknum kepala desa Andeng sudah kita nyatakan tersangka kasus penyelewengan ADD sebesar Rp.27 juta,” kata Kejari Ngabang, SR Nasution SH MH dikonfirmasi usai upacara Hari Bhakti Adhyaksa ke-48 di ruang kerjanya, Rabu (22/7).
Nasution mengatakan, AS memang belum dipanggil untuk diperiksa, karena masih tahap pengumpulan bukti-bukti dengan cara pemanggilan saksi. Sehingga nantinya oknum kepala desa tersebut akan dipanggil melalui Bupati Landak. “Jadi saat ini sudah masuk tahap penyidikan,” ujarnya singkat.
Terpisah, Nikolaus SH, Kepala Bidang Pemerintahan Desa (Pemdes) di Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Landak mengatakan, oknum kepala desa Andeng ini memang sejak aawaak ada indikasi sudah melanggar sumpah dan janji selalu kepala desa. Sehingga pihak Pemdes sudah melakukan langkah pertama yakni pembinaan secara umum dan terakhir sudah rapat sekitar Februari lalu di Pahauman yang mengundang adalah Camat Sengah Temila yang dihadiri anggota BPD dan perangkat desa. “Saat rapat itu, sudah kita lakukan langkah agar Kades Andeng menunjukan dana yang terealisasi,” kata Niko.
Niko mengungkapkan, sesuai dengan SK Bupati No. 412.5/39/HK-2008 tentang Penetapan ADD di Kabupaten Landak tahun 2008. ADD di Desa Andeng ini berjumlah Rp. 136.597.700. sistem pencaiarannya selama tiga tahap. “Nah di Desa Andeng ini dana di tahap ketika yang bermasalah,” terang Niko.
Menyikapi masalah oknum kades ini, Pemkab melalui Bagian Pemdes pada prinsipnya sudah melakukan tupoksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan, seperti melakukan koordinansi dengan camat dan rapat pembahasan dengan pihak-pihak terkait. Saat itu, kepala desa Andeng mengatakan sanggup untuk merealisasikan dana tersebut, tapi pada kenyataannya sampai batas waktu tidak ada realissai. “Jadi jika kita lihat oknum kades Andeng ini sudah melanggar sumpah dan janji saat pelantikan. Dan itu sesuai Perda No 3 tahun 2003 tentang tata cara pemilihan, pencalonan, pelantikan dan pemberhentian kepala desa tahun 2007 pasal 26,” ungkap Niko.
Niko menambahkan, sesuai pedoman untuk kegunaan ADD ini diantaranya, pembangunan fisik dengan kreiteria bskala kecil, bukan membangun proyek besar diatas Rp.50 juta- Rp.100 juta. Skala kecil artinya dibawa rata-rata Rp.10-20 juta. “Misal untuk rehap-rehap ringan lantai kantor desa. Kalau jalan seperti rabat beton bisa dilakukan, asal secara bertahap dan itu harus sesuai kesepakatan,” tandas Niko. (rie)


NGABANG. Pemkab Landak tampaknya kurang memperhatikan tempat sejarah di Negeri Intan ini. Buktinya, burung garuda yang terpampang di atas tugu Makam Juang Landak dibiarkan rusak alias pecah di sayap bagian bawahnya. Selain itu, di bagian bawah keramik banyak pecah.
Awak koran ini baru mengetahuinya setelah meliput ziarah jajaran Kejaksaan Negeri Ngabang dalam rangka ari Bhakti Adhyaksa dan Adhyaksa Dharma Karini (HBA) ke-48 kemarin. “Coba wartawan bilang dengan Pemda, agar burung garuda yang sudah pecah diperhatikan,” ucap salah satu pegawai Kejari kepasa wartawan sambil menunjuk atas tugu.
Rupanya benar, burung garuda yang terbuat dari semen itu sudah tidak layak seperti burung yang sehat lagi. Jika burung benaran, pasti akan mati karena sayak dibagian kiri sudah hilang. Bahkan tulisaan Bhineka Tunggal Ika sudah tak bisa dibaca lengkap. Karena tinggal Bhineka Tungga. “Kita juga prihatin, sampai sekarang dibiarkan, memang jika dilihat hanya masalah kecil, tapi kan mengandung makna,” ucap Ya’ Syadan Sekretaris Pemuda Panca Marga Landak ini. (rie)

Tingkatkan Profesionalisme Aparatur yang Sinergis

NGABANG. Pelaksanaan peringatan Hari Bhakti Adhyaksa dan Adhyaksa Dharma Karini (HBA) ke-48 di halaman Kantor Kajari Ngabang, Rabu (22/07) berlangsung secara hikmat dan penuh kekeluargaan.
Sebelum acara syukuran, pagi hari digelar upacara seluruh jajaran penegak hukum di Negeri Intan ini, kemudian dilanjutkan tabur bunga di taman makam Juang Landak sebagai bakti penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam membela Bangsa dan Negara khususnya Kabupaten Landak ini.
Sambutan Jaksa Agung RI Hendarman Supandji yang dibacakan Kejari Ngabang SR Nasution SH MH, meminta seluruh jajaran Adhyaksa dalam pelaksanaan HBA ke 48 dilakukan dalam keadaan keprihatinan karena tahun ini kejaksaan mengalami cobaan yang sangat berat menghadapai berbagai peristiwa. “Sorotan dan kecaman masyarakat terhadap kejaksaan terus-menerus tanpa henti, seolah sengaja menghapus segala upaya karena ulah oknum-oknum kejaksaan yang melakukan perbuatan menyimpang,” papar Nasution.
Sehingga menimbulknan imez yang kurang baik terhadap institusi yang dicintai ini. Maka dari itu, HBA ke 48 dengan tema ‘Dengan semangat pembaharuan, kita wujudkan aparat kejaksaan yang professional dan berintegritas guna meningkatkan citra kejaksaan’. “Untukt itu, mari kita sama-sama mengakui bahwa institusi ini sedang mengalami krisis kredibilitas karena perbuatan oknum kejaksaan. Untuk menghapus citra yang kurang baik terhadap kejaksaan, mari tingkatkan kinerja yang baik, laksanakan tertib administrasi, tertib anggaran, tertib peralatan, tertib perkantoran, tertib disiplin kerja dan tertib kepegawaian,” urai Nasution.
Menurut Nasution, Jaksa Agung juga mengajak warga adyaksa untuk terus berjalan dan melakukan koreksi mendasar yang diarahkan pada perbaikan serta pembenahan institusi kejaksaan disegala bidang termasuk peningkatan profesionalisme aparatur kejaksaan yang sinergis dengan peningkatan integritas guna mengoptimalkan pelaksanaan visi dan misi kejaksaan. “Serta selaras pula dengan agenda reformasi dalam memberikan pelayanan hukum yang lebih baik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Sebelumnya menyambut HBA, sejumlah rangkaian kegiatan sudah digelar mulai dari lomba gerak jalan sehat, lomba kursi panas, lomba memakan arem-arem oleh ibu-ibu, lomba memecahkan balon, lomba makan donat oleh anak-naka, hingga acara puncaknya upacara, ziarah dan di tutup syukuran dan ramah-tamah yang dihadiri Wakil Bupati Agustinus Sukiman, Kapolree AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi, Kepala Rutan Landak M. Susanni dan undangan lainnya. (rie)
*Gara-Gara Anak Tak Naik Kelas

BANYUKE HULU. Aktivitas belajar mengajar di SDN 27 Semade Kecamatan Banyuke Hulu hingga kemarin lumpuh. Pasalnya, gedung sekolah tersebut masih disegel oleh oknum orang tua murid saat usai pembagian buku rapot beberapa pekan lalu. Hanya gara-gara anaknya tidak naik kelas. Instansi terkait di lingkungan Pemkab Landak jangan diam saja dan mendesak harus menindaklanjuti masalah ini.
“Saya dapat telpon dari kampung, hari ini (kemarin,red) anak-anak takbisa sekolah pulang semua karena sekolah masih dalam kondisi disegel. Saya langsung telpon kepala dinas pendidikan Landak, tapi malah diarahkan dengan Kepala Kasi Dikdas, lalu setelah saya hubungi mereka tidak ada ditempat katanya semua sedang dilapangan, kita minta Diknas segera menuntaskan permasalahan ini,” kata anggota DPRD Landak asal Kecamatanh Banyuke Hulu, Drs.Petrus Mi’on kepada awak koran ini, siang kemarin.
Mi’on menjelaskan, motif penyegelan kantor dewan guru di SDN 27 Semade ini saat pembagian rapot sebagian orang tua murid tidak terima dengan hasil belajar anaknya. Karena ada murid yang nilai rata-rata 5,4 saaja dinyatakan naik kelas, tapi yang rata-rata 6,2 malah tidak naik kelas. “Sehingga dipertanyakan berapa sebenarnya nilai standar kenaikan kelas dan kreteria apa saja di sekolah tersebut. Maka atas dasar itu orang tuaa murid merasa dirugikan dan bereaksi melakukan penyegelan,” ungkap Mi’on.
Menurut legislator Partai Golkar ini, pihaknya setelahy mengetahui adanya kejadian penyegelan sekolah di daerahnya langsung berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Landak. Tapi belum ada tindaklanjut, sehingga anak-anak lain yang mau sekolah sangat kasihan jika memang kasus ini belum tuntas. “Saya juga tidak tahu, apakah tahun ajaran ini ada siswa ata tidak,” ujar Mi’on.
Ia berharap agar kepala sekolah SDN 27 Semade dipanggil oleh pihak Kepala Dinas Pendidikan untuk dimintai keterangan terkait masalah ini. Karena jika dilihat memang sangat memprihatinkan pendidikan di Landak ini sampai ada kasus tindakan penyegelan yang hanya gara-gara kenaikan kelas. “Padahal kasus penyegelan ini sudah cukup lama, dan kita sudah koordinasi dengan dinas pendidikan, tapi kelihatnya tidak ada tindaklanjutnya,” tegas Mi’on.
Terpisah, Kapolsek Menyuke, IPDA Petrus Irenius dikonfirmasi Equator melalui via selularnya mengatakan, hingga saat ini dari pihak sekolah belum ada melapor atas kasus penyegelan SDN 27 Sebade tersebut. Dia juga membenarkan kalau rumah dinas guru di sekolah tersebut dusegal atau dipalang pakai kayu dan kasa ada yang dipecahkan oleh oknum orang tua murid. “Yang melakukan penyegelan salah satu PNS di lingkungan Pemkab Landak,” terangnya singkat. (rie)
NGABANG. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Landak untuk membangun Negeri Intan ini pastinya masih memerlukan dana yang cukup besar. Maka dari itu, Acord Swiss menawarkan dana hibah, Selasa (21/7) di aula kantor bupati dilakukan ekspose di hadapan jajaran Pemkab Landak yang langsung dihadiri Bupati DR. Adrianus Asia Sidot, Wakil Bupati Agustinus Sukiman SH, Sekretaris Daerah Drs Ludis Msi dan para kepala dinas/instansi dilingkungan Pemkab Landak.
Adianus mengatakan Kabupatren Landak memang masih memerlukan dana-dana untuk mendukung pembangunan di Kabupaten tersebut, baik pembangunan fisik maupun non fisik. “Jika kita lihat kondisi di Landak ini, khusus untuk kebutuhan dana bagi pembangunan infrastruktur memang sangat besar. Karena memakai dana yang sangat besar, seringkali setiap tahun kita harus memutar otak dan berfikir bagaimana bisa memenuhi kebutuhan dana tersebut,” papar mantan Kepala Bappeda Landak ini.
Menurut dia, dana yang diterima Pemkab Landak dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebagian besar atau hampir 60 persen dananya sudah digunakan untuk belanja tidak langsung, khususnya gaji pegawai. Sedangkan dana yang biasa dialokasi untuk pembangunan infrastruktur sekitar 30 sampai 40 persen. “Kadang-kadang untuk penyiapan dana pembangunan lebih banyak bersifat track off. Jadi disatu sektor terpaksa harus kita korbankan untuk membiayai sektor yang lain,” urai mantan Kadis Pendidikan ini.
Untuk itu, dengan adanya ekpose dana hibah dari luar negeri ini, mudah-mudahan bisa memberikan peluang kepada Pemkab Landak. Tapi dengan catatan bahwa dana-dana yang akan masuk ke Landak tidak menimbulkan dampak yang justru memberatkan beban APBD Landak. “Kita berharap supaya program yang didanai oleh dana hibah ini adalah program-program yang prioritas dan sifatnya langsung dirasakan oleh masyarakat,” ujar pria jebolan doktoral Universitas Padjajaran Bandung ini.
Menyikapi tawaran dana hibah dari luar negeri tersebut, Adrianus kepada wartawan usai acara ekspose mengatakan, Pemkab Landak belum mempunyai keputusan apakah menerima atau tidak tawaran dana hibah tersebut. “Jadi kita belum mempunyai keputusan apakah menerima atau tidak tawaran dana hibah tersebut. Dana hibah yang diterima mininal Rp. 100 milyar,” ujarnya singkat. (rie)
NGABANG. Biaya masuk sekolah di Landak sering mendapat sorotan dari masyarakat. Sampai-sampai Bupati DR Adrianus Asia Sidot menerima keluhan dari masyarakat melalui via SMS. Hal itu diakuinya saat menjadi pembina apel bulanan, Jumat (17/7) lalu.
“Padahal sudah berkali-kali saya katakan bahwa untuk SD dan SMP, pihak sekolah tidak perlu memungut biaya tambahan. Kalaupun mau memungut biaya tambahan, coba dikompromikan dulu dengan komite sekolah dan orangtua siswa,” ujar.
Dia menilai, kadang-kadang banyak pihak-pihak terkait yang membuat sesuatu dan bukan menjadi prinsip. Misalnya harus membeli pakaian seragam olahraga, beli pakain batik seragam sekolah yang tujuannya hanya sekedar untuk show saja, bukan yang prinsip. “Yang prinsip itu adalah bagaimana proses belajar mengajar secara efektif dan berkualitas berlangsung di sekolah yang bersangkutan. Tapi justru hal inilah yang dinomor duakan atau yang dinomor sekiankan,” ungkap mantan Kadis Pendidikan Landak ini.
Sedangkan berkaitan dengan mahalnya biaya pendaftaran masuk sekolah, secara langsung atau tidak langsung yang sering disalahkan adalah Bupati. Padahal Bupati sendiri tidak pernah mengintruksikan sekolah-sekolah untuk memungut biaya-biaya, terutama untuk SD dan SMP, karena sudah ada dana BOS. “Jadi hal ini kadang-kadang apa yang mereka lakukan, tetapi masyarakat selalu mengatakan bahwa itu Bupati, yang disalahkan Bupati. Padahal saya dalam berbagai kesempatan selalu minta kepada para Kepala Sekolah dan guru untuk menekan seringan mungkin biaya untuk masuk sekolah,”tegas dia. (rie)

Partisipasi Pemilih Landak 86, 26 Persen

NGABANG. Hasil rekapitulasi perhitungan suara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) oleh KPU Landak, Kamis (16/7) kemarin. Menunjukan jumlah partisipasi pemilih mencapai 86,26 persen. Sedangkan kandidat pemenang Maga-Pro total 142.294 suara, dari 13 kecamatan dia menguasai 12 kecamatan. Kedua SBY-Boediono total 57.003 suara, ada satu kecamatan yang memenangkan capres ber jargon ‘Lanjutkan’ ini yakni Sebangki dan posisi ketiga JK-Win total 6.113 suara.
Proses Pilpres di Kabupatenh Landak, dengan jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 242.349 pemilih, tercatat yang menggunakan hak suaranya 209.798 terdiri dari jumlah suara sah 205.410 suara, sedangkan suara tidak sah hanya 5000 saja. Kemudian suara dari TPS lainnya atau pengguna KTP hanya 596 orang.
Proses rapat pleno dimulai pukul 10.00 hingga 16.00 wib di aula lantai II KPU Landak tersebut dipimpin Ketua KPU Sudianto didampingi anggotanya Treresia Ms Ursus, Ya’ Dedi Sufriadi, Lomon dan Bonifasius serta langsung dihadiri Bupati DR.Adrianus Asia Sidot dan jajaran Muspida Landak.
Bupati Adrianus dalam sambutannya, dia menilai bahwa penyelenggaraan Pemilu Presiden 8 Juli lalu di Landak bisa berlangsung sukses, aman dan tertib, tanpa ada satupun persoalan-persoalan yang muncul dari penyelenggaraan Pemilu tersebut. “Penyelenggaraan Pemilu yang dimulai dari Pemilu legislatif sampai kepada Pemilu Presiden dapat berjalan, dengan tertib dan lancar. Yang paling penting adalah keamanan didalam masyarakat tidak terganggu,” ungkapnya.
Menurut dia, pelaksanaan Pemilu yang aman dan tertib, tentunya menunjukan bahwa pemilih secara khusus dan umumnya masyarakat bisa menunjukan kedewasaannya dalam berdemokrasi. Apalagi proses demokratisasi yang diinginkan masyarakat ternyata bisa berjalan dengan baik. “Kita tahu bahwa di Landak selalu menjadi barometer terhadap keamanan didalam penyelenggaraan beberapa pemilihan. Daerah kita selalu dikhawatirkan akan terjadi gejolak yang bisa mengganggu jalannya Pemilu itu sendiri. Tapi puji Tuhan, justru apa yang kita khawatirkan, tidak terjadi di Landak,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutan Sudianto mengatakan rekapitulasi penghitungan perolehan suara masing-masing pasangan calon Presiden dimulai 16-18 Juli 2009. Selanjutnya, 19-21 Juli akan digelar proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara di tingkat Provinsi. “Mudah-mudahan pada 25 Juli akan dilakukan rekapitulasi di tingkat nasional sekaligus penetapan perolehan suara secara nasional,” tandasnya. (rie)
*Persiapan Kunjungan Wisata Kalbar 2010

Pemkab Landak melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) sudah melakukan ekpose kepada semua stakeholder, Rabu (15/7) dengan tujuan untuk menyampaikan informasi tentang kesiapaan menyongsong tahun kunjungan Kalbar 2010. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang budaya dan pariwisata. “Serta mencari dukungan kepada pihak-pihak dalam upaya mengembangkan dan mencari jalan pemecahan terhadap masalah budaya dan pariwisata di Kabupaten Landak,” papar Kepala Disporabudpar Landak Drs Lukas Kanoh MM.
Adapun untuk program dan kegiatan tahun 2010 yakni melakukan penambahan fasilitas seperti pagar dan tempat pertemuan di Makam Juang Mandor, melanjutkan rehabilitasi rumah betang Saham, penataan obyek wisata gunung sehak tahap pertama, penataan obyek wisata air terjun menanggar di Kecamatan Air Besar. “Kemudian melakukan promosi obyek wisata,” ujar Lukas.
Sedangkan program prioritas khusus untuk penataan gunung sehak dalam jangka pendek meliputi, dari output pembebasan lahan oleh Bagian Pemerintahan, pembuatan jalan masuk, pembuatan area parkir, pembangunan MCK, pembangunan kios atau gerai, pembangunan panggung hiburan terbuka oleh Dinas Pekerjaan Umum.
“Sedangkan out come, yakni sebagai tempat istirahat, eco tourism, tempat pasar rakyat atau wisata kuliner, tempat hiburan rakyat,” urai Lukas.
Lebih lanjut, untuk program jangka menengah, yakni pembangunan taman keluarga, pembangunan gedung pertemuan, pembangunan sarana olahraga (kolam renang,red) yang ada di Landak. sedangkan jangka panjang, pembangunan taman burung, pembangunan wisata rohani (gua maria, bukit doa dan lainnya), pembangunan rumah adat dan pengembangan hutan berburu. “Untuk itu dengan usul rekomendasi, maka dalam rangka keterpaduan pembangunan kebudayaan dan pariwisata, diperlukan kerjasama antara instansi pemerintah, swasta atau pengusaha serta masyarakat,” ungkapnya. (rie/bersambung)

*Tahun Kunjungan Wisata Kalbar 2010

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Landak melalui Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) dalam rangka menyongsong tahun kunjungan wisata Kalbar 2010 mendatang, sudah mulai melakukan ekspose pariwisata Landak kepada semua stakeholder, Rabu (15/7) di aula kantor bupati.
Kepala Disporabudpar Landak Drs Lukas Kanoh MM mengatakan, program dan kegiatan dalam mengisi tahun kunjungan wisata Kalbar tahun depan yang ditawarkan diantaranya, untuk event meliputi acara ritual tumpang negeri dan ziarah akbar kerajaan Landak di Ngabang sekitar Februari dan ritual Robok-robok di Karangan Kecamatan Mempawah Hulu sekitar Maret. Naik dango dan festival Nunu Poe’ di kecamatan Kuala Behe 27 April, kemudian ziarah di Makam Juang Mandor yang dirangkat sendra tari dan lomba memancing pada 28 Juni. “Selanjutnya Festival Budaya Binua Landak (FBBL) di Ngabang para Oktober dan paket wisata HUT RI di Pahauman dan perayaan natal,” papar Lukas.
Sedangkan obyek wisata pertama, makam juang Mandor yang merupakan wisata sejarah terletak di Kecamatan Mandor, 80 kilometer dari Kota Pontianak dan 90 kilometer dari Kota Ngabang. Disana terdapat monumen perjuangan rakyat Kalbar dalam merebut kemerdekaan tahun 1942-1945, khususnya melawan pendudukan Jepang. Terdapat 10 kuburan massal dengan ribuan korban tokoh masyarakat dan pejuang. “Monumen tersebut diresmikan 28 Juni 1977 dan sudah ditetapkan sebagai monumen daerah Kalbar dengan Perda No.5 tahun 2007 dan setiap 28 Juni diberingati sebagai hari berkabung daerah. Nai ini perlu penataan dan pemeliharan,” ungkap Lukas.
Kedua, obyek wisata gunung sehak yang merupakan wisata alam terletak di kampung Asong Kecamatan Sengah Temila, pada lintasan jalan internasional Pontianak-Kuching-Brunai Darussalam. Disana ada tempat peristirahatan dan pasar tradisional, sehaq sudah memiliki rencana detail tata ruang tahun 2007 oleh Bappeda Landak. “Berpotensi untuk dikembangkan sebagai Eco Tourism dan wisata Kuliner. Dan perlu penataan,” urai Lukas.
Ketiga, Rumah Betang Sahamp, merupakan wisata budaya, terletak di Dusun Sahamp Kecamatan Sengah Temila berjarak 52 kilometer dari Kota Ngabang atau 155 kilometer dari Kota Pontianak. Di sana terdapat sekitar 30 buah rumah yang menyatu atau bahasa dayaknya radangk, dengan kehidupan komunitas adat budaya Dayak Kanayant. “Rumah Betang memiliki daya tarik tersendiri dengan wisatawan mancanegara. Kondisinya saat ini memerlukan rehap,” ungkap Lukas.
Keempat, Istana kerajaan Landak, merupakan wisata sejarah. Terletak di Dusun Raja Kecamatan Ngabang, merupakan peninggalan kerajaan Landak dengan Raja raden Abdul Khahar. Setiap bulan Februari-Maret diselenggarakan ziarah akbar dan tumpang negeri dengan berbagai kebudayaan dan keadamaan. “Kondisinya perlu perawatan,” ujar Lukas.
Kemudian terakhir kelima, Air terjun banagar merupakan wisata alam, terletak di Desa Perbuak Kecamatan Air Besar, dengan tinggi sekitar 60 meter, didukung oleh kekayaan alam atau hutan serta gua alam dan kekelawar. Sangat berpotensi untuk dikembangkan. “Kondisi belum ditata dan belum didukung dengan prasarana jalan, jembatan, alat transportasi, komuniaski, penginapan, rumah makan dan lainnya,” tandas Lukas. (rie)
*PETI Masih Meraja Rela di Landak


NGABANG. Tim penertiban Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Landak dinilai dalam melakukan tindakan hanya setengah hati. Buktinya, cuman segelintir orang saja yang ditertibkan sementara saat ini aktivitas PETI khususnya di sepanjang aliran sungai Landak masih marak. Untuk itu, masyarakat tepian sungai yang merasa tercemar mengancam akan unjuk rasa. “Kita siap memimpin unjuk rasa secara besar-besaran jika aparat penegak hukum tidak bisa bertindak tegas,” ungkap DPD LSM Forum Masyarakat Peduli Kalbar (FMPKB) Landak, A. Syaidan Ameng saat bertandang di Biro Equator Landak, Rabu (15/7) siang kemarin.
Menurut Syaidan, akibat dampak PETI membuat sungai tercemar sehingga warga yang bermukim di tepi sungai tidak bisa menggunakan air untuk kebutuhan sehari-hari, untuk mencuci saja tidak bisa, bagaimanan untuk dikonsumsi. Jika dibiarkan, masyarakat akan mendapat penyakit akibat dampak pencemaran mulai dari mercuri dan lainnya.
“Jadi kita harapkan Pemkab dan aparat penegak hukum di Landak ini harus bisa mengentikan PETI yang sekarang mulai marak lagi di sepanjang sungai Landak,” tegas Syaidan.
Ia mengatakan, jika tim penertiban ragu untuk bertindak, masyarakat yang merasa tercemar dan merasa dirugikan oleh para pekerja tambang, siap mendukung dan bergerak untuk menyelesaikan masalah PETI di Landak ini. “Jadi Kkita tunggu tindakan dari tim penertiban PETI kembali beraksi, jangan hanya menjalankan program kerja saja, usai itu dibiarkan bebas lagi PETI,” ungkap Syaidan.
Padahal, bagi perusak lingkungan hidup bisa dijerat UU No.23 tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup, bagi perusak dan pencemar lingkungan hidup (LH) diancam 10 tahun penjara. “Bicara tentang undang-undang LH yang yang perlu dicermati adalah segala kegiatan usaha yang dapat mencemari dan merusak lingkungan salah satu contohnya adalah kegiatan illegal mining salah satunya PETI,” tandas Syaidan. (rie)
*Kepsek harus Bijak, Biaya Mesti Bisa Dicicil

NGABANG. Biaya pendidikan di Kabupaten Landak selalu menjadi sorotan. Masyarakat miskin akan terbebani dengan biaya yang dipatok pihak sekolah, selain uang pendaftaran biaya daftar ulang harus dibayar tunai dan sama sekali tidak ada kebijakan kepala sekolah apakah bisa diansur atau tidak.
“Padahal pendidikan seharusnya tidak membebani masyarakat dengan biaya pendaftaran karena bantuan untuk SMP ada biaya operasional sekolah (BOS) sedangkan SMA ada dana bantuan oprasional manajemen (BOM) atau bantuan khusus murid (BKM) yang setiap tahun diterima sekolah,” ungkap seorang masyarakat Ngabang, Supardi kepada Equator, kemarin.
Dia melihat mahalnya biaya pendidikan di Landak perlu di kaji ulang agar dapat membantu masyarakat, bukan sebaliknya memberatkan masyarakat. Apa lagi sekolah Negeri yang seharusnya murah dibandingkan dengan sekolah swasta. Yang lebih parah lagi diceritakan Supardi ada temannya ketika anaknya telah lulus seleksi sekolah, saat membayar daftar ulang uangnya kurang Rp.200 ribu. Sangat disayangkan pihak sekolah tidak mau menerima uang tersebut dan meminta biaya daftar ualang dibayar full. “Hal seperti ini sangat kita sayangkan, seharusnya pihak sekolah memberikan toleransi kepada masyarakat atau pembayaran daftar ulang bisa dilakukan dua kali,” beber dia.
Akhirnya teman dia mencari dana yang kurang tersebut agar anaknya dapat diterima msuk sekolah. Lanjutnya kalau di universitas saja pembayaran semester bisa di bayar nyicil mengapa di SMA tidak boleh. Selain itu biaya penerimaan siswa baru dan biaya daftar ulang di Landak tidak seragam ada yang biayanya kecil dan ada yang besar.
“Ada lagi biaya pembangunan yang dibebankan kepada siswa, seharusnya siswa tidak dibebeni biaya itu apalagi sekolah negeri, biasanya ada dana perawatan gedung maupun dana pembangunan dari pemerintah, ini dibebankan kepada siswa dengan jumlah yang tidak sedikit sampai mencapai ratusan ribu persiswa,” ungkapnya.
Pendidikan di Landak ini SMP maupun SMA tidak ada satupun sekolah yang mengikuti manajemen seperti di Univeritas seperti siswa yang berprestasi atau siswa yang memiliki prestasi yang baik akan di bebaskan biaya masuk atau tes. Seharusnya cara seperti ini sangat efektif untuk meningkatkan motifasi siswa agar belajar dengan sungguh-sungguh. “Bayangkan saja kalau anak kita masuk di universitas dengan mendapat PMDK atau Penerimaan Mahasiswa Jalur Non Ujian Tulis, betapa bangganya kita begitu juga dengan anak tersebut, tapi untuk SMP maupun SMA tidak ada yang bisa dibanggakan apa lagi meningkatkan motivasi anak,” tegasnya.
Terpisah, Wakil Sekretaris KNPI Landak, Irwanto Sabirin mengatakan, mahalnya biaya pendidikan di Kabupaten Landak. Membuat berbagai kalangan menjerit, ada kesan menjelang penerimaan siswa baru, pihak sekolah mencari keuntungan. Tak tanggung-tanggung pengurus KNPI Kabupaten Landak menyoroti masalah ini. “Kita sangat menyangkan biaya masuk sekolah terutama untuk SMA/SMK/Sederajat maupun tingkat SMP sangat mahal,” katanya.
Dia melihat sebenarnya pihak-pihak sekolah tidak boleh terlalu tinggi dan itu tidak boleh terjadi , karena Kabupaten landak, saat ini boleh dibilang adalah daerah pemekaran. Harus ada batas-batas toleransi antara dinas dan pihak sekolah terhadap masyarakat dengan orang tua murid. “Khusus untuk sekolah negeri, adalah sekolah dari pemerintah
semuanya pembangunan dan dan guru udah digaji dari pemerintah. Jadi untuk apa lagi mengumpulkan uang dari orang tua murid lewat pendaftaran,” katanya.
Untuk itu diminta kepada pihak dinas, dalam hal ini Dinas Pendidika Kabupaten Landak dan Pemeritah Kabupaten Landak harus memberikan penjelasn yang akurat apa alasanya kepada masyarakat Kabupaten Landak. Tentunya Irwanto sangat menyayangkan tindakan sekolah yang melakukan pendaftaran dengan mengeluarkan uang, apalgi berita ini sempat dimuat dimedia koran. “Mau kemana lagi anak-anak daerah kita sekolah, jika didaerahnya biaya sangat mahal dan masyarakat tidak mampu membayar biaya pendidikan. Ditambah lagi di Kota Pontianak sudah dibatasi kuota sekolah, tentunya Pemda Landak harus memikirkian kembali kebijakan pendaftaran mahal ini,” harapnya ketua GAMKI Landak ini. (rie)
*Uang Pendaftaran Mencekik Siswa

NGABANG. Iklan pendidikan gratis yang selalu ditayangkan di televisi dianggap pembohongan publik. Buktinya pendidikan di Landak tidak ada yang gratis dan malah mahal. Apalagi bagi sekolah yang dianggap favorit mematok uang pendaftaran mencekik orang tua murid, bagi yang tak lulus test terpaksa uangnya harus direlakan.
“Iklan pendidikan gratis itu hanya pembohongan publik saja, coba kita lihat di Kabupaten Landak untuk masuk ke SMA bukan main mahalnya mengambil formulir saja harus membayar Rp.60 ribu, ada juga yang Rp.50 ribu belum lagi kalau sudah lulus harus bayar 1,5 juta,”ujar Idrus Syah salah satu orang tua murid kepada awak koran ini, kemarin.
Idrus yang menjabat Sekretaris Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Landak ini juga merasa kesal dengan pendidikan yang begitu mahal. Pada hal menurut dia uang pendaftaran sudah digratiskan tapi seluruh SMA tetap saja memungut uang pendaftaran dengan dali uang tes, padahal apa bedanya dengan uang formulir atau uang pendaftaran. Dengan adanya iklan pendidikan gratis bukan membuat masyarakat senang malah masyarakat tambah resah dengan pungutan biaya pendaftaran yang tidak jelas. “Bayangkan saja siswa yang masuk sekolah saat mengambil formulir harus membayar Rp. 60 ribu. Jumlah siswa yang mendaftar sekitar 600 orang, sedangkan diterima hanya sekitar 240 siswa. Jadi kemana uang sebanayak 360 siswa yang tidak lulus tersebut,” ungkapnya.
Jika dikalkulasikan, jumlah peserta yang daftar 564 orang dikali uang pendaftaran Rp.60 ribu, maka uang terkumpul mencapai Rp. 33.840.000,- dari jumlah itu yang tak lulus test 324 siswa, pastinya uang pendaftarkan hilang begitu saja. Kemudian bagi siswa yang lulus, mereka harus membayar biaya daftar ulang sebesar Rp. 1, 2 juta per orang.
“Jadi kemana uang yang lebih tersebut dan dimana pendidikan gratis. Hal seperti ini instansi terkait harus memihak masyarakat karena masyarakat Landak bukan seluruhnya orang yang memiliki perekonomian yang mapan,” ungkap Idrus.
Ia menambahkan, mulai dari pengambilan ijazah saja siswa bayar ratusan ribu, masuk siswa baru juga bayar puluhan ribu, kemudian daftar ulang siswa yang lulus jutaan, jadi keuntungan pihak sekolah sangat besar. “Ini harus kita teliti belum lagi bantuan dana disetiap sekolah, seharusnya sekolah sudah layak untuk membebaskan biaya masuk guna meringankan beban masyarakat,” ujar Idrus.
Ditempat terpisah, Susi orang tua murid lainnya juga mengeluhkan pendidikan di Landak ini. Anak yang sudah mendaftar dan tidak lulus uang pendaftaran sebesar 60 ribu tidak di kembalikan lagi. Akhirnya ia harus mencari sekolah lain untuk memasukan anaknya agar bisa melanjutkan sekolah. Yang membuat ibu tersebut sangat berat dengan biaya pendidikan yang mahal karena tahun ini 3 orang anaknya harus masuk sekolah dalam waktu yang bersamaan. Anak yang pertama harus masuk SMA, yang kedua Masuk SMP dan anaknya yang bungsu masuk SD. “Saya harus mengeluarkan biaya yang tidak seikitpak karena 3 anak saya harus masuk sekolah sekarang, saya bingung mau cari uang kemana untuk memasukkan anak saya kesekolah,” ungkapnya. Ibu tiga anak ini pernah mengatakan keluhannya dengan maksud meminta bantuan kepada pihak sekolah akan tetapi saat ia mendaftarkan anaknya ia juga diminta membayar seperti anak-anak yang lain. “Mana ada sekolah yang mau membantu orang yang tidak mampu itu hanya akal-akalan saja,” kesalnya. (rie)
*Agenda Sidang Dewan Molor !

Usai Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) anggota DPRD diujung masa jabatannya harus segera merampungkan ‘pekerjaan rumah’ (PR) membahas Peraturan Daerah (Perda) seperti tentang pemekeran desa dan pertambangan.
“Kalau perda yang sudah lama nantikan masyarakat adalah tentang pemekaran desa dan tentang pertambangan. Dan ini perlu digarap lebih cepat dan merupakan PR kita dari kemarin-kemarin,” ungkap Ketua DPRD Landak Minsen SH dikonfirmasi terkait jadwal sidang di DPRD pasca Pileg dan Pilpres.
Menurut dia, selain pembahasan sejumlah perda tersebut. Saat ini sebenarnya sudah masuk kadwal pembahasan APBD Perubahan tahun 2009. Tapi bagaiamanan mau dibahas sementara perhitungan anggaran juga belum dilaksanakan oleh pihak eksekutif. “Agenda pembahasan APBD Perubahan, tapi perhitungan saja belum. Nah, ini sebenarnya sudah menjadi penayakit yang menahun tak sembuh-sembuh,” ujar Minsen.
*Dewan Jarang Masuk
Sedangkan terkait masalah anggota dewan masuk kantor usai Pileg 8 April lalu. Minsen langsung menanggapi serius. Pada prinsipnya anggota dewan jika memang tidak ada jadwal sidang atau rapat, memang di wajibkan masuk kantor setiap Senin dan Kamis dan itu memang sudah menjadi kesepakatan. “Khusus pimpinan ada piketnya. Disamping memang Senin dan Kamis wajib masuk, di hari lain Selasa, Rabu dan Jumat kita gantian. Tapi kalau ada jadwal rapat atau sidang, tidak ada istilah piket dan harus masuk kantor,” tegas Minsen.
Minsen menilai masalah anggota dewan yang dinilai masyarakat luas jarang masuk kantor, sebenarnya bukan menjadi gejala di Landak saja melainkan lebih parah di DPR RI mau paripurna saja susahnya minta ampun.
“Saya pikir gejala ini bukan di Landak. Bahkan yang lebih parah itu DPR RI sekarang mau paripurna satu undang-undang susahnya bukan main. Misal pengesahan undang-undang Susunan dan Kedudukan (Susduk) DPRD belum genah-genah, nah ini salah satunya,” ungkap Minsen seraya menambahkan, Badan Kehormatan (BK) yang dipilih dari utusan fraksi juga demikian. (rie)
*Penelpon Catut Diknas Provinsi dan Kapolres

MANDOR. Para pejabat dan masyarakat Kabupaten Landak dihimbau agar berhati-hati terhadap penipuan berkedok minta transfer uang dengan mengatasnamakan pejabat lain. Baru-baru ini dua pejabat menjadi korban. Dia adalah Kepala SMPN I Mandor dan Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Landak.
Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi melalui Kasat Reskrim AKP Hujra Soemena Sik menerangkan, Kepala SMPN 1 Mandor bernama Vinsesius Sufyan berawal mendapat telpon dari nomor handpon 081242266488 yang mengatasnamakan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar. Modusnya si penelpon tersebut memberikan kabar kalau SMPN 1 Mandor tahun ini mendapat bantuan proyek rehabilisasi gedung sekolah dengan anggaran mencapai Rp.500 juta. Tapi, kata si penelpon tersebut, untuk mencairkan dana, pihak sekolah harus mentransfer uang sebagai administrasi berjumlah Rp. 129 juta. “Jadi Kepsek tersebut langsung mentrasfer uang di rekening BRI dan Bank Mandiri di Jakarta sampai delapan kali, terakhir tanggal 10 Juli kemarin,” ungkap Hujra.
Kemudian, lanjut Hujra, kepsek tersebut terus menghubungi si penelpon agar dia bertemu dengannya. Tapi dibalasnya selalu sibuk kegiatan dengan Gubernur Kalbar. Ujung-ujungnya nomor hanpohon sudah tidak aktif. “Barulah dilaporkan di Polsek Mandor,” ujar Hujra.
Hal sama juga dialami Kepala Badan Kesbangpol dan Linmas Landak Drs. Edward Ramukdin juga ditipu hingga uang Rp.15 juta melayang. Adapun modusnya, si penelpon mengatasnamakan Kapolres Landak AKBP Drs Tony Ep Sinambela Msi dengan meminta pinjaman uang sebasar Rp.15 juta dan akan dikembalikan. Diketahui kalau itu penipuan setelah pihak bendahara instansi tersebut menagih di Polres dan ternyata nama Kapolres dicatut. “Ada bendaharanya datang di Mapolres sini, katanya mau menagih. Terkejut Kapolres mana ada pinjam uang,” ujar Hujra.
Untuk itu, Hujra menghumbau kepada para pejabat dan masyarakat dengan maraknya penipuan via telepon dan mencatut nama seseorang belakangan ini agar selalu hati-hati dan jangan mudah percaya. Jika memang ada yang meminta sejumlah uang atau barang lain dengan mengatasnama orang lain agar di lakukan konfirmasi kebenarannya. “Jangan main transfer, karena belum tentu itu benar seperti kasus yang dialamai Kepsek SMPN 1 Mandor,” tegas Hujra. (rie)
*Terkendala Lampiran Laporan Kerja

NGABANG. Pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) sudah lewat dan saat ini Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) juga hampir rampung. Tapi para Petugas Pengawas Lapangan (PPL) di desa se-Landak belum bisa menikmati uang jasa mereka. Alasannya, sekretariat Panwaslu Landak tak bisa mencairkan anggaran investigasi, karena pihak KPPN minta lampiran tentang laporan kerja PPL dilapangan.
“Dana investigasi PPL pada prinsipnya dibayar per-paket bukan per-bulan. Nah, KPPN minta harus dilampirkan hasil kerja mereka. Apa yang dikerjakan di lapangan itu yang di pinta KPPN,” tegas Ketua Panwaslu Landak, Hardianitus, MA kepada Equator di kantornya, Jumat (10/7).
Adapun paket kerja PPL ini selama 10 bulan, artinya pembayaran bisa dilakukan per triwulan. Uang investigasi masing-masing PPL sebesar Rp.50 ribu, jadi tinggal dikalikan saja sampai 10 bulan yakni dua pemilu, Pileg dan Pilpres. “Tapi sampai hari ini Panwalu kabupaten belum menerima laporan kerja PPL, baik mulai dari Pileg sampai Pilpres sekaramg,” beber Hardianitus.
Menurut Hardianitus, KPPN meminta lampiran kerja PPL dalam pencairan anggaran investigasi memang masuk akal saja. Karena secara logikanya orang bekerja harus ada laporan. Seharusnya PPL tanpa harus dikonfirmasi pun harus mengerti dan melaporkan kerjanya masing-masing “Karena tak ada format baku dari Panwas tentang hasil kenerja PPL. Selama ini yang menjadi salah pengertian mereka adalah formulir format model C1 dianggap dari Panwas, padahal itu merupakan format dari KPU yang diberikan kepada KPPS. Jadi PPL harus pro aktif meminta format C dan C1 dan itulah yang dijadikan laporan PPL,” terang Hardianitus.
Ia menegaskan, selama ini sudah sering menghimbau di media cetak maupun saat pelantikan PPL agar mereka pro aktif untuk meminta formulir format C dan C1 di masing-masing KPPS. Nah jika memang saat ini mereka belum mempunyai laporan seperti yang tertuang di format C dan C1 bisa meminta di PPS mereka masih menyimpan. “Nah sekarang inilah yang sedang diurus, untuk pencairan uang investigasi pengawasan,”tandas dia. (rie)
NGABANG. Tahun ini sebanyak 12 desa di lima kecematan di Kabupaten Landak menerima proyek CWHS (Community Water Supply and Health) atau sarana air bersih. Adapun lokasi desa yang sudah ditetapkan dalam Surat Keputusan Tim Koordinator Kabupaten (TKK) Landak diantaranya, Desa Ambarang, Sungai Kelik, Engkadu Kecamatan Ngabang. Rees dan Sepahat Kecamatan Menjalin. Senakin, Keranji Mancal, Aur Sampuk Kecamatan Sengah Temila. Pongok, Ngarak Kecamatan Mandor. Sebaka, Tunang Kecematan Mempawah Hulu.
“Tapi ada beberapa desa yang mengundurkan diri, seperri Desa Aur Sampuk karena berdasarkan cakupan air di daerah setempat sudah mencukupi, dan dialihkan di Desa Sidas. Kemudian Desa Ngarak, warga belum siap untuk menerima program ini dan menjadi cadangan akan dilaihkan di Desa Simpang Kasturi,” kata Ketua TKK Landak, Alpius,S.Sos saat rapat pleno pemaparan dan pengesahan rencana kerja masyarakat desa lokasi CWSH Landak tahun 2009 di aula kecil kantor bupati, Jumat (10/7) kemarin.
Dikatakanya, proyek CWHS ini dikejakan swakelola oleh masyarakat, bahkan penetapannya juga melalui beberapa penilaian dengan kretaria seperti jumlah kepala keluarga di desa yang bersangkutan, tingkat kemiskinan, akses masyarakat penyediaan sarana air bersih, kejadian penyakuit terkait penggunaan dan penyediaan air pada satu tahun terakhir serta ketersediaan potensi sumber air. “Jadi dari 12 desa yang sudah kita tetapkan diharapkan siap menerima proyek ini,” tegas Alpius yang juga menjabat Kepala Bappeda Landak ini.
Senada diungkapkan Sekretaris TKK Landak, Sophia Tjakra bahwa tahun ini memang Landak menerima proyek CWSH sebanyak 12 edsa di lima kecamatan. Bahkan tahun 2008 lalu juga sudah terlaksana lima kecamatan dan hasilnya saat ini sudah bisa dinikmati masyarakat. “Kalau mau cek silahkan, saat ini warga sudah menikmati saran air bersih sampai di rumahnya masing-masing,” ujarnya. (rie)
Copyright © 2009 www.harianequatorlandak.blogspot.com. All Rights Reserved. by Templates Jaring Borneo